Gulma merupakan suatu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan berada dilahan pertanian dikarenakna gulma ini dapat menurunkan hasil yang dapat dicapai oleh tanaman produksi. Keberadaan dari gulma ini sangat mengganggu tanaman produksi disebabkan karena gulma ini mengganggu pertumbuhan dari tanaman produksi.
Jenis-Jenis (Klasifikasi) Gulma
Dibawah ini akan dijelaskan Macam jenis gulma dengan beberapa dasar, diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan karakteristiknya
Dengan berdasarkan karakteristiknya gulma ini dibedakan menjadi:
Rumput
Gulma merupakan jenis rumput memiliki ciri berdaun sempit seperti teki namun tetapi menghasilkan stolon. Stolon di dalam tanah tersebut memiliki bentuk jaringan rumit yang sulit diatasi dengan secara mekanik. Kebanyakan dari golongan gulma rerumputan berasal dari famili gramineae (poaceae). Contoh dari gulma rerumputan ialah Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus.
Gulma rerumputan ini memiliki ukuran yang bervariasi. Mulai dari tegak, menjalar, hidup semusim, atau juga bahkan tahunan. Batang rerumputan ini disebut dengan sebutan culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua (2) buku pada tiap-tiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yakni pelepah daun serta juga helaian daun.
Teki
Gulma yang satu ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanisme, sebab memiliki umbu batang di dalam tanah yang bisa bertahan selama berbulan-bulan. Contohnya dari teki ini adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
Kebanyak dari golongan teki-tekian ini berasal dari famili Cyperaceae. Dilihat dari penampakannya, jenis gulma yang satu ini mempunyai bentuk hampir mirip seperti golongan rerumputan. Perbedaannya itu terletak dari bentuk batangnya. Golongan teki-tekian mempunyai batang berbentuk segitiga. Selain dari itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh daru golongan teki-tekian ubua Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Gulma daun lebar
Kelompok gulma daun lebar ialah ordo Dicotyledoneae. Umumnya gulma daun lebar ini tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama ini berupa kompetisi cahaya. untuk kelompok gulma yang satu ini antara lain ialah Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum.
Berdasarkan Habitat Tumbuhnya
Dengan berdasarkan habitat tumbuhnya, gulma ini dapat dibedakan menjadi gulma darat serta juga gulma air.
Gulma Darat
Gulma darat merupakan gulma yang hidup di darat. Gulma darat ini merupakan gulma yang bisa hidup setahun, dua tahun, serta juga tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya juga dapat dengan melalui biji atau dengan cara vegetatif.
Contoh dari gulma darat diantaranya adalah
- Agerathum conyzoides,
- Digitaria spp,
- Imperata cylindrical,
- Amaranthus spinosus.
Gulma Air
Gulma air merupakan gulma yang hidupnya itu berada di air. Gulma air ini dibedakan menjadi 3 jenis, yakni
- gulma air yang hidupnya itu terapung di atas permukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia spp),
- gulma air yang berada di dalam air (Ceratophylium demersum), dan
- gulma air yang muncul ke permukaan namun tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
Cara Pengendalian Gulma
Dibawah ini merupakan cara yang bisa digunakan dalam mengendalikan gulma, diantaranya :
Pengendalian Gulma Secara Preventif
Berikut ini merupakan cara pengendalian gulma dengan secara preventif.
- Membersihkan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma.
- Mencegah pemakaian pupuk kandang yang belum matang.
- Mencegah pengangkutan jarak jauh jerami serta juga rumput-rumput makanan ternak.
- Memberantas gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan.
- Membersihkan ternak yang akan diangkut.
- Mencegah pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya.
Pengendalian Gulma Secara Fisik
Berikut ini merupakan pengendalian gulma secara fisik.
- Pengolahan tanah
Pengolahan tanah tersebut berfungsi untuk memberantas gulma seperti dengan menggunanakan alat bantu seperti cangkul, bajak, traktor, garu. Alat-alat tersebut efektif tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup dari gulma, penyebaran akar, umur, dan ukuran infestasi. - Pembabatan (Pemangkasan, Mowing)
Umumnya pembabatan (pemangkasan/mowing) ini hanya efektif untuk mematikan gulma setahun serta juga relatif kurang efektif untuk gulma tahunan. Cara tersebut efektif jika tergantung pada waktu pemangkasan, interval (ulangan). Sebaiknya, pembabatan tersebut dilakukan pada waktu gulma menjelang berbunga atau juga pada waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat. - Penggenangan
Pemberantan gulma dengan cara ini bisa dilakukan dengan menggenangi sedalam 15 – 25 cm selama 3 – 8 minggu. harus cukup terendam sehingga pertumbuhan gulma itu tertekan. - Pembakaran
Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel ialah 45 – 550 C. Penyebab kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu di atas itu ialah oleh koagulasi pada protoplasmaianya. Pembakaran tersebut mampu mematikan insekta dan juga hama lain serta penyakit seperti contohnya cendawan. Bakteri kekurangan dari sistem tersebut bisa mengurangi kandungan humus atau juga mikroorganisme tanah dan juga dapat memperbesar erosi. - Mulsa (Mulching, Penutup Seresah)
Mulsa ini digunakan dalam mencegah cahaya matahari masuk sampai gulma. Gulma itu tidak melakukan fotosintesis disebabkan karena tidak adanya sinar matahari yang masuk. Kemudian Gulma akhirnya mati serta tumbuh tumbuhan baru (perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yang bisa digunakan untuk mulsa ialah seperti jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik.
Pengendalian Gulma Secara Biologis
Secara biologis (hayati) pengendalian gulma ini dapat dilakukan dengan menggunakan organisme lain, dengan menggunakan organisme lain, seperti misalnya insekta, fungi, bakteri, dan juga sebagainya. Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau juga fungi bisa berpotensi mengendalikan gulma dengan secara biologis.
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
Pengendalian gulma dengan secara kimiawi ialah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Herbisida sendiri merupakan senyawa kimia yang bisa digunakan untuk mematikan atau juga menekan pertumbuhan dari gulma, baik itu dengan secara selektif ataupun non selektif.
Herbisida yang dipilih dapat berupa kontak maupun sistemik. Penggunaan herbisida tersebut dapat digunakan pada saat pratanam, pratumbuh atau juga pasca tumbuh. Penggunaan herbisida tersebut digunakan apabila cara-cara pengendalian gulma yang lainnya tidak berhasil.
Pengendalian gulma dengan secara kimiawi bisa memberikan keuntungan seperti cepat serta juga efektif, terutama untuk areal yang luas. Dampak negatif dari penggunaan herbisida ialah keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap pencemaran lingkungan.