Jika kamu pernah mendengar istilah siesta, mungkin kamu juga tahu bahwa siesta adalah budaya tidur siang khas Spanyol. Tapi, tahukah kamu ada negara lain yang juga punya budaya serupa? Benar, lho, tak semua orang menganggap budaya tidur siang sebagai sebuah budaya yang buruk. Pasalnya, bagi beberapa masyarakat di dunia, praktik tidur siang telah dianggap sebagai bagian dari budaya yang membentuk identitas kelompok masyarakat tersebut.
Di Spanyol misalnya, pemerintah berusaha melindungi siesta sebagai aset budaya dengan membuat sebuah aturan khusus. Aturan tersebut bertujuan untuk melindungi siesta agar tetap lestari sekaligus memastikan hak-hak warganya dalam menjalankan siesta. Selain di Spanyol, ternyata ada juga beberapa negara lain yang punya tradisi serupa lho! Negara mana saja? Berikut ini 5 negara di dunia yang memiliki budaya tidur siang dalam keseharian masyarakatnya:
Budaya Tidur Siang Unik dari 5 Negara Berbeda
1. Siesta di Spanyol
Sejarah siesta di Spanyol merupakan sejarah panjang yang bisa ditarik dari sejak era Islam masih berjaya di tanah ini. Orang-orang Spanyol meluangkan waktu 2-3 jam pada siang hari demi menghindari teriknya panas matahari saat bekerja. Selain itu, banyak penduduk Spanyol yang memiliki beberapa pekerjaan dalam sehari dan jeda waktu 2-3 jam tersebut biasanya digunakan untuk berpindah antar pekerjaan. Namun kini, sudah semakin sedikit orang yang mempraktikkan siesta dan budaya tidur siang ala Spanyol ini berada dalam ancaman kepunahan.
2. Riposo di Italia
Budaya tidur siang di Italia yang bernama riposo, menurut para sejarawan, memiliki pengaruh yang besar dari budaya siesta di Spanyol. Banyak penduduk Italia yang mempraktikkan riposo dalam rangka menyesuaikan kondisi tubuh dengan jam biologis manusia. Sedikit berbeda dari siesta, riposo di Italia memiliki durasi yang lebih pendek yaitu antara 1,5 hingga 2 jam saja. Jangan heran bila pada jam riposo banyak tempat umum seperti pertokoan, museum, perkantoran, hingga gereja yang tutup sementara.
3. Mesimeri di Yunani
Bentuk budaya tidur siang di kebudayaan Yunani dinamani mesimeri. Istilah ini merupakan gabungan dari dua frasa yang bermakna “waktu senyap” dan “tengah hari’ dan biasanya terjadi antara pukul 2 hingga pukul 4. Saat ini, mesimeri memang tidak lagi dipraktikkan secara masif, namun pengaruhnya tetap saja masih cukup besar di berbagai tempat di Yunani. Alhasil, banyak pertokoan yang tutup di waktu tersebut dan bahkan banyak desa-desa dan kota-kota yang nampak seperti tanpa kehidupan karena mesimeri.
4. Inemuri di Jepang
Lain di Spanyol, lain pula di Jepang. Di Jepang, budaya tidur siang atau inemuri sangat lumrah terjadi dan bahkan telah diterima oleh masyarakat luas. Menurut kebudayaan Jepang, tidur siang saat bekerja merupakan pertanda ketekunan, bukti bahwa seseorang telah bekerja dengan keras hingga kelelahan. Hal ini juga merupakan efek samping dari budaya kerja Jepang yang sangat gila di mana secara rata-rata penduduknya memiliki waktu tidur paling sedikit. Salah satu studi menemukan bahwa rata-rata jam tidur penduduk Jepang hanyalah 6 jam 35 menit saja. Alhasil, Anda akan banyak menjumpai orang-orang Jepang yang tertidur di kendaraan dan di tempat-tempat umum lainnya.
5. Budaya Tidur Siang di Indonesia
Ternyata, di Indonesia juga ada budaya tidur siang unik yaitu tepatnya berasal dari Gorontalo di pulau Sulawesi. Masyarakat Gorontalo sejak zaman dahulu dikenal memiliki kebiasaan tidur siang yang telah menjadi budaya umum yang dipraktikkan seluruh masyarakatnya. Budaya tidur siang di Gorontalo muncul akibat kondisi geografis wilayahnya yang bercuaca cukup panas pada siang hari. Alhasil, para pedagang rela menutup tokonya hingga para pekerja kantoran akan pulang terlebih dahulu bila tiba waktunya tidur siang. Budaya ini bertahan hingga puluhan tahun. Namun di era modern ini, kebiasaan ini sudah semakin berkurang karena kemajuan zaman.
Semoga artikel ini bermanfaat ya,