Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memuat nilai-nilai luhur sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila adalah buah pemikiran yang digali dari sejarah panjang bangsa Indonesia sendiri.
Seperti yang disampaikan Ir. Soekarno, “Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.”
Pancasila juga disebut sebagai ideologi terbuka. Apa artinya? Berikut penjelasan lengkapnya:
Pengertian Ideologi Terbuka
Ilustrasi Garuda Pancasila. Foto: Shutter Stock
Ideologi terbuka adalah ideologi yang berasal dari hasil konsensus masyarakat itu sendiri. Ideologi terbuka mampu mengikuti perkembangan zaman dan bersifat dinamis.
Secara lebih mendetail, tokoh intelektual Indonesia, Frans Magnus Suseno berpendapat bahwa suatu ideologi dapat disebut sebagai ideologi terbuka, jika:
-
Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat itu sendiri. Artinya, nilai-nilai yang terkandung di dalamya bukan nilai-nilai impor yang datang dari luar. Ideologi terbuka tumbuh dan berkembang dari dalam jiwa-jiwa masyarakat lokal yang murni, sehingga sejak kemunculannya pun dapat diterima oleh segenap elemen masyarakat.
-
Isinya tidak secara langsung operasional namun instruktif dan instrumental. Ideologi terbuka meliputi nilai-nilai yang operasionalisasiannya didahului oleh penjabaran nilai yang lebih instrumental.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Presiden Joko Widodo (tengah) berswafoto dengan sejumlah tokoh usai Upacara Hari Kelahiran Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta (1/6/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Dari penjelasan di atas, maka Pancasila dapat disebut sebagai ideologi terbuka. Sebab, Pancasila bersumber dari budaya Indonesia sendiri. Nilai-nilai Pancasila juga selalu relevan sepanjang zaman.
Dengan demikian, kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjadi acuan dasar dalam menyelenggarakan kehidupan bangsa. Pancasila juga memiliki sifat terbuka pada hal-hal baru sesuai dengan tuntutan zaman, namun tanpa menghilangkan atau mengubah nilai-nilai dasar yang termuat dalam Pancasila itu sendiri.
Dimensi Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Untuk menjadi ideologi terbuka, Pancasila harus mencakup tiga dimensi berikut:
- Nilai Dasar: asas-asas yang diterima sebagai dalil yang mendasar dan mutlak. Kelima nilai dasar Pancasila adalah Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial.
- Nilai Instrumen: Nilai dasar yang dijelaskan secara lebih mendetail seperti dalam UUD 1945 dan undang-undang lainnya. Tujuannya adalah agar masyarakat lebih memahami maksud dari nilai dasar.
- Nilai Praktis: Nilai yang tampak pada perilaku sehari-hari. Contoh nilai praktis di antaranya adalah gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan saling menghormati.