Nikmatnya Bajamba, Makan Sedulang Bersama Khas Ranah Minang

Oleh : UAO - 02 October 2019 05:00 WIB

Tradisi makan bersama sudah dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia. Kalau di Jawa Barat ada ngaliwet maka di Sumatrea Barat ada bajamba yang tak kalah seru.

Dalam salah satu acara Writing, Travel, Food (WTF) yang digelar Komunitas Jalansutra, Sabtu (28/9), turut dihadirkan sensasi makan ala Bajamba. Tradisi makan bersama yang biasanya dilakukan masyarakat Minang di Sumatra Barat. Belum banyak yang tahu soal bajamba, padahal tradisi makan ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. 

Acara bajamba pun digelar di Jakarta sebagai langkah memperkenalkan budaya khas Minang. Di sini peserta dari Komunitas Jalansutra diajak menikmati makan sedulang bersama atau bajamba. Tapi sebenarnya apa sih bajamba itu?

Reno Andam Suri atau biasa disapa Uni Reno yang memimpun bajamba ini menjelaskan bajamba berasal dari kata 'ba' yang artinya bersama, dan kata 'jamba' atau dulang. Jadi bajamba artinya makan bersama dalam satu dulang atau piring.

"Bajamba itu sebutan untuk cara makan. Makan bersama dalam satu dulang, beramai-ramai," jelas wanita asli Minang yang juga penulis buku 'Rendang Traveller' ini.

Lebih lanjut, Uni Reno mengatakan tradisi bajamba umumnya digelar oleh masyarakat Minang saat menggelar upacara adat, salah satunya saat pengangkatan datuk. Selain sebagai ungkapan syukur, makan bajamba juga dilakukan agar ikatan persaudaraan masyarakat semakin erat terjalin. 

Uniknya lagi, saat makan bajamba ini tidak ada patokan lauk, artinya semua makanan Minang bisa jadi lauk teman makan saat bajamba. Tapi setiap daerah di Sumbar memiliki ciri khas untuk jenis lauknya. 

"Lauknya memang tidak terbatas, apa saja bisa, tapi selalu ada menu rendang. Nah tiap daerah juga unik, kalau di daerah Koto Gadang ada menu Itiak Lado Mudo. Sementara kalau bajamba di Tanah Datar ada gulai rebung. Khusus malam ini, Saya hadirkan semua," kata uni Reno. 

Bajamba yang digelar kali spesial karena semua masakannya didatangkan langsung dari Ranah Minang. Uni Reno membawa langsung itiak dari Koto Gadang, rendang pakis dari Payakumbuh, gulai pucuk rebung dari Padang Panjang, sambal lado maco dan rendang ubi kayu dari Nagari Kapau. Di akhir jamuan makan, ada juga suguhan kue talam khas Minang yang rasanya manis legit.

Peserta bajamba dibagi menjadi 5 kelompok yang dipersilahkan duduk ala lesehan. Makanan belum dihadirkan karena ada beberapa rangkaian tradisi yang harus dilakukan yakni petatah petitih.

Aksi saling berbalas pantun ini dilakukan dalam bahasa Minang, artinya sang tuan rumah menyambut tamu untuk dipersilahkan menikmati jamuan makan. Setelah petatah petitih usai, barulah makanan dibawa dan disajikan. 

Saatnya makan! Semua lauk dicampur jadi satu dalam wadah berisi nasi kemudian semua orang bisa langsung menyantapnya dengan tangan kosong. Kami pun merasakan sensasi seru makan bajamba sambil sekaligus bertukar cerita dengan teman satu kelompok. Tak terasa nasi sedulangpun habis, perut kenyang, hati puas dan temanpun bertambah.

 

 

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :