Pernah mendengar tentang sinar X, atau X-Ray, atau Rontgen (ronsen)? Teknologi hebat ini telah membantu dokter menyelamatkan jutaan umat manusia selama lebih dari seratus tahun setelah ditemukan. Namun tahukah kamu, sebenarnya X-Ray ditemukan secara tidak sengaja di sebuah laboratorium di kota kecil di Jerman!
X-ray pertama kali diperkenalkan oleh seorang profesor dari Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen. Jika kalian bertanya-tanya mengapa teknologi ini dinamakan sinar Rontgen, sekarang pasti sudah mengerti jawabannya.
Baca juga: Anak yang Lahir dengan Operasi Caesar Berisiko Obesitas
Wilhem adalah seorang professor yang lahir pada tahun 1845 di Jerman. Jenjang pendidikannya diperoleh di Belanda dan Jerman. Setelah diangkat menjadi guru besar, alias profesor, Wilhelm dipercaya memimpin fakultas Fisika di beberapa perguruan tinggi di Jerman.
Penemuan besar itu sendiri terjadi pada tahun 1895 di sebuah laboratorium di Wurzburg, Jerman. Wilhelm selalu tertarik dengan kaca dan kristal.
Pada saat itu ia dan beberapa anggota timnya merekayasa sinar katoda yang kemudian disorotkan ke sebuah kaca yang dilapisi beberapa bahan kimia. Di luar dugaan, sinar atau gelombang hasil rekayasa Wilhelm bisa menembus lapisan yang dibuatnya. Padahal cahaya biasa tidak mampu menembusnya.
Dengan segera Wilhelm meninggalkan penelitian awalnya dan fokus pada gelombang jenis elektromagnetik baru yang ditemukannya secara tak sengaja itu.
Karena ia sendiri belum memiliki nama untuk temuannya, maka sinar atau gelombang tersebut dijuluki Sinar X, atau X-Ray.
X-Ray adalah jenis gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang seribu kali lebih rapat dibanding gelombang cahaya pada umumnya. Gelombang X-Ray mampu menembus kulit manusia, namun tidak bisa menembus material yang lebih padat seperti tulang dan logam.
Pemanfaatan X-Ray mulai tersiar luas saat digunakan dalam perang Balkan pada tahun 1897, dua tahun setelah ditemukan. Ini untuk pertama kalinya dokter bisa melihat kondisi dalam tubuh pasien tanpa operasi. Dalam perang, X-Ray membantu tenaga medis menemukan peluru dan tulang yang tak normal di dalam tubuh tentara.
Sejak saat itu X-Ray menjadi sangat populer dan digunakan di seluruh dunia.
Efek Samping
Tentu saja penggunaan teknologi keren ini bukannya tanpa efek samping. Beberapa tahun setelah diperkenalkan, kasus kulit yang mengalami kerusakan serius dan mengalami luka bakar setelah terpapar X-Ray mulai dilaporkan.
Ada lagi laporan yang menyebutkan bahwa pada tahun 1904, seorang asisten Thomas A. Edison yang bernama Clarence Dally meninggal dunia akibat kanker kulit. Diduga kuat karena terlalu sering bekerja dengan X-Ray.
Bahkan pada kurun waktu 1930 hingga 1950-an, di Amerika banyak sekali toko sepatu yang memanfaatkan X-Ray ini. Mereka mengijinkan pelanggan menggunakan X-Ray untuk melihat bentuk tulang di kaki mereka sebelum membeli sepatu. Namun penggunaan semacam ini dihentikan mulai pada 1950.
Wilhelm Rontgen sendiri menerima banyak sekali penghargaan karena penemuannya tersebut. Dan puncaknya pada tahun 1901 ia menerima penganugerahan hadiah Nobel pertama untuk kategori Fisika.
Saat ini X-Ray sudah digunakan di hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari rumah sakit, pemindai logam di pintu masuk gedung, hingga digunakan untuk memeriksa barang bawaan kita di bandara.
Walaupun sangat sukses, karena alasan tertentu, Wilhelm Rontgen tidak pernah mendaftarkan hak paten untuk penemuan X-Ray hingga ia meninggal dunia pada 1923.