Kamis Putih dalam perayaan umat Katolik merupakan ritual Perjamuan Malam setelah misa yang dalam kebaktian diperingati sebagai perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Pada misa malam yang dilaksanakan oleh umat Katolik ini, pastur akan membasuh kaki umat sebagai peringatan Yesus yang membasuh kaki muridNya dalam Perjamuan Malam terakhir.
Ibadah Kamis Putih merupakan pelayanan doa yang menggambarkan Yesus singgah ke dalam dunia untuk mempunyai terang. Pada Kamis Putih sendiri, biasanya terdapat sebuah “ritual” pembasuhan kaki yang dilaksanakan oleh pastur kepada umatnya. Pembasuhan kaki ini merupakan sebuah perintah yang terdapat dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam Injil sinoptik lainnya layaknya Matius, Markus maupun Lukas.
Kaki merupakan anggota kotor dalam tubuh manusia sebab kaki digunakan untuk berjalan. Selama terjadi manfaatkan kaki, tentu saja manusia banyak menginjak debu atau kotoran. Pembasuhan sendiri merupakan wujud dari simbolisasi tata gerak. Pada zaman Yesus, pembasuhan kaki merupakan perihal yang biasa dilaksanakan oleh orang Yahudi di mana seorang bawahan akan membasuh kaki atasannya. Namun, dalam dunia Yunani sediri, pembasuhan kaki merupakan suatu perihal yang hina dan hanya boleh dilaksanakan oleh seorang budak.
Apa yang dilaksanakan oleh Yesus kepada para muridNya pasti bukanlah perihal yang biasa. Yesus yang merupakan seorang Guru dengan ikhlas membasuh kaki para muridNya. Tentunya apa yang dilaksanakan oleh Yesus ini merupakan perihal yang tidak boleh dilaksanakan oleh seorang Guru. Namun Yesus merubah kesimpulan itu.n Apa yang Yesus melaksanakan sesungguhnya mengajarkan kita untuk mempunyai sikap yang rendah diri dan juga mempunyai sikap yang berkenan melayani.
Tindakan Yesus membasuh kaki para muridNya merupakan suatu tindakan simbolis atas penyerahan diri, pembersihan, pembaharuan, pengampunan, kemuridan dan juga ibadah. Penyerahan diri yang dimaksud disni merupakan penyerahan diri Yesus dala kematian untuk membersihkan dosa orang lain.
Disetiap negara, Kamis Putih mempunyai sebutan yang berbeda. Ada yang menyebutnya Holy Thursday lebih-lebih tak sedikit orang menyebut Kamis Putih sebagai Maundy Thursday. Meskipun penyebutannya berbeda, makna yang terdapat dalam Kamis Putih tetaplah sama. Yang membedakan semata-mata budaya setempat perihal geografis dan kesepakatan saja.
Maundy Thursday merupakan nama yang dipakai di Inggris namun jarang dipakai terhadap konteks Irlandia dan Skotlandia. Bisa dikatakan bahwa Maundy Thursday merupakan nama resmi dalam undang-undang Inggris dan Filipina. Gereja Anglikan biasa manfaatkan nama Maundy Thursday dalam buku tata ibadahnya. Mereka beranggap bahwa nama Holy Thursday merupakan nama lain untuk hari kenaikan sehingga tidak tepat jika digunakan untuk mengenang perjamuan malam terkhir Yesus dengan murid-muridNya. Tetapi di luar tata ibdah resminya, jemaat Anglikan sering kadang memakan nama Holy Thursday yang digunakan untuk menunjukan hari sebelum Jumat Agung.
Selain gereja Anglikan, gereja Presbiterian terhitung manfaatkan sebutan Maundy Thursday untuk membuktikan hari yang kudus. Berbeda halnya dengan gereja Katolik Roma. Gereja Katolik Roma manfaatkan nama Holy Thursday dalam tata ibadahnya. Holy Thursday dan Maundy Thursday digunakan dalam tata ibadah gereja Metodis dan terhitung digunakan oleh denominasi Kristen terhitung Gereja Luteran.
Adapun nama-nama Kamis Putih yang ada di dunia yaitu Maundy Thursday, Holy Thursday, Great and Holy Thursday, Convenant Thursday dan juga Thursday of Mysteries. Gereja Presbiterian biasa manfaatkan sebutan Maundy Thursday, gereja Ortodoks Timur menyebut Kamis Putih dengan sebutan Great and Holy Thursday dan Holy Thursday, ritus Gereja Barat menyebutnya Maundy Thursday atau Holy Thursday dan lebih-lebih keduanya, gereja Koptik Ortodoks menyebutnya Maundy Thursday dan Convenant Thursday dan juga gereja Maronite dan gereja Ortodoks Siria menyebut Kamis Putih sebagai Thursday of Mysteries.
