Menu makan orang Indonesia sarat dengan makanan yang digoreng. Beragam jenis makanan dapat digoreng, mulai dari lauk seperti ayam, ikan, telur, sampai camilan seperti pisang, ubi, bahkan sayur-sayuran seperti daun bayam pun digoreng. Gorengan lambat laun menggeser makanan tradisional lainnya yang lebih sehat. Lebih sulit mencari ayam woku atau ayam betutu dibandingkan ayam goreng. Cara memasak dengan menggoreng yang praktis dan rasanya yang dianggap lezat membuat gorengan menjadi sajian wajib di meja makan. Walaupun demikian, agar tetap sehat sebaiknya kita menjauh dari gorengan, setidaknya membatasi frekuensi dan jumlah asupannya.
Ada beberapa alasan mengapa gorengan berpotensi merusak kesehatan:
- Gorengan merupakan penyumbang asupan kalori yang besar. Gorengan dibuat dengan memasak dalam minyak goreng. Selama proses menggoreng, air dalam bahan gorengan akan keluar dan minyak akan meresap masuk. Gorengan biasanya bersalut tepung. Tepung akan menyerap banyak minyak. Minyak ini akan meningkatkan secara drastis jumlah kandungan kalori. Sebagai contoh, 100 gram kentang yang dipanggang mengandung 93 kalori dan tidak mengandung lemak, sedangkan jika kentang tersebut digoreng, dalam jumlah yang sama, kandungan kalorinya menjadi 319 kalori dan 17 gram lemak. Dalam 1 sendok makan minyak goreng terdapat kurang lebih 10 gram lemak yang setara dengan 87 kalori. Batas aman konsumsi minyak dalam 1 hari menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2013 adalah sebanyak 67 gram atau setara dengan 5 sendok makan.
- Gorengan meningkatkan kemungkinan menderita kegemukan. Asupan gorengan secara berlebih dan terus-menerus dapat meningkatkan berat badan serta berujung pada kegemukan. Kegemukan berkaitan erat dengan penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker, dan hipertensi.
- Gorengan banyak mengandung lemak trans dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan seperti peningkatan kolesterol jahat dan penurunan kolesterol baik, penyakit jantung, stroke, kegemukan, diabetes, kanker, dan hipertensi.
- Minyak goreng yang dipakai berulang kali untuk menggoreng dapat menyebabkan keracunan makanan. Jika setelah digunakan minyak goreng tidak disaring, sisa makanan yang tertinggal dalam minyak akan menjadi media pertumbuhan bakteri yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan misalnya keracunan makanan.
- Penggunaan minyak berulang kali menimbulkan radikal bebas dan akrilamid (acrylamide) yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
- Selain itu, pemanasan minyak berulang kali menyebabkan penurunan kandungan nutrisi yang ada dalam minyak seperti berbagai vitamin dan mineral.
Kurangi efek buruk gorengan dengan cara:
- Gunakan selalu minyak baru untuk menggoreng.
- Pilih minyak dengan titik asap tinggi seperti minyak kelapa atau minyak zaitun.
- Tiriskan cairan yang melekat di makanan sebelum menggoreng.
- Hindari menambah lapisan tepung di gorengan.
- Pastikan minyak sudah panas sebelum memasukkan gorengan agar gorengan tidak terlalu lama berada dalam minyak.
- Gunakan sesedikit mungkin minyak goreng.
- Tambahkan garam secukupnya saja, perkaya cita rasa makanan dengan rempah.
- Tiriskan makanan sesudah digoreng dan letakkan di atas tisu dapur untuk mengurangi minyak yang melekat. Idealnya minyak untuk menggoreng makanan hanya digunakan sekali saja. Namun dengan berbagai alasan, sering kali minyak digunakan berulang kali. Minyak goreng berubah menjadi sangat buruk kualitasnya sesudah 2 atau 3 kali dipanaskan.
Beberapa tip ini dapat dilakukan jika terpaksa harus menggunakan minyak goreng berulang kali:
- Saring minyak sesudah menggoreng dengan kain, saringan minyak, atau filter kopi.
- Simpan minyak dalam wadah tertutup yang kedap udara dan jauhkan dari paparan cahaya serta panas.
- Selalu periksa kualitas minyak bekas sebelum digunakan. Buang minyak jika sudah berubah warna menjadi kecokelatan atau kehitaman, mengental, berbusa, atau berbau tengik.
- Hindari mencampur minyak bekas pakai dengan minyak baru. Menghindari gorengan sulit dilakukan, tetapi bukan tidak mungkin. Jika tidak mampu menghindari gorengan, cobalah untuk membatasinya.
Berikut ini tip untuk mengurangi makan gorengan:
- Bawa makanan dari rumah. Gunakan teknik memasak selain menggoreng misalnya mengukus, merebus, menumis, tim, pepes, semur, panggang, atau sup. Atau bawalah makanan yang dapat dimakan dalam keadaan mentah sebagai lalapan misalnya daun kemangi, tomat, ketimun, dan sebagainya.
- Bermainlah dengan bumbu dapur atau rempah-rempah untuk meningkatkan cita rasa masakan. Misalnya alih-alih menggoreng kentang, cobalah mengukus kentang dan memberi rempah seperti pala, bubuk cabai, daun seledri, daun kemangi, dan lain-lain.
- Rencanakan dan bawa camilan misalnya buah, popcorn tanpa gula, pisang kukus, segenggam kacang rebus, buah kering, salad sayuran atau salad buah, dan lain-lain.
- Kenali pencetus keinginan makan gorengan. Jika selalu ingin makan gorengan ketika menganggur misalnya, maka berusahalah menyibukkan diri misalnya berselancar di dunia maya, jalan-jalan, melakukan hobi, dan lain-lain.
- Carilah faktor apa dari gorengan favorit yang menyebabkan kita ‘kecanduan’, misalnya menikmati renyahnya gorengan, maka gantilah dengan makanan yang menyerupai renyahnya gorengan contohnya dengan makan apel atau pir. Atau jika menyukai rasa gurih gorengan, cobalah makan sesuatu yang gurih misalnya sup ayam.
- Cobalah makanan baru yang tidak digoreng, sesuai dengan pepatah “tak kenal maka tak sayang”.
- Pilihlah tempat makan yang menyediakan pilihan makanan selain gorengan.
- Hindari berada di sekitar penjual gorengan. Bila perlu gantilah rute perjalanan.
- Minumlah segelas air atau kunyahlah permen karet rasa mint jika keinginan makan gorengan datang menggoda.
- Tetapkan 1 hari dalam seminggu sebagai hari tanpa gorengan. Lambat laun tingkatkan menjadi 2 hari dan seterusnya.
- Makanlah makanan yang bervariasi. Asupan sayur dan buah penting untuk ‘melawan’ efek buruk gorengan.
- Jika tergoda dan telanjur makan gorengan, segeralah berhenti dan sikat gigi. Rasa segar pasta gigi di mulut akan menurunkan nafsu makan. Keinginan untuk makan lebih sehat dapat dimulai dengan langkah kecil yang sederhana. Bijaklah memilah apa yang dimasukkan ke mulut kita. Satu langkah kecil jauh lebih bermakna daripada tidak melangkah.