Teknik kultur jaringan merupakan salah satu metode perkembangbiakan tumbuhan dengan cara vegetatif buatan. Terdapat 7 macam teknik pada kultur jaringan diantaranya Kultur meristem, kalus, Suspensi Sel, protoplas, endosperm, embrio, anther dan pollen.
1. Kultur meristem
Kultur meristem adalah kultur jaringan tanaman menggunakan eksplan dari jaringan meristem. Salah satu jaringan meristem yang dapat digunakan sebagai eksplan untuk kultur jaringan adalah tunas apikal mahkota nanas. Langkah kultur meristem ada 5 yaitu pemilihan eksplan, sterilisasi eksplan, penanaman meristem, perbanyakan secara in-vitro, aklimatisasi.
2. Kultur Kalus
Kultur kalus adalah kultur yang diambil dari bagian eksplan setelah membentuk kalus. Dalam teknik kultur jaringan kalus biasanya dihindari karena dapat menimbulkan variasi. Kadang – kadang eksplan menghasilkan kalus, bukan tunas baru, khususnya jika diberikan hormon dengan konsentrasi tinggi pada media.
3. Kultur Suspensi Sel
Kultur Suspensi Sel merupakan hasil dari kultur kalus, dimana kalus biasanya didefinisikan untuk kumpulan sel – sel yg belum berdiferensiasi, jika ini dipisahkan dalam kultur cair maka disebut kultur suspensi. Kultur suspensi sel dapat dimanfaatkan untuk memproduksi suatu zat langsung dari sel tanpa membentuk tanaman lengkap baru.
Baca Juga:
Keuntungan Kultur Jaringan dan Tahapan yang Dilakukan
4. Kultur Protoplas
Kultur protoplas merupakan langkah lanjutan dari kultur suspensi sel dimana dinding sel dari sel – sel yang disuspensikan dihilangkan dengan menggunakan enzim untuk mencerna selulosa sehingga didapatkan protoplasma, yaitu isi sel yang dikelilingi oleh membran semipermeabel. Dengan penghilangan dinding sel, materi asing dapat dimasukkan, termasuk materi genetik dasar DNA dan RNA, atau mefusikan sel–sel dari spesies–spesies yang sepenuhnya berbeda.
5. Kultur Endosperm
Kultur endosperm dilakukan untuk menghasilkan tanaman triploid. Pertama kali menginduksi endosperm agar terbentuk kalus, selanjutnya diusahakan agar terjadi diferensiasi, yaitu memacu terjadinya tunas dan akar.
6. Kultur embrio
Kultur embrio adalah teknik untuk menumbuhkan embrio zigotik pada kondisi aseptis dalam medium tertentu sehingga diperoleh bibit tanaman. Kultur embrio dari biji yang masih muda biasanya dilakukan untuk menyelamatkan embrio pada fase awal perkembangannya. Pada spesies tertentu perkecambahan sulit terjadi secara in vivo sehingga kultur embrio dilakukan untuk terjadinya perkecambahan.
7. Kultur anther dan pollen
Kultur anther atau juga dinamakan pollen diambil dari bunga yang masih kuncup. Menariknya disini adalah produksi embrio haploid yaitu embrio yang hanya memiliki 1 set dari pasangan kromosom normal. Ini dihasilkan dari jaringan gametofitik pada anther. Jumlah kromosom dapat digandakan kembali dengan pemberian bahan kimia seperti kolkisin, dan tanaman yang dihasilkan akan memiliki pasangan kromosom identik, homozigot. Produksi kalus dan embrio somatik dari kultur anther dan pollen telah berhasil dilakukan pada berbagai spesies.