Wayang adalah salah satu seni pertunjukan tradisional yang secara filosofi merupakan cerminan dari sifat yang ada dalam diri manusia, seperti kemarahan, kebajikan, keserakahan dan lainnya. Wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang. Oleh karena itu wayang dianggap memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia.
Fungsi Wayang
Wayang mulai dikenal dan berkembang di Nusantara sejak 1500 SM sebagai bagian ritual. Wayang digunakan sebagai sarana memahami suatu tradisi, pendekatan kepada masyarakat, penerangan dan penyebarluasan nilai-nilai. Sedangkan wayang sebagai media hiburan difungsikan sebagai sarana hiburan, tontonan bagi masyarakat yang bisa digunakan berbagai macam keperluan sarana hiburan.Bahkan, pada era yang lebih modern, wayang lantas digunakan sebagai media propaganda politik.
Dalam setiap pertunjukkan, wayang sebagai seni budaya selalu menampilkan kemampuan sebagai tontonan, tatanan dan tuntunan. Seni pertunjukan wayang biasanya didukung oleh beberapa pendukung pertunjukan.
a. Dalang, sebagai aktor utama dalam pertunjukan wayang. Dalang berperan sebagai sutradara, pemimpin jalannya pertunjukan, sekaligus memainkan seluruh gerak peraga tokoh wayang yang ditampilkan.
b. Juru Kawih, sebagai vokalis untuk mengiringi pertunjukan wayang.
c. Condoli, sebagai pembantu dalam membawa dan mengambil wayang yang dibutuhkan dalang dan menyimpannya sehingga perubahan tokoh yang dimainkan dalam setiap adegan berjalan lancar.
Pertunjukan wayang juga diiringi oleh irama musik gamelan yang terdiri dari seperangkat alat musik antara lain: rebab, gendang, saron, bonang, ketuk gambang, penerus, jengglong, dan goong.