a. Karakteristik Tulang
Tulang adalah organ semi-kaku, berpori, dan termineralisasi, terdiri dari sel – sel dalam matriks keras, yang membentuk bagian dari endoskeleton vertebrata. Tulang berfungsi untuk menggerakkan, mendukung, dan melindungi tubuh, menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih, dan menyimpan mineral.
Meskipun tulang mungkin tampak sederhana dan bahkan strukturnya padat, dalam kenyataannya tulang terdiri dari jaringan tulang yang hidup yang saling bertautan dengan pembuluh darah, serabut sara. Pembentukan, struktur, dan fungsi tulang melibatkan koordinasi yang sangat kompleks.
Tulang terdiri dari berbagai bentuk dan memiliki struktur internal dan eksternal yang rumit, memungkinkannya untuk menjadi ringan namun kuat dan keras. Salah satu jenis jaringan yang membentuk tulang adalah jaringan tulang mineralisasi, yaitu sebuah jaringan ikat yang memberikan tulang kekakuan dan mirip seperti sarang lebah, struktur internal tiga dimensi. Jenis jaringan lain yang ditemukan di tulang secara keseluruhan termasuk sumsum, periosteum, saraf, pembuluh darah, dan tulang rawan .
Karena sekelompok jaringan yang terlibat yang melakukan fungsi spesifik atau sekelompok fungsi, tulang dapat disebut sebagai organ, meskipun jaringan tulang adalah jaringan yang dominan, menyebabkan tulang sering diklasifikasikan sebagai jenis jaringan ikat khusus.
Semua tulang terdiri dari sel – sel hidup yang tertanam dalam matriks organik termineralisasi yang membentuk jaringan osseous.
Jaringan osseus adalah material komposit yang relatif keras dan ringan, sebagian besar terbentuk dari kalsium fosfat dalam susunan kimia yang disebut kalsium hidroksilapatit (ini adalah jaringan osseous yang memberi tulang kekakuannya).
Tulang pada dasarnya rapuh dan memiliki tingkat elastisitas yang signifikan, terutama karena kolagen. Kolagen adalah protein dari jaringan ikat di hewan dan melibatkan harmonisasi tiga rantai polipeptida dalam bentuk triple helix yang ditandai dengan pengaturan asam amino yang teratur di masing-masing dari tiga rantai; di bawah tekanan, helix tripel menggulung ketat, menahan peregangan, dan membuat kolagen sebagai struktur dan dukungan, juga memberikan tulang beberapa elastisitas.
Baca Juga :
Karakteristik Intan dan Grafit
Karakteristik Logam (Baja, Kuningan dan Perunggu)
Jenis Plastik dan Bahayanya Bagi Kesehatan
Tulang bukanlah material padat yang seragam, tetapi memiliki beberapa ruang di antara komponen kerasnya. Lapisan luar tulang yang keras disebut jaringan tulang kompak karena celah atau ruang yang minimal. Jaringan ini memberi tulang tampilan halus, putih, dan padat, dan menyumbang 80 persen dari total massa tulang dari kerangka dewasa.
Tulang kompak juga dapat disebut sebagai tulang padat atau tulang kortikal. Isi bagian dalam organ tulang adalah jaringan tulang yang dipenuhi lubang (Juga disebut tulang cancellous atau tulang trabecular) yang terdiri dari jaringan trabekula pipih atau berbentuk jarum, yang membuat korona keseluruhan organ dan memungkinkan ruang untuk pembuluh darah dan sumsum tulang.
Bagian luar tulang (kecuali yang berinteraksi dengan tulang lain melalui sendi) ditutupi oleh periosteum, yang memiliki lapisan fibrosa eksternal, dan lapisan osteogenik internal. Periosteum kaya dengan darah, getah bening, dan pembuluh saraf, melekat pada tulang itu sendiri melalui serat Sharpey.
Serat kolagen dari tulang tenunan
Tulang bisa juga ditenun atau pipih (berlapis). Tulang tenunan lemah, dengan sejumlah kecil serat kolagen yang berorientasi secara acak, tetapi terbentuk dengan cepat dan tanpa struktur yang sudah ada selama periode pertumbuhan. Tulang lamellar/kortikal/kompak lebih kuat, terbentuk dari banyak lapisan yang ditumpuk dan diisi dengan banyak serat kolagen sejajar dengan serat lain pada lapisan yang sama. Serabut-serabut ini berjalan berlawanan arah dalam lapisan-lapisan bergantian, membantu kemampuan tulang untuk menahan gaya-gaya torsi. Setelah istirahat, tulang tenunan cepat terbentuk dan berangsur-angsur digantikan oleh tulang pipih yang tumbuh lambat pada tulang rawan hialin yang sudah ada sebelumnya, yang dikalsifikasi melalui suatu proses yang dikenal sebagai “substitusi tulang”.
b. Karakteristik Gigi
Bagaimana dengan gigi? Zat penyusun gigi hampir sama dengan zat penyusun tulang. Pada gigi terdapat protein yang dinamakan amelogenin dan enamelin. Pada gigi juga terdapat senyawa yang mengandung unsure magnesium (Mg), Natrium (Na), dan fluor (f).
Senyawa yang mengandung ion flourida (f-) dalam gigi berfungsi sebagai pelindung gigi dari kerusakan akibat terkena zat (makanan) yang bersifat asam. Selain itu, flourida juga juga dapat mempercepat mineralisasi atau penambahan zat kalsium (Ca) dan fosfor (P) pada permukaan gigi. Oleh karena itu, adanya flourida pada pasta gigi memiliki fungsi besar dalam mengurangi kerusakan gig dan dapat memperbaiki gigi.