Dalam film, Spider-Man identik dengan superhero kuat yang memberantas kejahatan. Lawannya adalah penjahat-penjahat yang merugikan orang banyak. Di Indonesia, Spider-Man menjelma menjadi pahlawan yang lebih manusiawi dan membantu menyelesaikan problem sehari-hari. Musuhnya pun nggak kalah jahat, yakni sampah plastik dan polusi.
1. Sebenarnya aksi bersih-bersih sampah ini sudah lama Rudi lakukan. Tapi baru sekarang menarik banyak perhatian
Meski namanya mencuat baru-baru ini, sebenarnya Rudi Hartono sudah melakukan aksinya cukup lama. Setiap hari sebelum mulai bekerja sebagai pegawai kafe, Rudi akan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di tempat umum. Mulai dari jalanan, pantai, hingga gorong-gorong. Dia juga berusaha mengajak orang lain dan orang-orang di komunitasnya untuk melakukan hal yang sama. Sayangnya, mereka nggak ada yang berminat membantu.
“Awalnya, saya melakukan aktivitas yang sama tanpa kostum, dan itu tidak menarik perhatian masyarakat untuk melakukan hal yang sama dengan membantu memunguti sampah,” ungkap Rudi seperti yang dilansir dari Reuters.
2. Kini setelah memakai kostum Spider-Man, lebih mudah bagi Rudi untuk mengajak orang lain melakukan hal yang sama
Karena merasa perlu cara lain untuk mengajak orang ikut peduli, Rudi pun memutuskan untuk memakai kostum merah-biru Spider-Man saat menjalankan aksinya. Ternyata cara ini berhasil. Aksi Rudi si Spider-Man berhasil menarik perhatian, dan bahkan diulas oleh media-media baik dalam negeri sampai luar negeri.
Dampaknya, kesadaran akan bahaya sampah plastik dan polusi semakin tersebar. Orang-orang pun mulai mengikuti apa yang dilakukan Rudi, yaitu membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Wah, ini sih superhero dunia nyata namanya.
3. Pemilihan tokoh Spider-Man ini ternyata cuma kebetulan saja. Rudi membeli kostum itu untuk menghibur keponakannya
Lalu, kenapa pilih tokoh Spider-Man? Kenapa nggak Thor atau Captain America? Atau kenapa nggak Gundala gitu, yang asli Indonesia? Sebenarnya pemilihan ini tanpa alasan khusus kok. Di tahun 2017 lalu, Rudi membeli kostum Spider-Man ini untuk menghibur keponakannya. Akan tetapi, bukannya senang, sang keponakan malah ketakutan dan menangis setiap kali melihat Rudi. Alhasil, kostum itu pun nganggur cukup lama.
Ketika akhirnya Rudi ingin orang lain lebih peduli pada lingkungan dan mengikuti aksinya memungut sampah, ia pun memutuskan untuk memakai kostum tersebut dengan tujuan yang berbeda. Dengan kostum yang ikonik dan unik, aksi Rudi pun lebih mudah “dilihat” oleh masyarakat yang lain.
4. Permasalahan sampah di Indonesia memang lumayan genting. Pasalnya, produksi sampah plastik kita sangat tinggi
Keresahan Rudi tentang permasalahan sampah plastik dan polusi ini memang cukup beralasan. Sebab, plastik adalah jenis sampah yang nggak bisa diurai. Sementara produksi sampah di Indonesia cukup tinggi. Hayo ingat-ingat lagi, dalam satu hari, ada berapa sampah plastik yang kamu buang?
Kini, setelah masyarakat luas melihat aksi dan maksud dari aksi tersebut, Rudi berharap pemerintah akan lebih serius dalam mengatasi persoalan pembersihan dan manajemen sampah ini. Terutama bagaimana bisa meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai yang sangat merugikan lingkungan.
5. Aksi Rudi mengingatkan pada sosok Inem Jogja. Konsep kostum unik juga diterapkan untuk menarik atensi
Memakai kostum yang “aneh” terbukti efektif untuk menarik atensi masyarakat. Hal yang sama juga dilakukan oleh Inem Jogja, lho. Sosok perempuan yang sering dibilang “Orang gila” karena keliling kota Jogja dengan kostum nggak biasa dan makeup yang meyerupai badut. Saat berkeliling dalam kostum ini, Inem membagi-bagikan banyak hal kepada rakyat kecil. Mulai dari sembako, uang, ataupun sekadar bantuan membawakan barang-barang pedagang. Sama seperti Rudi, pemilihan penampilan unik ini adalah untuk mempermudah menarik perhatian orang lain, agar banyak yang mengikuti.
6. Masalah sampah adalah tanggung jawab kita semua. Tak perlu menunggu power besar untuk memulainya
Kamu dan kita semua mungkin salah satu orang yang miris setiap kali melihat berita-berita lingkungan di televisi. Ikan paus yang mati karena perutnya penuh sampah, satu plastic chain yang bisa membunuh seekor burung, ataupun bencana-bencana alam akibat bumi yang semakin menua. Sampah plastik adalah salah satu masalah besar yang harus diatasi supaya bumi tetap layak dihuni anak-cucu kita nanti.
Namun, di saat yang sama, kamu bingung juga harus berbuat apa. Kamu merasa nggak punya pengaruh, dan jangkauanmu terlalu sempit untuk membuat perubahan. Padahal, perubahan itu bisa dimulai dari diri sendiri, lho. Seperti yang dilakukan Rudi, misalnya. Kamu bisa memulai segala kebaikan dari dirimu sendiri. Mulai untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas sendiri saat berbelanja. Sederhana bukan?
7. Power pun bisa didapatkan dengan berbagai cara. Nggak harus dengan uang ataupun jabatan yang tinggi
Power memang diperlukan untuk menciptakan gerakan yang lebih besar. Namun, power ini nggak harus tentang jabatan yang tinggi, uang yang banyak, dan popularitas yang mendunia. Power bisa didapatkan dengan berbagai cara, salah satunya menampilkan sesuatu yang unik sehingga apa yang sedang dikerjakan lebih mudah untuk dilihat dan diingat. Seperti Rudi Hartono maupun Inem Jogja, orang biasa seperti kamu dan kita semua juga bisa memiliki power itu kok.
Sayang banget kalau kita hanya membebankan tanggung jawab pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan ke pemerintah atau orang-orang dengan otoritas. Karena pada dasarnya, kesehatan lingkungan dan kelestarian bumi ini adalah tanggung jawab kita semua. Kan kita tinggal di bumi juga.