Angklung merupakan alat musik tradisional yang asalnya dari Provinsi Jawa Barat. Alat musik angklung ini sudah mulai dikenal oleh masyarakat dunia.
Kata angklung ini berasal dari kata angka yang memiliki arti sebagai nada dan lung memiliki arti sebagai pecah. Sehingga, angklung ini merujuk pada sebuah nada yang pecah atau nada tidak lengkap.
Namun berbeda dengan bahasa Sunda, angklung ini berasal dari kata angkleung-angkleungan yang memiliki arti sebagai gerakan pemain angklung dan membentuk suara klung yang dihasilkannya.
Cara memainkan alat musik angklung ini yaitu bisa dengan satu tangan memegang bagian atas angklung dan tangan lainnya memegang bagian bawah dari sisi lain angklung tersebut lalu menggoyangkannya.
Alat musik yang terbuat dari bambu ini harus digoyangkan untuk bisa menghasilkan sebuah nada.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, angklung merupakan alat musik tradisional yang dibuat dari tabung bambu.
Terdapat beragam jenis alat musik angklung, yaitu Angklung Kanekes, Dogdog Lojor, Gubrag, Badeng, Buncis, Modern Pak Daeng.
Angklung ini berbeda dengan alat musik lainnya yang dipukul atau ditiup, cara memainkan angklung terbilang cukup unik karena dilakukan dengan cara digoyangkan atau digetarkan.
Angklung ini terdiri dari dua, tiga atau empat bambu dengan susunan dua, tiga serta empat nada. Bambu yang digunakan untuk membuat angklung ini adalah awi wulung atau bambu hitam dan awi temen atau bambu putih.
Jika dilihat dari sejarahnya, pada abad ke-12 hingga ke-16 terdapat kerajaan Sunda di nusantara dan situlah asal-usul terciptanya aangklung dipercaya lahir pada masa tersebut.