Perjamuan Malam Terakhir
Perjamuan Malam Terakhir
timeanddate.com
Perjamuan Malam Terakhir merupakan perjamuan yang dilaksanakan oleh Yesus dengan dengan para muridNya. Perjamuan Malam ini dikatakan sebagai perjamuan terakhir sebab perjamuan ini dilaksanakan sebelum Yesus ditangkap dan pada akhirnya disalibkan di atas kayu salib.
Dalam Perjamuan Malam terakhir ini, Yesus mengumpamakan roti yang dipecah-pecahkanNya sebagai tubuhNya dan anggur yang Ia tuangkan ke dalam cawan sebagai darahNya. Simbolisasi atas tubuh dan darah Kristus ini disebut dengan Trans-substansiasi.
Tak sedikit pula yang mengira bahwa apa yang diberikan Yesus kepada para muridNya hanya semata-mata metafora saja. Namun ada pula yang beranggap apa yang sudah dilaksanakan oleh Yesus merupakan salah satu praktik kanibalisme. Tentu saja apa yang dikatakan perihal metafora dan kanibalisme tersebut tidaklah benar adanya sebab Ia terlalu beri tambahan tubuh dan darahNya kepada para murid. Roti dan anggur yang dimakan oleh para murid terhadap pas perjamuan malam terakhir merupakan terlalu tubuh dan darah Kristus. Hal ini terhitung dipertegas dalam Yohanes 6:55 di mana Yesus menjelaskan bahwa dagingNya adalah terlalu makanan dan darahNya adalah terlalu minuman.
Memakan tubuh Kristus tandanya bahwa kita sudah menjadi satu dengan tubuh Kristus. Sedangkan meminum darah Kristus merupakan simbol bahwa janji penebusan dosa akan langsung tergenapi. Pada zaman itu, perjanjian disahkan bukan melalui tanda tangan atau melalui stempel semata melainkan manfaatkan darah. Oleh sebab itu darahNya diberikan sebagai bukti bahwa janjiNya akan penebusan dosa akan langsung tergenapi.
Saat Yesus melaksanakan itu, Ia terhitung bicara kepada para muridNya untuk melaksanakan apa yang sudah dilaksanakan Yesus sebagai peringatan akan Dia. Oleh sebab itu, umat Kristiani memperingati Kamis Putih sebagai perjamuan malam terakhir untuk mengenang perjamuan yang dilaksanakan oleh Yesus dengan para muridNya.
Tata Ibadah Kamis Putih
Tata Ibadah Kamis Putih
edupics.com
Tata ibadah Kamis Putih di tiap-tiap gereja Katolik adalah sama. Dalam gereja Katolik Roma, tata ibadah Kamis Putih biasanya terbagi menjadi empat anggota besar. Empat anggota besartersebut antara lain Ibadat Sabda, Upacara Pembasuhan Kaki, Liturgi Ekaristi dan Perarakan Pemindahan Sakramen Mahakudus.
Sebenarnya tata rangkaian misa dalam Kamis Putih serupa layaknya Perayaan Ekaristi terhadap hari Sabtu ataupun Minggu biasa. Namun, yang membedakan adalah adanya upacara pembasuhan kaki dan upacara Perarakan Pemindahan Sakramen Mahakudus. Selain kedua upacara itu, yang membedakan perayaan Kamis Putih dengan perayaan misa adalah digunakannya bel kayu sebagai pengganti gong atau bel terhadap doa syukur agung dan juga tidak adanya lagu penutup perayaan.
Berikut tata rangkaian peringatan Kamis Putih.
1. Perarakan masuk yang diikuti dengan dibuatnya Tanda Salib, salam sesudah itu pengantar dari Imam.
2. Pernyataan tobat sesudah itu diikuti dengan “Tuhan Kasihanilah Kami” dan “Madah Kemuliaan” selanjutnya diakhiri dengan Doa Pembuka.
Pada Madah Kemuliaan inilah bel dan lonceng akan dibunyikan.
3. Bacaan Pertama (Biasanya diambil dari Keluaran 12:1-8.11-14), diselingi Mazmur Tanggapan dan Bacaan Kedua (diambil dari 1 Korintus 11:23-26).
