Memasuki musim hujan, salah satu penyakit yang kerap dialami oleh masyarakat adalah flu dan batuk. Di satu sisi menimbulkan kekhawatiran lantaran batuk juga menjadi salah satu gejala yang paling umum ditemukan pada COVID-19.
Walaupun tidak semua jenis bantuk dapat menjadi gejala COVID-19, identifikasi dini menjadi hal yang penting untuk dilakukan guna menangani risiko penyebaran dan potensi komplikasi akibat COVID-19. Lalu bagaimana membedakan batuk biasa dengan batuk yang merupakan gejala COVID-19?
Pada batuk "biasa", penyebabnya virus penyebab flu berasal dari golongan rhinovirus. Virus ini menyebar dari manusia ke manusia dan paling sering menyerang anak-anak atau remaja. Infeksi rhinovirus bisa terjadi sepanjang tahun, tapi paling sering di musim hujan. Sama seperti COVID-19, virus ini juga menyerang saluran pernapasan. Namun ada perbedaan yang cukup signifikan antara batuk "biasa" dengan batuk gejala virus corona.
Dikutip dari Medical Daily, Maja Husaric dan Vasso Apostolopoulos dari Universitas Victoria menjelaskan bahwa batuk yang merupakan gejala COVID-19 cenderung kering, persisten dan membuat orang sesak napas. Hal ini dikarenakan COVID-19 mengiritasi jaringan paru-paru.
Walaupun batuk kering identik dengan gejala COVID-19, batuk kering juga dapat disebabkan akibat penuomonia atau peradangan kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Untuk mengidentifikasi apakah batuk yang Anda alami merupakan gejala virus corona atau bukan, periksalah frekuensi batuk yang Anda alami.Batuk yang disebabkan oleh COVID-19 pada umumnya tidak menghasilkan dahak dan bermula dari belakang tenggorokan dan menyebabkan suara serak. Hal inilah yang membedakan batuk pada umumnya dengan batuk sebagai gejala COVID-19.
Jika seseorang mengalami batuk kering yang terjadi terus menerus sampai menganggu Anda beraktivitas, maka orang tersebut berpotensi terkena COVID-19. Terutama mereka yang diketahui memiliki kontak dengan pasien positif COVID-19 sebelumnya.
Tak hanya batuk, gejala COVID-19 lainnya adalah demam yang lebih dari 37,8 derajat celcius. Gejala yang pada umumnya juga ikut muncul yaitu sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, dan kehilangan kemampuan untuk membaui dan merasakan.