Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar konferensi yang bertujuan untuk menggaungkan kembali soal Keluarga Berencana (KB). Hal ini juga sekaligus untuk mencapai sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo mengatakan KB bukan hanya soal pertumbuhan penduduk dan kontrasepsi, namun menjadi bangsa yang memiliki human capitalyang produktif, serta menciptakan keluarga yang sejahtera harmonis dengan anak-anak yang berkualitas.
Sementara langkah konkret untuk meningkatkan SDM salah satunya melalui promosi KB dan edukasi kesehatan reproduksi (kespro).
"BKKBN akan fokus pada masyarakat milenial dan melakukan rebranding untuk membuat program kami relevan bagi generasi milenial. KB dan masalah seksual ini cross-cutting, sehingga kita mesti membuat sebuah program kebersamaaan seperti program kespro remaja," ujar Hasto melalui keterangannya, Senin (30/9).
"Tidak hanya memiliki program untuk fertility control, BKKBN juga memiliki subdirektorat bagi mereka yang sulit hamil dan tidak menikah dengan memberikan konseling. Kuncinya pada konseling," sambungnya.
Dalam promosi KB sendiri, yang paling sulit adalah masyarakat Indonesia tidak terbiasa melakukan perencanaan. Kampanye tersebut diharapkan membawa image baru tentang KB secara luas dan mengajari perempuan untuk merencanakan siklus reproduksinya.
Kendati demikian, kenyataannya terkadang perencanaan seringkali berada di luar kendali perempuan. Terutama perencanaan mengenai kehamilan dan anak yang dikandungnya.
"Hal ini erat kaitannya dengan kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga. Hal lain lagi adalah perempuan itu memiliki hak yang terkait dengan reproduksinya adalah hak untuk mendapatkan informasi yang penuh dan pelayanan yang baik," ujar Ketua Komite Ilmiah ICIFPRH Meiwita Paulina Budiharsana.