Alfred Wegener mengajukan teori pengapungan benua pada tahun 1912 – ide bahwa benua di Bumi bergerak. Walaupun disertai riset dan bukti fosil dan batuan untuk mendukung teorinya, pada mulanya teori dia ditolak oleh banyak ilmuwan.
Sampai akhirnya pada tahun 1960-an, teorinya benar terbukti dan akhirnya menjadi teori yang paling diterima di ilmu kebumian. Alfred Wegener lahir pada 1 November 1880 di Berlin, Kekaisaran Prusia (saat ini Jerman).
Ayahnya, Richard Wegener adalah guru bahasa dan pendeta. Ibunya, Anna Wegener ibu rumah tangga biasa. Keluarga Wegener mempunyai 5 anak, Alfred adalah anak paling muda.
Alfred anak yang cerdas. Dia menerima pendidikan konvensional, menghadiri sekolah bahasa. Kemampuan akademisnya di sekolah mengantarkannya memasuki pendidikan universitas.
Dia mulai kuliah di Berlin pada tahun 1899 di usia 18 tahun, mengambil berbagai kelas sains. Dia memilih konsentrasi ilmu astronomi, meteorologi, dan fisika. Pada tahun 1902 dia mulai studi doktoral di ilmu astronomi. Banyak menghabiskan waktu di Observatorium Urania, Berlin.
Studi astronominya selesai dengan meraih gelar PhD di tahun 1905 pada usia 24 tahun. Meski berkualifikasi sebagai astronom profesional dia khawatir bahwa dia tidak akan menemukan sesuatu yang baru atau menarik di astronomi. Dia percaya dapat melakukan kontribusi yang lebih besar di meteorologi – ilmu tentang cuaca dan iklim.
Alfred Wegener pada ekspedisi pertamanya ke Greenland
Karir Ilmiah Alfred Wegener
Pekerjaan pertama sebagai meteorologis
Setelah menamatkan gelar doktoralnya, Wegener bekerja sebagai ilmuwan di stasiun meteorologi di kota kecil Beeskow. Disana dia bekerja dengan saudara tuanya Kurt, dia melakukan pekerjaan pertama menggunakan balon cuaca untuk mempelajari pergerakan udara. Kalau ada Rekor Dunia Guinness pada tahun itu, pastilah Wegener memenangkannya sebagai rekor penerbangan balon terlama.
Ekspedisi ke Greenland
Wegener sangat senang ditugasi sebagai meteorologis pada ekspedisi ilmiah Denmark ke Greenland untuk tahun 1906 – 1908. Tujuan ekspedisi ini adalah untuk memetakan garis pantai utara Pulau Greenland.
Selama ekspedisi, Wegener mendirikan stasiun meteorologi pertama di Greenland, mengambil banyak data atmosfer menggunakan layangan dan balon.
Ekspedisi ini luar biasa berbahaya, tiga orang anggota ekspedisi ini meninggal selama tugas, beruntung Alfred masih hidup.
Menjadi Dosen
Kembali ke Jerman pada tahun 1908, Alfred Wegener menjadi dosen meteorologi di Universitas Marburg.
Dia dengan cepat memiliki reputasi mengajar kuliah dengan baik, mampu menerangkan topik sulit menjadi sederhana untuk mahasiswanya.
Tahun 1910, dia mempublikasikan buku pertamanya, Thermodynamics of the Atmosphere . Di tahun itu juga Alfred mulai memikirkan teori paling terkenalnya, pengapungan benua.
Teori Pengapuan Benua
Melihat peta
Melihat peta dunia, Wegener memperhatikan bagaimana garis pantai antara sisi timur Amerika Sletan dan sisi barat Afrika tampak cocok saling melengkapi, seperti kepingan puzzle.
Benua Amerika Selatan dan Afrika yang tampak seperti kepingan puzzle.
Bukti fosil dan batuan
Setelah riset lebih jauh, pada 1911 Wegener mempelejari bahwa fosil dari spesies yang sama ditemukan di Brazil dan Afrika barat.
Bukti ini meyakinkan dirinya bahwa Amerika Selatan dan Afrika dulunya ada kontak fisik ketika hewan dan tumbuhan dari fosilnya pernah hidup.
Dia meneliti data geologi dan menemukan bukti kesamaan formasi batuan di dua benua yang terpisah samudera atlantik itu.
Usia 32, di tahun 1912, Wegener memberi ceramah ilmiah di banyak universitas di Jerman dan mempublikasikan dua papernya tentang pergerakan benua di Bumi.
Pekerjaan dia tentang pengapungan benua sempat terhenti akibat adanya ekspedisi lanjutan kembali ke Greenland dan perang dunia pertama.
Pada tahun 1915, dia menulis dan mempublikasikan buku paling fenomenalnya, The Origin of Continents and Oceans, dimana dia membahas pergerakan benua-benua di Bumi.
Dia mengusulkan bahwa jutaan tahun yang lalu, Bumi hanya ada satu benua raksasa yang dikelilingi samudera.
Lambat laun benua itu terpecah, membentuk benua-benua lebih kecil yang seperti sekarang. Sayangnya, tidak ada yang memberi perhatian banyak tentang idenya itu.
