Petir merupakan sebuah gejala alam yang biasa terjadi dimanapun ketika musim hujan tiba, tak terkecuali di Indonesia. Petir adalah kilatan cahaya putih yang menyilaukan, sementara suara menggelegar yang datang sesudahnya disebut dengan guruh. Petir dan guruh datang beriringan, namun terkadang jeda waktu antara kilatan dan juga suara gemuruh terbilang sesaat. Perbedaan waktu datang ini disebabkan karena perbedaan antara kecepatan suara dan juga kecepatan cahaya.
Petir merupakan simbol dari listrik alam. Penemuan petir sebagai arus listrik dipopulerkan oleh Benjamin Franklin pada tahun 1752 lewat usulan percobaan layangannya yang kontroversial. Franklin mengusulkan untuk menggantung bejana Leyden, sebuah alat untuk menyimpan arus listrik, pada benang sutera layangan yang diterbangkan ketika cuaca berpetir.
Rancangan percobaannya ini dimodifikasi oleh Thomas-François Dalibard dengan membuat sebuah instrumen mirip penangkal petir modern. Ia mengamati munculnya percikan api yang dihasilkan oleh batang besi terisolasi ketika awan petir berada di dekatnya, lantas, menyimpulkan bahwa petir adalah arus listrik.
Bagaimana proses terjadinya petir?
Petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Terjadinya petir juga melalui beberapa proses.
Ketika awan dipenuhi dengan muatan listrik, muatan positif akan terbentuk pada bagian atas awan dan muatan negatif akan berada di bagian bawah awan. Ketika muatan positif dan muatan negatif semakin besar dan menjadi cukup besar, akan terjadi percikan besar antara awan. Biasanya petir terjadi di antara awan, namun terkadang terjadi antara awan dengan permukaan bumi.
Muatan positif yang muncul pada permukaan bumi akan menarik muatan negatif pada bagian bawah awan. Muatan positif pada permukaan bumi akan terkumpul pada sesuatu yang menonjol, seperti pohon, bangunan, surja petir bahkan manusia. Ketika muatan positif pada permukaan terhubung dengan muatan negatif pada awan, percikan besar akan terjadi. Percikan tersebut merupakan petir yang biasa kita lihat.
Jadi pada dasarnya, petir merupakan fenomena listrik statis yang terjadi secara alami dengan cakupan yang besar. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa listrik statis merupakan fenomena kelistrikan tanpa adanya perpindahan muatan listrik. Sementara listrik yang biasa kita gunakan di rumah merupakan listrik dinamis, yang ditransmisikan dari pembangkit-pembangkit, kemudian didistribusikan ke setiap rumah melalui saluran konduktor.
Apa dampak dari petir?
Beberapa dampak sambaran petir yang dapat dirasakan antara lain sebagai berikut:
-
Menimbulkan konsleting listrik
-
Menimbulkan kebakaran
-
Mengganggu sistem komunikasi