Foto : shutterstock
Tumbuhan akuatik banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman hias dalam taman air atau kolam karena mempunyai bentuk, warna daun ataupun bunga yang indah. Selain bernilai estetik, tumbuhan akuatik memiliki nilai ekologi yang tinggi, salah satunya sebagai fitoremediasi lingkungan (teknologi yang menggunakan tumbuhan tertentu untuk pemulihan kualitas lingkungan).
Typhonodorum lindlyanum termasuk dalam tumbuhan akuatik. Jenis ini dikenal masyarakat sebagai “Pisang air”. Pisang air termasuk dalam suku Araceae. Tumbuhan ini sangat mudah dikenali dari bentuknya yang menyerupai pohon pisang, namun hidup di perairan. Nilai ekologi Pisang Air juga cukup tinggi.
Umumnya, tumbuhan akuatik merupakan tumbuhan indikator kualitas air. Tumbuhan akuatik sanggup menyerap kotoran yang ukurannya sangat lembut dan melayang dalam air, dan dipergunakan sebagai pupuk pertumbuhannya sehingga kondisi air tampak lebih jernih dan bersih.
Secara umum tumbuhan akuatik dapat dikelompokan menjadi tiga kategori antara lain: 1) mengapung (floating) dimana seluruh bagian tumbuhan atau sebagian (daun) mengapung pada permukaan air; 2) muncul (emerged) dimana tumbuhan muncul di atas permukaan air namun akarnya berada dalam sedimen; dan 3) tengelam (submerged) dimana seluruh tumbuhan berada di dalam air. Pengelompokan ini umumnya didasarkan atas posisi alami tumbuhan akuatik tersebut di perairan.
Oleh para penghobi pisang air dikenal dengan sebutan “Giant Arum” atau Araceae raksasa dan “Pisang berdaun talas” ataupun “Alokasi pisang” karena bentuk batangnya yang mirip dengan batang pisang tetapi berdaun seperti daun alokasia (Kadir et al., 2008). Dalam penamaan bahasa asing, pisang air disebut giant aroid (Inggris) atau Mgombakofi dan Mtongonya (Swahili).
Pisang Air, Typhonodorum lindlyanum. Foto : istimewa
Pisang air berasal dari Madagascar dan tersebar hingga Comoro, Afrika, Pantai Afrika Timur, Mascarene Islands (sebelah timur Madagascar), dan hanya ditemukan pada Zanzibar dan Pulau Pemba. Jenis ini dapat tumbuh pada daerah-daerah yang lembab (humid), agak lembab, sampai kering (dry).
Pisang air tergolong tumbuhan perdu/herba yang besar dan berusia hingga tahunan (perennial). Berdasarkan kajian ilmiah Rahadiantoro, dkk (2016) dari Kebun Raya Purwodadi – LIPI, ekologi, pisang air dapat tumbuh pada ketinggian 0-499 dan 500-999 m dpl. Umumnya pisang air hidup di rawa air tawar dan dekat dengan laut. Tanaman ini juga dijumpai pada formasi vegetasi mangrove ataupun pada daerah basah air tawar (freshwater wetland).
Gambaran dari pisang air adalah tanaman ini memiliki tinggi antara 1 – 4 meter, akarnya (rhizome) pendek, batangnya muncul dalam tanah dari akar, memiliki tangkai daun yang kuat. Daunnya berukuran besar, panjang sampai satu meter, berbentuk meruncing atau seperti anak panah. Buah berupa buah beri, berbentuk seperti telur (oval), ukuran melintang sekitar 4 cm, berwarna kuning bila telah masak.
Bentuk biji pisang air yakni pipih dan berwarna coklat. Pembiakan dengan mengunakan biji merupakan cara yang paling mudah dalam perbanyakan pisang air. Pada satu buah terdapat 25-30 biji.
Selain sebagai indikator kualitas air, pisang air memiliki potensi sebagai bahan makanan. Biji dan umbinya dapat dimakan (tetapi belum dipasarkan secara komersial). Daunnya pun sering digunakan sebagai tanaman hias (ornamental).
Untuk mengenal dekat dengan jenis pisang air ini, Anda dapat mengunjungi Kebun Raya Purwodadi. Pisang air tergolong tanaman koleksi baru di Kebun Raya Purwodadi. Sebagai salah satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, Kebun Raya Purwodadi bertujuan untuk melakukan penanaman koleksi dan pemeliharaan tumbuhan yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan berpotensi untuk dikonservasi.