4. Bait Pengantar Injil (Alleluya), diikuti Pembacaan Injil (diambil dari Yohanes 13:1-15) selanjutnya dilanjutkan Homili oleh Imam.
5. Upacara pembasuhan kaki terhadap dua belas orang wakil umat oleh Imam, diikuti Doa Umat.
6. Persiapan Persembahan dan Doa Persiapan Persembahan.
7. Doa Syukur Agung.
Pada Doa Syukur Agung, dipergunakan bel kayu sebagai pengganti dari gong dan bel yang dipergunakan terhadap Perayaan Ekaristi terhadap hari biasa.
8. Doa Bapa Kami.
9. Doa dan Salam Damai.
10. Pemecahan Roti.
11. Persiapan dan Penerimaan Tubuh dan Darah Kristus.
12. Doa Sesudah Komuni dan Pengumuman.
13. Perarakan Pemindahan Sakramen Mahakudus.
Umat berdiri dan berlutut ikuti ritme perarakan.
14. Misa berakhir tanpa berkat dan pengutusan dari Imam.
Tidak ada lagu penutup setelah proses
Perarakan selesai.
Makna Kamis Putih bagi Umat Kristiani
Makna Kamis Putih bagi Umat Kristiani
officeholidays.com
Sempat disinggung sebelumnya, Kamis Putih merupakan salah satu anggota dari hari Trisuci yang terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung dan juga Sabtu Suci. Puncak dari hari Trisuci itu adalah hari Paskah yang merupakan hari kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Makna dari Kamis Putih sendiri yaitu peristiwa kala Yesus membasuh kaki para muridNya, kala melaksanakan perjamuan malam terakhir sampai pada akhirnya Yesus ditangkap kala berdoa di Taman Getsemani.
Kamis Putih adalah salah anggota dari Trihari Suci atau makna era prapaskah selain dari Jumat Agung dan makna Sabtu Suci. Puncak dari Trihari Suci adalah Paskah yang merupakan hari kebangkitan Juruselamat yang menggenapi nubuat para nabi terdahulu. Peristiwa makna Kamis Putih adalah pas di mana Yesus membasuh kaki muridnya, melaksanakan perjamuan terakhir, dan pada akhirnya tertangkap di Taman Getsemani.
Adapun makna Kamis Putih ini antara lain:
1. Belajar pelayanan dan kerendahan hati
Perjamuan Malam Terakhir merupakan peristiwa yang paling terkenal di dunia. Bahkan Leonardo da Vinci menggambarkan perjamuan terakhir ini melalui lukisan bernama The Last Supper. Lukisan asli dari Leonardo da Vinci ini sekarang disimpan di Gereja Santa Maria, Milan, Italia. Bagi umat Kristiani sendiri, perjamuan malam terakhir konsisten dikenang sampai pas ini sebagai bukti pelayanan dan kerendahan hati.
Pada pas itu, Yesus membasuh kaki para muridNya. Apa yang dilaksanakan oleh Yesus ini mengajarkan kita tentang pelayanan dan kerendahan hati. Melalui peringatan Kamis Putih ini kita diajak untuk melayani orang-orang yang lemah dan mempunyai kerendahan hati untuk melayani mereka. Melayani merupakan perihal yang masih sulit untuk dilaksanakan oleh pas ini sebab mesti adanya kasih dan juga kerendahan diri di dalamnya. Oleh sebab itu, melalui Kamis Putih ini kita diajarkan untuk mempunyai hati untuk melayani.
2. Berdoa dan mengasihi orang yang bersalah
Saat Yesus berdoa di Taman Getsemani, Yesus memperingati para muridNya untuk berjaga-jaga kala Ia tengah berdoa. Namun para murid malah tertidur sampai Yesus memperingati para muridNya ini. Peristiwa yang terjadi di Taman Getsemani ini memperingatkan kita untuk senantiasa berdoa kepada Bapa di Sorga dan juga mengasihi orang yang bersalah lebih-lebih kepada kita.
Kamis Putih atau Holy Thursday merupakan hari untuk memperingati perjamuan malam terakhir yang dilaksanakan oleh Yesus dan para muridNya. Dalam ibadah Kamis Putih terdapat upacara pembasuhan kaki yang dilaksanakan oleh pastur kepada 12 wakil jemaatnya sebagai makna pelayanan dan kerendahan hati. Kiranya artikel ini dapat beri tambahan Info dan dapat menjadi berkat bagi kita semua.