Selama masa pandemi Covid-19, masyarakat perlu rajin menyimpan sayuran sebagai asupan makanan yang bergizi. Sayuran merupakan bahan yang mudah mengalami pembusukan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu sayuran yang memiliki gizi serta serat yang cukup tinggi adalah selada.
Sayuran dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber vitamin, anti-oksidan, dan beberapa senyawa aktif lainnya untuk meningkatkan sistem imuntias. Selada merah mengandung antosianin yang berfungsi sebagai anti-oksidan. Kandungan nutrisi di dalam 100 gram selada merah adalah 1,2 gram protein, 0,2 gram lemak, 2,9 gram karbohidrat, 22 mg kalsium, 25 mg fosfor, 0,5 mg besi, 162 mg vitamin A, 0,04 mg vitamin B, dan 8,00 mg vitamin C.
Di samping itu, kandungan nutrisi lainnya yang sering dibutuhkan dari selada merah adalah kandungan air yang cukup tinggi, bisa mencapai 95—96 persen.
“Kandungan nutrisi dan komponen aktif dalam selada merah berkhasiat bagi kesehatan, terutama meningkatkan sistem imun,” tutur Kepala Balitbangtan Dr. Fajdry Djufry seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.
Namun, salah satu persoalan yang kerap dijumpai adalah sayuran cepat membusuk akibat aktivitas pernapasan daun selada merah yang tidak pernah berhenti sejak dipanen. Hal tersebut menyebabkan kesegaran daun menjadi turun selama penyimpanan.
Penampang daun sayuran yang cukup lebar dan tipis menyebabkan kandungan air di dalam sayuran cepat menyusut dan menyebabkan kerusakan.
Sayuran yang disimpan di suhu ruangan hanya bisa bertahan selama 1—2 hari, sedangkan jika disimpan dalam refrigerator hanya bisa bertahan selam 3 hari. Setelah lebih lama dari jangka waktu tersebut, daun akan melayu karena adanya proses transpirasi selama penyimpanan dan menyebabkan kandungan nutrisinya menurun serta cita rasanya kurang enak.
Kepala Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian (BB Pascapanen) Dr. Prayudi Syamsuri mengungkapkan, salah satu cara untuk mempertahanan kesegaran sayuran adalah dengan mengemasnya menggunakan plastik yang diberi lubang.
Bahan kemasan tersebut dapat menahan keluar masuknya gas agar konsentrasi di dalam kemasan tidak berubah sehingga laju respirasi pada daun menurun, menghambat pertumbuhan mikrobia dan kerusakan yang disebabkan oleh enzim, serta memperpanjang umur simpan.
Plastik yang bisa digunakan adalah plastik polietilen dengan ketebalan 0,05 mm yang diberikan 12 lubang berdiameter 0,5 cm.