Ejaan ialah keseluruhan dari peraturan soal bagaimana yang menggambarkan soal lambang–lambang dari bunyi ujaran. Ejaan juga yang mengatur soal bagaimana interelasi diantara lambang – lambang itu ke dalam sebuah bahasa.
Ejaan yang Disempurnakan atau yang disingkat EYD ialah sistem ejaan yang sudah resmi di Indonesia. EYD yang mengatur soal pemakaian huruf, penulisan dari unsur serapan, penulisan kata, serta pemakai tanda baca
Aturan Dalam EYD
1. Penulisan Huruf
Aturan didalam penulisan huruf yang ditujukan didalam aturan huruf kapital, huruf miring, bentuk ulang, penulisan kata, serta gabungan kata, kata ganti, kata si dan sang, kata depan, serta partikel.
Huruf kapital
Pemakaian huruf kapital sebagai suatu huruf pertama, yang terletak diawal kalimat; yang kemudian pada awal petikan kalimat langsung; kata ataupun ungkapan yang sudah berkaitan dengan Tuhan, kitab suci, serta sebagai kata ganti bagi Tuhan.
Nama gelar, keturunan, kehormatan, keagamaan, yang selalu diikuti dengan nama, dan pemakaian huruf kapital pada awal kata. Tapi, ada juga yang tak memakai huruf kapital pada awal kata, apabila gelar kehormatan, keturunan, serta keagamaan tersebut tak diikuti dengan nama orang.
Huruf kapital pada awal kata juga dipakai untuk nama pangkat, jabatan yang sudah diikuti dengan nama orang. Selain dari nama orang, juga nama yang digunakan sebagai pengganti untuk orang yang tertentu, nama tempat ataupun nama instansi.
Berbeda saat nama jabatan serta pangkat tak diikuti dengan nama orang, nama sebuah tempat, serta nama instansi, jadi tak perlu memakai huruf kapital pada awal kata. Huruf pertama pada sebuah nama bangsa, suku bangsa, serta bahasa, juga memakai huruf kapital di awal.
Tapi, saat dipakai sebagai sebuah kata turunan agar menunjukkan sebuah suku, bangsa, serta bahasa, maka tak perlu dipakai huruf kapital. Penulisan dari nama hari, bulan, hari raya, tahun, serta peristiwa sejarah juga memakai huruf kapital pada awal kata.
Tapi, apabila peristiwa sejarah tak memakai nama, maka tak perlu untuk dituliskan dengan memakai huruf kapital. Dalam hal yang sudah terkait dengan segala kondisi geografi, saat menunjukkan sebuah kekhasan dari geografi, jadi perlu memakai huruf kapital.
Apabila istilah pertama serta istilah geografi tak menjadi unsur dengan nama diri, jadi tak perlu memakai huruf kapital, contohnya saja mendaki gunung. Sama dengan halnya nama jenis dan nama geografi, maka tak perlu memakai huruf kapital.
Kata yang ada didalam nama buku, surat kabar, majalah, judul karangan, memakai huruf kapital untuk huruf pertama. Tapi, apabila di depan nama itu ada di, ke, dari, dan, yang, jadi tak perlu memakai huruf kapital.
Huruf miring
Pemakaian huruf miring untuk: pertama, menuliskan sebuah nama buku, majalah, serta surat kabar yang sudah dikutip didalam sebuah tulisan.
Kedua, menuliskan sebuah nama ilmiah ataupun istilah asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Ketiga, menegaskan ataupun mengkhususkan dihuruf, bagian kata, kelompok kata dan kata
Bentuk ulang
Bentuk ulang yang dituliskan dengan lengkap dengan memakai tanda penghubung (-).
Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya
Penggunaan kata ku serta kau dituliskdan dengan cara bergabung dengan kata yang akan mengikutinya.
Pemakaian ku, mu, serta nya dituliskan dengan cara bergabung dengan kata yang sudah mendahului.
Kata si dan sang
Pemakaian kata si serta sang ditulis dengan terpisah dari kata–kata yang sudah mengikutinya.
Penulisan kata
Penulisan kata yang ada di sini dibagi dari kata dasar serta kata turunan. masing-masing sudah dijelaskan sebagai berikut.
- Kata dasar. Penulisan dari kata dasar ialah satu kesatuan.
- Kata turunan. Kata turunan yang di jelaskan lagi didalam bentuk imbuhan, baik awalan, akhiran, ataupun sisipan yang harus dituliskan dengan cara digabungkan dengan kata dasar. Selanjutnya, digabungankan dengan kata, yang di mana imbuhan itu dituliskan dengan cara digabung dengan kata yang sudah mendahului ataupun yang mengikutinya. Apabila semua digabungkan dari kata yang mendapatkan imbuhan secara bersamaan, jadi penulisannya dengan cara serangkai, contohnya dipermasalahkan.
- Apabila salah satu dari unsur yang sudah terkandung didalam partikel asing ataupun gabungan kata dipakai sebagai kombinasi, maka partikel itu harus dituliskan serangkai dan menjadi kata dasar, contoh: antar kelas.
