Menteri Kesehatan Tiongkok Ma Xiaowei melaporkan perkembangan terbaru terkait virus corona yang mewabah di Negeri Tirai Bambu dan beberapa negara lain. Pada konferensi pers hari Minggu (26/1/2020) kemarin, waktu setempat, Ma mengatakan bahwa orang yang terinfeksi virus corona mungkin tidak mengalami gejala apa pun selama masa inkubasi. Namun, bukan berarti virus ini tidak bisa menyebar.
"Saat ini, laju perkembangan epidemi semakin cepat," kata Ma. Ma mengatakan mereka yang terinfeksi dan tanpa gejala juga berpotensi menyebarkan virus corona. Sehingga, akan lebih sulit untuk menghentikan penyebarannya. "Saya khawatir itu akan berlanjut untuk beberapa waktu dan jumlah kasus bisa meningkat," katanya.
Belum Bisa Identifikasi Sumber Penularan
Peta persebaran virus corona yang dibuat oleh para peneliti di Civil and System Engineering di Johns Hopkins University (Sumber: https://gisanddata.maps.arcgis.com)
Ma mengatakan mereka belum bisa mengidentifikasi sumber infeksi. Selain itu, tidak jelas bagaimana risiko mutasi serta penyebarannya, meski para ahli menyatakan masa inkubasinya berkisar dari satu hingga dua minggu.
"Karena ini adalah virus corona baru, mungkin ada beberapa perubahan dalam beberapa hari dan pekan mendatang, bahaya yang ditimbulkan pada orang-orang dari berbagai usia juga berubah," kata Menkes Tiongkok.
Berdasarkan data dari Center for Systems Science and Engineering pada Senin, 27 Januari 2020 pukul 10:31 WIB, setidaknya sudah ada 2.118 pasien virus corona di seluruh dunia.
Profesor Charles Chiu, pakar penyakit menular dari University of California San Fransisco menyatakan, beberapa gejala dari virus corona antara lain gangguan pernapasan, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan demam.
Meski pemerintah Tiongkok telah mengisolasi Wuhan dan beberapa kota lainnya, virus ini telah menyebar ke beberapa negara lain, seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Singapura, Nepal, Prancis, Australia, Malaysia, Kanada, serta Amerika Serikat.