Peneliti sekaligus pakar biomolekular dan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan pihaknya menemukan mutasi virus corona baru di Surabaya dengan tipe Q677H. Hal itu membuat penyebaran virus tersebut lebih cepat.
“Untuk Surabaya ada yang menarik satu, jadi satu mutan yang kami temukan ini ada mutasi kedua. Selain D614G itu ada Q677H, kedua ini saling berdekatan, berdekatan juga dengan protein furin dari sel inang,” ujarnya pada Kamus (3/9/2020).
“Furin ini yang berperan penting sehingga kita perlu pacu juga apakah meningkatnya meluasnya penyebaran oleh D614G ini itu karena memang peran purin semakin kuat membantu spike untuk kemudian menjadi sub unit 1 sub unit 2 sehingga lebih mudah mengikat reseptor. Dan ini kan infektifitinya lebih meningkat. Kunci utamanya kan di spike itu,” tambah Nyoman.
Menurutnya, mutasi virus corona tipe Q677H ditemukan di lokasi spike yang sama dengan mutasi D614H. Mutasi D614G dan Q677H menunjukkan lokasi yang sama dari mutasinya, yakni perubahan asam amino pada lokasi D614G dan Q677H.
Lebih lanjut karena baru ditemukan maka datanya terbatas sehingga mutasi virus baru ini belum tentu di tempat lain ditemukan.
Profesor Nyoman menjelaskan , Tim Peneliti Unair telah mendeteksi pengaruh penyebaran mutan tersebut. Kini tim sedang melakukan blocking di daerah mutasi , namun masih terkendala tidak adanya bahan.
Terkait dominannya kedua mutan, baik Q677H dan D614G, Profesor Nyoman belum dapat memastikannya karena tipe Q677H baru ditemukan.
Diungkapkan juga meski belum ada bukti terhadap peningkatan angka kematian atau lebih berbahaya, namun penyebarannya lebih cepat dengan adanya mutan tersebut.
Nyiman melanjutkan, mutan D614G mengisi 77,5 persen mutasi mutasi D614G dan Q677H, dan telah terjadi di negara lain. Dari data, mutasi Q677H telah ditemukan pada Mei 2020 di enam negara, dan saat ini telah berkembang di 24 negara.
Dari data virus pada database global atau gisaid, keberadaan strain virus ini sudah menyebar dengan cepat. Pasalnya di gisaid sudah hampir 80 persen semua virus terdata, sedangkan karena baru ditemukan di surabaya , untuk mutan Q677H, datanya belum ditemukan.