Lagi semangat mau olahraga dengan nyuci baju sendiri, baru nyiram detergen ke air dan menguceknya, eh kok rasanya tangan jadi panas. Jika kamu pernah mencuci baju sendiri secara manual dengan tangan, kamu pasti pernah mengalaminya. Mengapa detergen ketika sudah dicampur dengan air memberikan sensasi panas di kulit kita?
Detergen tersusun dari apa?
Komposisi dari detergen umumnya berikut ini:
- Surfaktan atau surface active agent adalah senyawa kimia yang dapat mengaktifkan permukaan suatu zat lain yang awalnya tidak dapat berinteraksi.
- Builder, merupakan bahan kimia, seperti polifosfat, natrium karbonat atau natrium silikat, dan aluminosilikat, yang membantu meningkatkan kualitas deterjen.
- Natrium silikat, bertindak sebagai anti korosi sehingga mencegah bagian mesin cuci dari karat.
- Optical brightener, senyawa kimia yang memantulkan cahaya ultra violet menjadi cahaya tampak untuk memberi kesan pakaian tampak lebih putih.
- Fragrance, merupakan wewangian parfum pada detergen sekaligus meredam bau tidak enak dari bahan kimia yang digunakan dalam deterjen.
- Colorant, merupakan pewarna yang bertindak sebagai aditif khusus pada deterjen.
- Natrium sulfat, digunakan untuk mencegah penggumpalan pada deterjen bubuk.
- Enzim, digunakan untuk membantu memecahkan senyawa kotoran yang kompleks seperti noda darah.
- Zat Aditif lain, seperti Monoethanolamine (alkohol) untuk menurunkan titik beku deterjen dan membuatnya lebih mudah digunakan dalam suhu rendah.
Zat apa yang menyebabkan panas?
1. Surfaktan
Surfaktan dalam deterjen bubuk yang biasa digunakan saat ini adalah linear alkil benzene sulfonat. Pengganti alkil benzene sulfonat, karena lebih ramah lingkungan jika dibanding alkil benzene sulfonat.
Tersusun dari molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Molekul yang ada pada surfaktan adalah salah satu garamnya, yaitu sodium linear alkil benzene sulfonat.
Liniear alkil benzene sulfonat merupakan senyawa surfaktan anionik yang banyak digunakan dalam detergen dengan konsentrasi berkisar antara 22–30%.
Linier alkil benzene sulfonat ini ketika dicampur dengan air akan bereaksi secara eksotermis, dengan melepasan energi ikatan antar atomnya ke lingkungan. Inilah penyebab rasa panas ketika detergen dicampur dengan air.
Pada MSDS (Material Safety Data Sheet), Linier alkil benzene sulfonat pun bersifat mengiritasi kulit dan mata, efeknya semakin besar jika konsentrasi semakin tinggi. Selain linier alkil benzene sulfonat, sebenarnya masih ada bahan yang menyebabkan rasa panas di tangan, yaitu kandungan senyawa alkalis di dalam deterjen bubuk.
2. Builder Natrium Karbonat
Senyawa alkalis yang umum digunakan pada deterjen bubuk adalah Na2CO3 (natrium karbonat atau sodium karbonat). Penambahan zat ini berfungsi untuk memungkinkan distribusi yang lebih merata dari bahan pembersih selama siklus pencucian. Natrium karbonat (soda abu) juga sangat efektif dalam menghilangkan alkohol dan noda lemak dari pakaian. Selain itu, soda abu juga membantu proses pengumpulan pengotor, dan sebagai sumber alkali untuk penyesuaian pH.
Natrium karbonat juga akan bereaksi dengan magnesium dan kalsium. Mg dan Ca adalah penyebab kesadahan air, air yang sadah akan sulit menghasilkan busa. Sama seperti linier alkil benzene sulfonat, natrium karbonat pada detergen juga dapat mengiritasi kulit dan mata, sensasi panas. Kulit kita bisa teriritasi setelah kontak lama atau berulang dengan natrium karbonat, menyebabkan kemerahan atau pembengkakan, bahkan gatal. Komponen surfaktan seperti linear alkil benzene sulfonat dan komponen alkalis seperti natrium karbonat dapat mengiritasi tangan dan menyebabkan panas saat penggunaan detergen.
Cara menghindari rasa panas pada detergen
Penanganan untuk mengatasi iritasi karena deterjen adalah segera mencuci bagian yang terkena deterjen dengan air bersih. Jika terlanjur iritasi dan merasa sakit gatal segera temui dokter untuk penanganan lebih lanjut. Gunakan deterjen secukupnya, pelarutan dengan air bersih yang cukup, jangan terlalu pekat dan ikuti petunjuk penggunaan. Hindari kontak kulit dengan detergen pada air terlalu lama. Bisa menggunakan sarung tangan berbahan latex jika perlu ketika mencuci.