Baca Juga :
30 Ejaan Bahasa Indonesia yang Baik & Benar, Kamu Sudah Tahu?
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL ( EYD : Ejaan Yang Disempurnakan)
Gabungan kata
Gabungan kata itu dibagi menjadi 3, yakni pertama, gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk. Bahkan yang sudah tergolong dengan istilah – istilah yang sifatnya khusus, unsur – unsurnya yang dituliskan secara terpisah.
Kedua, gabungan dari kata yang termasuk kepada istilah khusus yang memungkinkan bisa menimbulkan sebuah kesalahan pengertian bisa dituliskan dengan memakai tanda penghubung. Tujuannya agar menegaskan pertalian pada unsur – unsur yang sedang bersangkutan.
Ketiga, gabungan kata yang sudah dituliskan dengan cara serangkai, contohnya manasuka, matahari.
Kata dengan di, ke, dan dari
Pemakaian kata depan di, ke, serta dari, apabila diikuti dengan kata yang menunjukkan sebuab tempat, jadi dituliskan secara terpisah dari kata-kata yang mengikutinya.
Tapi, apabila kata itu lazim untuk dipakai di dalam gabungan kata, jadi pemakaian di, ke, dan dari yakni disambung.
2. Singkatan/ Akronim
Singkatan ialah sebuah bentuk yang sudah dipendekkan, terdiri atas satu huruf ataupun lebih.
Singkatan yang menunjukkan sebuah nama gelar, sapaan, jabatan, ataupun pangkat yang disertai dengan tanda titik.
Singkatan yang berupa nama resmi dari lembaga pemerintah, organisasi, serta nama dokumen serta terdiri atas huruf awal kapital, tak perlu disertai tanda titik, contoh yaitu: SMA.
Sedangkan, singkatan yang umum terdiri atas tiga huruf ataupun lebih, perlu disertai dengan tanda titik, contonya: dll.
Akronim ialah sebuah singkatan yang berwujud sebuah gabungan huruf awal, gabungan dari suku kata, ataupun gabungan huruf serta suku kata dari deretan kata yang sangat diperlakukan sebagai sebuah kata. Contoh:
- TNI Tentara Nasional Indonesia.
- Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
- pemilu pemilihan umum.
3. Angka dan lambang bilangan
Didalam menuliskan lambang bilangan yang sudah menyatakan tingkat bis adituliskan dengan memakai romawi ataupun angka.
Contohnya: Hamengkubuwono IX, abad ke-18. Lalu lambang bilangan yang sudah dinyatakan dengan satu ataupun dua kata, bisa ditulis dengan cara memakai huruf.
Tapi, berbeda saat, lambang bilangan yang dipakai secara beruntun, seperti yang sudah terjadi didalam sebuah perincian serta pemaparan.
Sebuah lambang bilangan yang terletak diawal kalimat, jadi dituliskan dengan memakai huruf.
Susunan kalimat perlu diubah. Dengan tujuan pengubahan yakni untuk bilangan yang tak bisa dinyatakan dengan cara satu atau dua kata serta tidak ada diawal suatu kalimat.
Contoh: (1) Dua orang anak sedang mengalami trauma; (2) Bu Ani mengundang 300 tamu.
4. Pemakaian Tanda Baca
Tanda titik
Dipakai pada akhir kalimat yang bukan sebuah pertanyaan ataupun seruan. Dipakai juga di belakang alamat pengirim serta tanggal surat ataupun nama serta alamat sipenerima surat.
Tanda koma
Dipakai :
- Diantara unsur – unsur didalam pembilangan ataupun rincian.
- Memisahkan kalimat yang setara dan satu dengan yang setelahnya, yang disertai dengan kata penghubung, diantara lain sedangkan serta melainkan.
- Memisahkan anak dari kalimat dengan induk kalimat, apabila anak kalimat yang mendahului. Tapi apabila anak kalimat yang mengiringi induk kalimat, jadi tak perlu memakai koma.
- Di belakang kata ataupun ungkapan penghubung diantarkalimat yang terletak diawal kalimat, serta termasuk oleh karena itu, lagi pula, jadi.
- Memisahkan dari pertikan langsung pada bagian lain yang ada di dalam kalimat.
- Di antara nama orang serta gelar akademik yang akan mengikuti, agar membedakan singkatan dengan nama diri, keluarga, serta marga.
- Mengapit sebuah keterangan tambahan yang bersifat tak membatasi.
Tanda hubung
Dipakai untuk menyambung sebuah unsur dari kata ulang. Selain dari itu, untuk memperjelas sebuah hubungan dari bagian – bagian kata ataupun ungkapan serta penghilang dibagian kelompok kata. Lalu, dipakai untuk merangkaikan sebuah unsur bahasa indonesia dan unsur bahasa asing.
Tanda titik dua
Dipakai di:
- Akhir dari pernyataan lengkap, apabila kemudian diikuti dengan rangkaiannya.
- Setelah kata ataupun ungkapan yang memerlukan sebuah rangkaian.
- Setelah menunjukkan pelaku didalam teks drama.
- Di antara jilid atau nomor serta halaman, di antara bab serta ayat di kitab suci, nama kota serta penerbit dari buku acuan.
Selesai sudah pembahasan kita kali ini tentang Ejaan Yang Disempurnakan, dan semoga dapat membantu kalian semuanya dan terimakasih kamu sudah berkunjung dan menyimak artikel ini sampai akhir .