Sebuah peristiwa sadis yang melibatkan anak di bawah umur baru aja terjadi di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Bocah inisial NF yang masih usia 15 tahun menjadi tersangka pembunuhan balita 5 tahun, APA. NF menenggelamkan APA yang merupakan tetangganya itu di bak mandi dan mencekik lehernya sampai meninggal. Jasad APA lalu dimasukkan ke lemari. Keesokan harinya, NF menyerahkan diri ke polisi dan mengakui perbuatannya. Mirisnya, NF mengaku puas setelah membunuh dan nggak ada penyesalan sama sekali.
Grafologi: ilmu yang mempelajari tulisan tangan.
Yang paling kentara adalah cara NF menuliskan huruf t, y, dan g. Beda sama kita biasanya, NF menuliskannya dengan sudut tajam dan mengandung unsur segitiga
Deborah mengungkapkan hasil analisisnya kepada Detik. Menurut Deborah, ada yang unik dari cara NF menuliskan huruf t, y, dan g. Kalau kita biasanya menuliskan sudut bawahnya secara melengkung, NF justru menulisnya dengan sudut tajam dan mengandung unsur segitiga. Padahal kata Deborah nggak ada satu pun institusi pendidikan di dunia yang mengajarkan bentuk t, y, dan g dibuat dengan sudut tajam dan membentuk segitiga. Meskipun nggak di semua tulisannya, NF menulisnya tajam, tapi cara unik NF di atas bisa jadi merupakan salah satu tanda yang perlu diwaspadai.
Selain itu, Deborah juga melihat ada semacam aktivitas kompleks dalam tulisan NF. Kayak dipenuhi konflik antara pikiran dan perasaan. Ngeri ya..
Deborah juga mengatakan kalau tulisan-tulisan NF itu punya arah yang nggak beraturan. Ini bisa jadi satu indikator adanya konflik antara pikiran dan perasaan si NF. Deborah pun menyoroti adanya penekanan terus menerus dari tulisan si NF yang menurut analisisnya mengandung sejumlah muatan emosi, dari kesedihan hingga kemarahan. Mungkin memang ada sesuatu yang telah dipendam NF selama ini ya, dan menariknya semua itu sebenarnya bisa dibaca dari tulisan tangannya.
Nggak cuma sketsa tulisannya aja, asumsi bahwa NF memang bermasalah secara mental juga didukung dengan banyaknya ilustrasi gambar yang dibuat NF, mulai dari gambar wanita terikat sampai Slender Man
NF ini sebenarnya punya bakat menggambar yang sangat mengagumkan. Hasil ilustrasinya cukup bagus, bagus banget malah untuk ukuran gambar anak umur 15 tahun. Tapi sayangnya, objek yang ia gambar seolah makin mempertegas kalau memang ada yang salah pada kondisi psikologisnya. NF suka sekali menggambar sesuatu yang menunjukkan kesedihan dan kemarahan, salah satunya adalah tokoh fiktif The Slender Man. Menurut Deborah, coretan Slender Man menunjukkan ketidakstabilan, perasaan sensitif terhadap penolakan, intensitas emosi yang sangat kuat, berubah-ubah, serta agresif.
Saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, termasuk hubungan antara perbuatan NF dengan sketsa-sketsa tulisan dan ilustrasinya. Semoga saja dengan adanya kasus ini, kita semua jadi bisa lebih peka terhadap perilaku-perilaku tak biasa orang-orang di sekitar kita ya!