Hari ini, kita mengenal benua kuno yang diajukan pada teori Wegener benar-benar terbukti ada. Kita menyebutnya dari pemberian nama oleh Wegener, yaitu Pangaea.
Benua Pangaea
Lebih banyak bukti dan banyak buku
Selanjutnya, tahun 1920, 1922, dan 1929, Wegener terus merevisi bukunya dengan menerbitkan edisi baru The Origin of Continents and Oceans, dengan tambahan bukti-bukti tentang idenya benua bergerak di Bumi dengan perpindahan sangat kecil.
Dia juga menambahkan bukti lanjut yang dia temukan sendiri di Greenland, bahwa Greenland dulunya menyatu dengan Amerika utara.
Dia kemudian mengetahui bahwa dirinya tidaklah orang yang pertama kali mengajukan ide pengapungan benua.
Orang lain, geologis Amerika, Frank Bursley Taylor juga mempublikasikan bukti pengapungan benua dari fosil dan batuan di tahun 1910.
Pekerjaan Wegener mandiri dan tidak bekerja sama dengan Taylor. Di tahun 1920an, orang mengenal teori pengapungan benua sebagai teori Taylor-Wegener.
Geologis Menolak Ide Wegener
Ilmuwan yang menyimpang masuk ke bidang ilmu lain mendapat kesulitan, seperti fisikawan Luis Alvarez ketika dia mengajukan ide bahwa tumbukan meteor yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Alfred Wegener, seorang astronom yang kemudian menjadi meteorologis, mendapat penolakan kuat atas idenya dari mayoritas geologis.
Dalam menyusun sejumlah besar bukti meyakinkan untuk Pangaea dan pergeseran benua, Wegener telah membuat satu atau dua kesalahan kecil, dan ia juga membuat satu kesalahan besar.
Bukti sebaran fosil
Meskipun bukti batuan dan fosil yang dia laporkan seharusnya lebih dari cukup untuk meyakinkan bahwa teorinya sebagian besar benar, Wegener mencoba menjelaskan mengapa benua bergerak – dan ini salah!
Polfucht dalam bahasa German artinya penerbangan kutub. Wegener mengajukan bahwa ada gaya geologi yang mendorong benua menjauh dari kutub di Bumi menuju daerah khatulistiwa.
Geologis dengan tegas memberi tahu dia bahwa itu tidak mungkin benar. Sayangnya mereka juga menolak bukti kuat Wegener tentang pengapungan benua mereka menolak pekerjaan yang mana hari ini terbukti sebagai penjelasan benar tentang pengapungan benua, bahwa lempeng tektonik, memang lempeng padat yang mengapung di atas cairan mantel.
Kematian Wegener
Pada hari yang tidak diketahui persisnya di pertengahan November 1930, Alfred Wegener meninggal di umur 50 tahun dalam ekspedisi keempatnya ke Greenland.
Saat itu dia mencoba mengirim pasokan makanan ke kamp terpencil pada kondisi cuaca buruk. Suhu udara menurun hingga -60 °C.
Misi pengiriman pasokan makanannya ke kamp memang berhasil. Namun, tidak cukup banyak makanan untuk terus bertahan disana selama seminggu kedepan.
Dia dan temannya, Rasmus Villumsen, mengendari kereta yang ditarik anjing untuk pergi ke kamp lain.
Alfred Wegener dan Rasmus Villumsen
Wegener meninggal dalam perjalanan ini, karena serangan jantung. Villumsen mengubur jasad Wegener di salju dan menandai nisan dengan papan ski.
Villumsen melanjutkan perjalanan ke kamp dan meminta rekannya untuk kembali ke rute sebelumnya untuk mengevakuasi jasad Wegener, tapi mereka tidak menemukannya.
Pada musim semi 1931, Kurt Wegener menemukan kuburan saudaranya. Dia dan anggota ekspedisi lain kemudian membangun monumen di es dan salju, dan jasad Alfred Wegener dibaringkan. Monumen itu kini terkubur salju dan es Greenland.
Alferd Wegener menikah dengan Else Koppen, mereka menikah di tahun 1913, mempunyai dua anak perempuan, Sophie Kate dan Lotte.
Warisan Ilmiah Alfred Wegener
Hari ini, kita mengenali Alfred Wegener sebagi perumus teori pengapungan benua yang terbukti benar.
Pekerjaannya baru mendapat pengakuan di tahun 1960an, ketika para geologis menemukan bukti pemekaran dasar samudera di tengah atlantik. Benua-benua itu dahulu memang pernah menyatu.
Ide Wegener kini menjadi konsep dasar di geologi dan dipelajari jamak oleh pelajar ilmu kebumian.
Dia adalah orang yang memiliki karakter sempurna, kesederhanaan tanpa hiasan dan langka. Pada saat yang sama, ia adalah orang yang suka bertindak, dalam mengejar tujuan yang ideal, mencapai yang luar biasa dengan kekuatan dan tekadnya sambil mempertaruhkan nyawanya.
– Hans Benndorf, rekan Wegener, seismologis