Kecil-kecil cabai rawit. Peribahasa itu tepat menggambarkan prestasi yang diraih Laurent Simons, bocah 9 tahun asal Belgia yang segera meraih gelar insinyur dari Eindhovern University of Technology (TUE).
Ia mengambil bidang teknik kampus elektro diberperingkat ketiga terbaik di Belanda tersebut. Pelajaran yang diambilnya bahkan terbilang sulit untuk rata-rata mahasiswa berusia jauh di atas Laurent.
Dilansir dari laman CNN, Senin (18/11/2019), Laurent sedang mengambil kelas untuk memastikan gelar insinyurnya pada Desember 2019. Setelah itu, ia berencana mengambil program doktoral di bidang yang sama sembari belajar sebagai mahasiswa kedokteran.
Informasi itu disampaikan oleh sang ayah, Alexander Simons. Kedua orangtua Laurent tidak pernah menyadari keistimewaan sang anak meski kakek dan neneknya meyakini hal berbeda.
Mereka baru benar-benar mengakui kepintaran Laurent setelah gurunya memastikan hal itu. "Mereka (guru-guru Laurent) menyadari sesuatu yang sangat spesial tentang Laurent," ujar Lydia.
Laurent kemudian menjalani serangkaian tes untuk mengetahui sejauh mana bakat yang dimiliki bocah tersebut. "Mereka mengatakan padaku dia ibarat spons," kata Alexander.
Dokter keluarga sempat dimintai penjelasan soal bagaimana Laurent bisa belajar begitu cepat. Namun, mereka tak juga mendapat jawabannya. Sang ibu kemudian memiliki teori sendiri. "Saya makan banyak ikan selama hamil," ujarnya bercanda.
Impian Masa Depan
Bocah 9 tahun asal Belgia itu berencana melanjutkan pendidikan dengan mengambil program doktoral di bidang yang sama dan ilmu kedokteran di saat bersamaan. (dok. Instagram @laurentsimons/https://www.instagram.com/p/B4ZV-oSJ728/Dinny Mutiah)
Pihak kampus TUE mengizinkan Laurent menyelesaikan kuliahnya jauh lebih cepat dari mahasiswa lain. "Ini hal yang tak biasa," kata Sjoerd Hulshof, Direktur Pendidikan Sarjana Teknik Mesin TUE, dalam kesempatan berbeda.
Hulshof menggambarkan Laurent sebagai pribadi sederhana yang mengagumkan. Ia memuji Laurent sebagai mahasiswa tercepat yang pernah dimiliki kampus. "Tidak hanya sangat pintar, tetapi dia juga sangat peduli pada orang lain," ujarnya.
Keistimewaannya menarik perhatian beragam kampus bergengsi di seluruh dunia. Meski begitu, keluarga Laurent belum akan mengumumkan kampus yang akan dipilih si bocah untuk melanjutkan program doktoral.
"Saya pikir fokusnya nanti akan lebih pada riset dan menerapkan ilmu untuk menemukan hal-hal baru," kata Alexander.
Meski demikian, kedua orangtua bocah itu tak mau sang anak melewatkan masa-masa menyenangkan sebagai anak. "Kami tak mau ia jadi terlalu serius. Ia bisa lakukan apapun yang disenangi," kata Alexander sembari menambahkan keduanya berusaha menyeimbangkan kebutuhan dan bakat buah hatinya.
Laurent mengatakan, ia senang bermain dengan anjingnya, Joe, dan bermain ponsel seperti anak-anak kebanyakan. Meski begitu, bocah sembilan tahun itu sudah memiliki impian dalam hidupnya, yakni membuat organ buatan.
Dalam waktu ini, Laurent akan menyelesaikan pendidikan sembari memilih kampus berikutnya yang menawarkan beasiswa terbaik. Sebelum itu, ia berencana berlibur ke Jepang untuk bersenang-senang.