SUDAH 10 bulan lamanya seluruh kompetisi sepakbola di Indonesia ditangguhkan.
Hal ini jelas meresahkan klub-klub di Liga 1 yang masih menanti kepastian kapan kompetisi akan kembali bergulir.
PSSI dan PT LIB selaku operator Liga pun sampai saat ini belum mendapatkan izin keramaian dari pihak kepolisian dengan dalih pandemi Covid-19 yang masih merebak di Indonesia.
Beberapa klub bahkan memutuskan untuk membubarkan tim akibat kejelasan yang masih abu-abu ini.
Rencananya, Borneo FC Samarinda hendak mengumpulkan tim dan melakukan persiapan pada pertengahan Januari ini.
Namun, dengan keputusan yang masih menjadi tanda tanya bagi semua pihak ini, rencana ini pun sepertinya akan dimundurkan.
Presiden Klub Borneo FC Samarinda, Nabil Husien Said Amin, berharap agar keputusan terkait nasib kompetisi bisa segera terjawab agar timnya bisa mempersiapkan diri apapun nanti hasilnya.
“Yang jelas semua butuh persiapan dan tak bisa dilakukan secara dadakan. Kami pun tak bisa melakukan planning persiapan secara mendadak, karena semua harus terprogram,” ucapnya.
Situasi saat ini menurut Nabil jelas sangat merugikan klub. Tanpa berjalannya kompetisi, membuat klub sama sekali tak mendapatkan pemasukan.
Namun, klub tetap harus membayar gaji para pemain, pelatih dan ofisial meski hanya 25 persen.
Hal ini jelas membuat Nabil harus memutar otak untuk tetap bisa memenuhi kewajibannya untuk menghidupi klub.
“Semua tim sekarang megap-megap mencari dana untuk menghidupi tim. Sementara kompetisinya tak berputar sama sekali," katanya.
"Kami sebenarnya ingin menggelar latihan di tengah Januari ini. Namun semuanya harus kami ubah, karena taka da kejelasan sama sekali,” sambungnya.
Nabil mengaku sangat siap dengan apapun keputusan yang akan diberikan terkait kelanjutan kompetisi.
Sebab, jawaban ini sudah sangat ditunggu-tunggu tak hanya oleh Nabil, tetapi juga seluruh elemen yang turut andil dalam ekosistem sepakbola Indonesia ini.
“Mau lanjut atau tidak, itu yang kami tunggu. Semoga saja ada kejelasan dalam waktu dekat,” ujarnya.***