Pencak silat adalah sebuah ilmu bela diri yang berasal dari indonesia yang bertujuan sebagai pertahanan diri dan kemadirian. Induk organisasi pencak silat di indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang diresmikan tanggal 28 Oktober 1988.
Menurut ahli sejarah, pencak silat pertama kali ditemukan di Riau pada zaman Kerajaan Sriwijaya di abad ke VII, kemudian menyebar ke Semenanjung Malaka dan Pulau Jawa.
Unsur Pencak Silat
Pencak silat memiliki beberapa unsur di dalamnya yakni terdapat kesenian, olahraga, bela diri, persaudaraan menuju persatuan dan pendidikan mental rohani.
Makna nilai yang terkandung dalam pencak silat yaitu :
1) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2) Cinta Tanah Air dan Bangsa,
3) Kesehatan dan kebugaran,
4) Membangkitkan rasa percaya diri,
5) Melatih ketahanan mental,
6) Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi,
7) Membina spotifitas dan jiwa ksatria,
8) Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan pencak silat mengajarkan sifat dan sikap taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas.
Tingkatan dalam Pencak Silat
-
1. Pemula
Mempelajari semua tahap dasar.
-
2. Menengah
Difokuskan pada semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan bakat pesilat mulai terlihat.
-
3. Pelatih
Hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula dan menengah.
-
4. Pendekar
Pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu ilmu rahasia tingkat tinggi.
Teknik-Teknik dalam Pencak Silat
-
1. Teknik Dasar
-
Kuda-kuda
-
Sikap Pasang
-
Gerak Langkah
-
Jurus
-
2. Teknik Serang
-
Pukulan
-
Tendangan
-
Tangkisan
-
Bantingan
Perlengkapan Gelanggang Pencak Silat
Setiap pertandingan tentu memiliki perlengakapan tersendiri. Begitupun dengan pencak silat, maka inilah beberapa gelanggangan dalam pencak silat di antaranya sebagai berikut :
-
Lantai yang di alasi dengan matras beururan 5 cm ketebalannya dengan panjang dan lebarnaya 10 cm masing – masing. biasanya matras tersebut berwarna hijau muda dengan garis putih tebal 5 cm. bidangnya di bentuk menyerupai lingkaran degan diameter 8 cm dan lingkaran sisi tengah berdiameter 3 cm.
-
Penyediaan meja dan kursi untuk pertandingan
-
Penyediaan meja dan kursi untuk wasit
-
Formulir pertandingan
-
Gong, bel dan jam pertandingan
-
Penyediaan lampu babak
-
Penyediaan lampu isyarat (merah, kuning, biru)
-
Penyediaan bendera kecil (merah dan biru)
-
Alat timbangan
-
Dan lain – lain
b. Perlengkapan Bertanding Pencak Silat
-
Pakaian yang di gunakan untuk pertandingan dengan warna hitam dan sabuk putih serta badge IPSI di kiri.
-
Body protecion yang berwarna hitam (sesuai sstandar IPSI)
-
Gum shil
-
Pelindung persendian
Peraturan Pencak Silat
Aturan bertanding
-
Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan Penak Silat serta yang dimaksud dengan kaidah adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koordinasi dalam melakukan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang.
-
Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang atau pola langkah, serta adanya joordinasi dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah melakukan serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba “ LANGKAH “ jika seorang pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya.
-
Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis akan diberhentikan oleh wasit.
-
Serangan sejenis dengan menggunakan tangan yang dilakukan secara beruntun dinilai satu serangan. Serangan yang dinilai adalah serangan yang menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga dan tersusun dalam koodinasi teknik serangan yang baik.
-
Aba-aba Pertandingan
-
Aba-aba “BERSEDIA” digunakan dalam persiapan sebagai peringatan bagi pesilat dan seluruh aparat pertandingan bahwa pertandingan akan segera dimulai.
-
Aba-aba “MULAI” diguinakan tiap pertandingan dimulai dan akan dilanjutkan, bisa pula dengan isyarat.
-
Aba-aba “BERHENTI” diguinakan untuk menghentikan pertandingan.
-
Aba-aba “PASANG” dan “SILAT” diguinakan untuk pembinaan.
-
Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan memukul gong.
Tata cara pertandingan
-
Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya Wasit dan juri ke gelanggang Wasit Juri memberi hormat dan melapor tentang akan dimulainya pelaksanaan tugas kepada ketua pertandingan.
-
Setiap pesilat yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit, memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada Wasit dan ketua Pertandingan. Selanjutnya kedua pesilat kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan.
-
Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat, seterusnya kedua pesilat berjabatan tangan dan siap untuk memulai pertandingan.
-
Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat mematuhi larangan-larangan yang ditentukan.
-
Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing-masing. Pendamping Pesilat melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan pasal 5 ayat 4.
-
Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang kecuali atas permintaan Wasit.
-
Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing – masing untuk menunggu keputusanpemenang.
-
Selesai Pemberian hormat dan berjabatan tangan.
Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai dalah “Togok” yaitu bagian tubuh kecuali leher keatas dan dari pusat kemaluan.: Dada, Perut (pusat keatas),Rusuk kiri dan kanan, Punggung atau belakang badan. Bagian tungkai dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan antara dalam usaha menjatuhkan tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan.