Sabtu lalu Indonesia dikejutkan dengan terjadinya
Melansir dari AP, penerbangan Indonesia disebutkan sebagai salah satu penerbangan terburuk. Hal ini dikarenakan catatan kecelakaan pesawat yang lebih banyak jika dibandingkan negara lainnya di satu kawasan ini. Kecelakaan pesawat sebelumnya dikarenakan buruknya pelatihan pilot, kerusakan mekanik, isu pengendalian lalu lintas udara (air traffic control), dan rendahnya kualitas perawatan pesawat.
Walaupun para ahli pesawat mengatakan Indonesia sudah mengalami peningkatan di beberapa tahun terakhir, namun masih ada pertanyaan soal kemajuan pengawasan regulasi penerbangan Indonesia.
Menurut data dari Aviation Safety Network, Indonesia mencatatkan 104 penerbangan komersial dengan jumlah korban tewas mencapai 1.300 orang sejak 1945. Hal ini membuat Indonesia dicap sebagai negara yang memiliki penerbangan terburuk di Asia.
Bahkan Amerika Serikat melarang pesawat Indonesia beroperasi di negaranya sejak 2007-2016 karena kurang dalam beberapa bidang, seperti keahlian teknis, personel terlatih, prosedur penyimpanan dan inspeksi. UNI Eropa memiliki larangan serupa dari 2007 hingga 2018.
Kenapa Banyak Kecelakaan Pesawat Terjadi?Berikut hal-hal yang kerap menjadi tanda tanya masyarakat, mengutip dari AP.
Ini disebabkan kombinasi kondisi ekonomi, sosial dan letak geografis.
Di awal tahun penerbangan Indonesia booming, usai jatuhnya Pemerintahan Soeharto di akhir 1990-an yang membuka ekonomi setelah beberapa dekade kediktatoran. Hanya ada sedikit regulasi yang mengatur pengawasan industri penerbangan.
Penerbangan budget (dengan harga murah) membanjiri pasar, yang membuat moda transportasi pesawat menjadi hal yang lumrah digunakan rakyat untuk melakukan perjalanan. Sementara di beberapa daerah masih minim infrastruktur transportasi yang efisien dan aman.
Apakah Penerbangan Indonesia Sudah Membaik?
Editor In Chief dari AirlineRatings.com, Geoffrey Thomas mengatakan kondisi penerbangan Indonesia sudah jauh membaik.
"Keterlibatan dengan industri telah meningkat dengan signifikan, dan pengawasan menjadi lebih ketat," katanya, mengutip AP, Senin (11/1/2021).
Hal ini melibatkan inspeksi pesawat yang rutin, penguatan regulasi fasilitas perawatan dan prosedur, serta pelatihan pilot yang lebih baik.
Bahkan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat menganugerahi penerbangan Indonesia dengan rating Kategori 1 di 2016. Ini menunjukkan penerbangan Indonesia sudah sesuai dengan standar keamanan International Civil Aviation Organization (ICAO).
Alasan di Balik Kecelakaan Terakhir?
Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena, mengatakan kondisi pesawat masih baik. Pesawat sudah berusia 26 tahun dan sebelumnya digunakan oleh maskapai di Amerika Serikat. Sebelumnya pesawat itu juga sudah melakukan penerbangan di hari yang sama.
Kapan Hasil Investigasi Ini Bisa Diketahui Publik?
Saat ini kondisi lokasi black box sudah diketahui. Jajaran yang terlibat tengah berupaya untuk mengambil rekaman penerbangan pesawat dan rekaman suara itu dari perairan. Beberapa material sisa pesawat sudah diangkat dari perairan.
Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman mengatakan investigasi seperti ini butuh waktu cukup lama, bisa mingguan hingga bulanan. Seharusnya ada laporan sementara dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam waktu satu bulan.
"Analisis bisa dimulai dari report itu nantinya," kata Gerry.