“Semua tenaga pikiran, semua kekuatan hasrat. Mungkin saja tertinggal dalam debu ketika kita mati, tetapi cinta adalah milik kita, dan akan tetap milik kita. Sekalipun tanah dan laut sudah tiada”. Syair ini ditulis James Clerk Maxwell untuk istrinya, menggambarkan sisi romantis seorang Fisikawan terkenal penemu laju cahaya. Maxwell memang orang yang sangat peka, dengan perasaan keagamaan yang kuat dan perasaan humor yang menarik dan menakjubkan. Banyak suratnya mengungkapkan ironi yang sangat halus. Ia juga memiliki bakat untuk menulis puisi, tulisan ringan, tetapi kadang menyentuh. Yah, itulah Maxwell, romantisme juga mendapatkan tempat khusus dalam sejarah hidupnya.
James Clerk Maxwell dilahirkan di Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1831. Ia adalah seorang fisikawan matematis terbesar sejak Newton; bahwa ia telah menemukan teori elektromagnetik cahaya dan ia telah memperkirakan keberadaan gelombang radio. Perjalanan kemahasiswaan Maxwell luar biasa lamanya. Ia menghabiskan waktu 3 tahun di Universitas Edinburgh dan 3 tahun lagi di Cambridge. Tidak seperti Einstein, ia menikmati kehidupan mahasiswa yang beruntung dan ia mendapat perhatian dari sejumlah dosen terkemuka. Di Edinburgh ia dipengaruhi oleh dua orang berpengaruh dan yang sangat berbeda tajam. James David Forbes dan Sir William Hamilton, seorang metafisikawan, Forbes merupakan seorang yang senang dengan percobaan, yang telah menemukan seismometer dan melakukan kajian tentang polarisasi radiasi inframerah dan kajian tentang gerak gletser.
Pada tahun 1850 Maxwell pindah ke Cambridge. Sejak itu kegemaran matematikanya mulai jelas dan seperti banyak mahasiswa cerdas lain sebelum dan setelahnya, Maxwell benar-benar bekerja keras walaupun tidak memperlihatkannya. Pembimbingnya ialah Williams Hopkins, penemu geofisika modern dan salah seorang dosen terkemuka yang pernah dicetak oleh Cambridge. Orang lain yang mempengaruhinya ialah G. G. Stokes, fisikawan matematis yang mewarisi kursi yang pernah dipakai Newton dan William Whewell.
Terkait dengan teorinya yang terkenal tentang elektromagnetik cahaya, teori ini sebenarnya berakar dari kajian dua orang, Michel Faraday dan William Thomson. Penemu motor listrik Faraday dan penelitiannya di bidang induksi elektromagnetik, elektrokimia, dielektrik, dan diamagnetik. Jasa Maxwell yang lain adalah terkait dengan sumbangannya pada fisika statistik dan molekular, dimana Maxwell memperkenalkan fungsi distribusi kecepatan dan mengumumkan teorema ekipartisi, yang dalam bentuk aslinya menyatakan bahwa energi translasi dan energi putaran rata-rata sejumlah besar molekul yang bertubrukan, tanpa memandang apakah dari spesies yang sama atau berbeda, akan sama.
Itulah Maxwell, dengan sederet penemuan luar biasa yang telah dipersembahkan untuk kemajuan ilmu fisika. Kariernya dalam bidang ilmu berakhir cukup cepat karena dia meninggal dunia tahun 1879 akibat serangan kanker, tak berapa lama setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-48.