Asteroid telah sejak lama dipantau oleh Badan Antariksa Amerika (NASA). Benda luar angkasa ini, menurut peneliti juga perlu diwaspadai karena mampu menimbulkan potensi yang berbahaya bagi Bumi.
NASA pun membuat penelitian dan membuat alat pencegah potensi ancaman asteroid tersebut. Alat tersebut dinamakan DART (Double Asteroid Redirection Test).
Menurut Ketua Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin adanya program DART ini juga bukan berati ada asteroid yang akan mengancam Bumi dalam waktu dekat.
"Dalam 100 tahun ke depan belum ada indikasi ada asteroid besar yang mengancam bumi. Program simulasi oleh NASA dan ESA adalah uji teknologi dan kesiapan sistem yg dibangun seandainya di masa depan ada asteroid yang mengancam bumi," kata Thomas, Jumat (23/8/2019).
Terlebih, Thomas juga mengatakan jika NASA dan ESA juga mencari tahu bagaimana pembelokan orbit asteroid dan juga sistem peringatan dini.
Peneliti NASA juga mengungkap jika Asteroid yang dianggap berbahaya adalah asteroid besar, yang setidaknya memiliki diameter 460 kaki atau 140 meter dan memiliki orbit yang berjarak 7,5 kilometer dari Bumi.
Beberapa belakangan ini, beberapa Asteroid besar juga menyambangi Bumi. Namun, masih belum terdeteksi bahaya karena mereka melintas pada jarak yang aman. Hal tersebut juga diakui oleh Thomas.
"Objek-objek raksasa asteroid yang melintas dekat bumi banyak yang sudah teridentifikasi. Tetapi semuanya melintas bumi pada jarak yang aman," kata dia.
Sebagai contoh, Asteroid 2000 QW7 yang kabarnya akan melewati Bumi pada 14 September 2019 memiliki ukuran yang sangat besar. Ukurannya hampir mendekati Gedung Burj Khalifa yang memiliki tinggi 828 meter. Meskipun demikian Asteroid ini diperkirakan memiliki jarak 5,3 juta km. Dengan kata lain, itu 13,87 kali jarak antara Bumi dan bulan.