Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa contoh peristiwa pemantulan bunyi yang terjadi. Peristiwa-peristiwa pemantulan bunyi ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada juga yang bersifat merugikan. Contoh, ketika kamu berbicara dalam ruangan, maka sesaat kemudian terdengar suara dari pantulan bicara kamu. Waktu pantul berlangsung cukup singkat. Gejala ini disebut gaung. Suara pantulan ini akan mengganggu suara aslinya. Sehingga suara asli akanter dengar tidak jelas.
Pemantulan gelombang bunyi pun ada yang bersifat menguntungkan, misalnya penggunaan sonar yang digunakan nelayan untuk mendeteksi keberadaan ikan di bawah kapal mereka. Sebuah sumber bunyi dirambatkan ke dalam air sehingga menjalar ke segala arah. Jika di bawah kapal ada segerombolan ikan, gelombang bunyi akan dipantulkan kembali ke atas dan diterima oleh alat yang dapat menangkap gelombang bunyi pantulan tersebut.
Dengan demikian, pencarian ikan akan lebih efektif. Selain itu nelayan juga dapat memperkirakan kedalaman ikan-ikan tersebut. Pemantulan bunyi pun dapat digunakan untuk menentukan jarak sumber bunyi terhadap pemantul. Persamaan jarak sumber bunyi dan pemantul adalah sebagai berikut.
s = v × t/2
Keterangan:
s = jarak tempuh gelombang bunyi (m)
v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
t = waktu tempuh gelombang bunyi (t)Persamaan tersebut mempunyai penyebut 2 karena gelombang yang diterima merupakan gelombang pantul yang telah menjalar 2 kali jarak antara sumber bunyi dan pemantul.
Permukaan-permukaan keras seperti dinding, lereng gunung akan memantulkan gelombang-gelombang bunyi. Inilah yang menyebabkan kenapa sehingga kita sering mendengar sebuah bunyi yang dipantulkan, setelah bunyi asli mengenai sebuah dinding pemantul. Kita dapat merumuskan sebuah hukum tentang pemantulan bunyi:
- Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang.
- Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Hukum ini hampir sama dengan hukum pemantulan cahaya, lebih disebabkan karena memang keduanya merupakan fenomena gelombang.
- Menetukan Cepat Rambat Bunyi Di Udara
Cepat rambat bunyi di udara dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
v = s / t
dengan v = kecepatan rambat bunyi, s = jarak sumber bunyi dengan pengamat, dan t = waktu tempuh gelombang bunyi untuk sampai ke pengamat.
Misalnya, jarak total yang ditempuh gelombang bunyi ketika merambat ke dinding pemantul dalam waktu 1,2 detik adalah 171 meter, kemudian setelah memantul kembali ke tempat asal dengan menempuh kembali jarak 171 meter. Dengan demikian jarak total yang ditempuh adalah 342 meter. Maka dengan menggunakan rumus diatas, cepat rambat bunyi tersebut adalah:
v = s / t = 342 /1,2 = 285 m/s
- Menentukan kedalaman laut
Penggunaan lain dari gelombang bunyi ini diantaranya adalah dapat digunakan untuk menentukan kedalaman lautan atau sungai bahkan dapat juga digunakan untuk menentukan lokasi dari kawanan ikan dilautan. Cara ini jelas lebih mudah daripada kita harus menyelam ke dasar lautan untuk mengukur kedalamannya. Cara ini dilakukan dengan memancarkan gelombang ultrasonik ke dasar laut dan bunyi pantul diterima oleh reciever (penerima) yang terpasang di kapal. Jika bunyi pantul memerlukan selang waktu lama untuk kembali ke kapal maka ini menunjukkan bahwa lautnya cukup dalam. Jika bunyi pantul kembali ke tempat semula dalam selang waktu cukup singkat maka dapat dipastikan lautan itu adalah lautan dangkal.
Misalnya, sebuah kapal hendak mengukur kedalaman dari lautan yang diarunginya. Gelombang bunyi dpancarkan dari kapal tersebut, dan diterima kembali dalam waktu 2 detik. Seperti yang telah diketahui bahwa, gelombang bunyi mempunyai kecepatan rambat sebesar 1.500 m/s, maka dari informasi ini kita dapat menentukan kedalaman lautan dengan cara:
Jarak yang ditempuh gelombang bunyi = kecepatan x waktu = 1.500 m/s x 2 s = 3000 meter
gelombang bunyi menempuh jarak ke bawah menuju dasar laut dan kembali lagi ke kapal, jadi:
Kedalaman laut = jarak tempuh gelombang bunyi / 2 = 3000 meter / 2 = 1500 meter