Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan berfungsi dalam mengatur segala proses dalam tubuh, termasuk dalam mengatur detak jantung, keseimbangan cairan, tekanan darah, keseimbangan hormon, dan suhu tubuh. Otak juga merupakan organ yang bertanggung jawab dalam terjadinya gerakan, kognisi, kemampuan belajar, mengingat, emosi bahkan kesehatan manusia. Sayangnya, tanpa kita sadari, beberapa hal kecil yang kita lakukan sehari-hari ternyata dapat merusak otak dan mengganggu fungsinya.
Semua yang Anda lakukan akan mempengaruhi tubuh Anda.
Pernahkah Anda merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan mudah lupa? Mungkin salah satu penyebabnya adalah Anda lupa untuk merawat bagian penting dari tubuh Anda, yaitu otak Anda.
Sebuah studi menyatakan bahwa kebiasaan buruk yang Anda lakukan dapat merusak sel-sel otak baik dalam jangka pendek ataupun panjang. Hal tersebut juga dapat mengarah ke perkembangan penyakit degeneratif pada tubuh. Oleh karea itu, kita harus mengetahui kebiasaan apa yang dapat merusak sel-sel otak Anda. Kebiasaan yang dapat merusak otak:
1. Tidak sarapan
Sarapan merupakan hal terpenting untuk dilakukan sebelum memulai kegiatan sehari-hari. Membiasakan diri dengan sarapan di pagi hari dapat mempengaruhi kinerja, daya tahan, dan situasi emosional. Melewatkan sarapan dapat menyebabkan Anda kekurangan energi, kehilangan konsentrasi dan memori, suasana hati yang buruk, kinerja fisik dan intelektual miskin. Terlebih, kebiasaan melewatkan sarapan ternyata dapat membuat gula darah rendah, sehingga membuat tubuh kekurangan zat gizi yang dibutuhkan oleh otak. Dan pada akhirnya, kebiasaan tersebut dapat merusak otak dalam jangka panjang. Sebagai contoh, sebuah studi di Jepang di lebih dari 80.000 orang menemukan bahwa melewatkan sarapan meningkatkan risiko mengalami stroke dan tekanan darah tinggi.
2. Konsumsi terlalu banyak gula
Ternyata, terlalu banyak gula atau mengonsumsi makanan/minuman manis dapat menghambat penyerapan protein dan zat gizi dalam tubuh. Akibatnya, perkembangan otak dapat terhambat dan memungkinkan untuk terjadinya kekurangan gizi (malnutrisi).
3. Kebanyakan makan
Tidak ada yang salah dari hobi makan. Hanya saja, yang harus diperhatikan adalah, ternyata makan berlebihan dapat menyebabkan akumulasi zat sisa dalam bentuk lemak dan pengerasan arteri serebral, yang berdampak pada menurunnya kekuatan mental Anda. Sebuah studi yang dilakukan oleh Program Neuroscience di Penyalahgunaan Zat di Universitas Vanderbilt menemukan bahwa orang yang secara teratur makan makanan berlemak secara berlebihan dapat menderita kerusakan di otak. Hal tersebut dapat menyebabkan otak untuk mengirim sinyal untuk terus makan, meskipun orang tersebut sebenarnya sudah kenyang.
4. Merokok
Merokok bukan hanya membahayakan paru-paru saja, namun juga dapat merusak otak karena kebiasaan merokok ternyata dapat mengurangi asupan oksigen ke otak. Merokok juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit Alzheimer dan mengganggu mengganggu reproduksi DNA yang benar, karena amina heterosiklik yang dilepaskan selama pembakaran rokok mengarah ke mutasi yang menyebabkan sel-sel kanker.
5. Kurang tidur
Kita semua tahu bahwa setiap orang setidaknya membutuhkan tidur kurang lebih 8 jam per hari untuk beristirahat. Tidur yang kurang ternyata dapat mempercepat kematian sel-sel otak dalam jangka waktu yang pendek, dan akan membuat Anda cepat merasa lelah dan memiliki suasana hati yang buruk setiap harinya. Oleh karena itu, untuk menghindari gangguan tersebut penting untuk selalu mendapatkan tidur malam yang baik.
6. Menutup kepala saat tidur
Tidur dengan kepala Anda tertutup dapat meningkatkan konsentrasi karbon dioksida dan mengurangi jumlah oksigen pada otak yang dapat menimbulkan efek berbahaya pada otak.
7. Minum alkohol
Alkohol dapat merusak organ tubuh, terutama sistem saraf, hati, dan jantung. Hal tersebut akan berdampak pada reaksi kimia yang terjadi di otak. Alkohol dapat mempengaruhi otak dalam banyak hal, seperti gangguan memori dan memperlambat waktu reaksi.
8. Kurangnya integrasi sosial
Psikolog umumnya sepakat bahwa otak kita berfungsi terbaik ketika kita memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Kurangnya kontak sosial dapat menyebabkan depresi, perasaan kesepian, dan bahkan mempengaruhi kemampuan kita untuk mengingat banyak hal. Biasanya, anak-anak yang tidak mendapatkan kontak sosial yang cukup dengan orang tua dan rekan-rekan mereka lebih mungkin untuk mengembangkan masalah psiko-sosial. Sementara itu, pada orang dewasa, kurangnya integrasi sosial juga dapat menyebabkan membentuk kebiasaan buruk seperti minum-minuman keras dan penyalahgunaan narkoba.