Ritual seputar pernikahan sangat banyak ragamnya, mulai dari prosesi pernikahan sendiri hingga pernak-pernik seputarnya. Salah satunya adanya mitos tentang adik yang mendahului kakaknya untuk menikah. Selain membuat perasaan tak enak di benak beberapa orang karena merasa “Duh, kok adikku dulu sih yang ketemu jodoh”, ternyata ada juga akibat yang dipercaya jika hal ini terjadi di beberapa tradisi.
1. Akibat yang ditimbulkan dari melangkahi si kakak ini ternyata cukup menakutkan. Kira-kira ini mitos apa betulan ya? Hmm
Dilansir dari Mahligai, kakak dari adik yang menikah duluan dipercaya akan mengalami sulit jodoh. Bahkan di beberapa tempat hal ini dipercaya dapat membuat kakak menjadi perawan tua karena tak kunjung menemukan pasangan. Si adik juga akan dianggap tak sopan karena tidak sabar untuk menunggu kakaknya nikah duluan daripada dirinya.
2. Untuk itu dilakukan sebuah prosesi demi sang kakak yang dijauhkan dari nasib buruk jika sang adik benar-benar nikah terlebih dulu darinya
Sebuah prosesi akan dilakukan demi sang kakak yang lancar jodoh dan pernikahan adik yang tanpa gangguan. Di Jawa, prosesi ini bernama Langkahan yang berasal dari kata ‘langkah’ yang berarti melompati. Prosesi ini digunakan sebagai sarana yang dilakukan sang adik untuk meminta izin kepada sang kakak. Ada beberapa perlengkapan yang harus disiapkan.
3. Salah satu perlengkapan yang perlu dipersiapkan oleh sang adik adalah sebuah hadiah yang akan diberikan untuk sang kakak
Masih dari Mahligai, hadiah ini bisa berupa hal-hal yang diinginkan oleh sang kakak atau sesuai permintaan. Namun ada juga mitos yang mengatakan bahwa hadiah-hadiah ini harus berupa barang-barang yang sama persis dengan seserahan yang diterima sang adik. Saat sang adik mendapatkan suatu barang seperti pakaian, sang kakak juga sebaiknya mendapatkan barang yang sama persis dengannya.
4. Selain hadiah, perlengkapan yang perlu disiapkan ternyata ada banyak juga lo. Masing-masing dari perlengkapan ini memiliki makna sendiri-sendiri
Untuk prosesi langkahan dalam adat Jawa ini ada berbagai makanan yang perlu disiapkan, di antaranya adalah sembilan tumpeng atau Tumpeng Sindula Pengasih dengan maknanya masing-masing.
- Tumpeng Tanggarana untuk selalu mengingat sang pemberi kehiduan
- Tumpeng Puput sebagai tanda melepas diri dan tidak lagi menjadi tanggung jawab orang tua
- Tumpeng Kesawa sebagai petuah untuk selalu bermanfaat kepada masyarakat
- Tumpeng Bedhah Negara sebagai lambang bersatunya laki-laki dan wanita
- Tumpeng Sangga Langit sebagai bukti menghormati asal usul dan menghormati ayah bunda
- Tumpeng Kidongsoka untuk mennjauhkan dari watak arogan
- Tumpeng Pengapit sebagai kepercayaan baik buruk sesuatu datang dari Allah
- Tumpeng Penggoda yang melambangkan bahwa yang di dunia tidak abadi
- Tumpeng Pangruwat agar anak selalu berbakti kepada orang tua
Selain tumpeng tersebut ada juga bokor berisi air bertabur bunga yang berarti saudara tetap saudara dan Tongkat Sidadahi yang berupa ayam panggang yang ditusuk dengan tebu wulung sebagai doa semoga harapan dapat terlaksana sesuai keinginan.
5. Meskipun ada banyak perlengkapan yang diperlukan, namun prosesinya relatif sederhana kok. Intinya permohonan izin
- Pertama, calon pengantin akan dihadapkan ke kakak untuk meminta maaf dan meminta izin untuk melangsungkan pernikahan
- Kedua, kakak akan memberikan izin kepada sang adik dan merasa legowo saat dilangkahi
- Ketiga, adik akan memberikan hadiah yang sudah disiapkan
- Keempat, sang adik akan dibimbing menghadap orang tua untuk memberi tahu bahwa kakak sudah merestuinya
- Terakhir, kakak akan dipinjami tongkat tebu wulung dan diminta untuk menuntun sang adik sebagai simbol melewati segala rintangan
6. Saat sang adik meminta izin, ada kalimat berbahasa Jawa yang perlu diucapkan. Kalimat ini tidak pakem tapi bisa kamu catat sebagai referensi
Kalimatnya berbunyi:
Dhuh kangmbok/raka ingkang kula bekteni, si adhi nyuwun palilah rila legawaning manah, nglampahi papesthening ngagesang nambut silaling akrami langkung rumiyin, rayi nyuwun rumentahing gung pangaksami sarta adi pangestu
Inti dari kalimat tersebut adalah meminta izin sang kakak agar ia berbesar hati untuk legowo. Kalimat ini juga berisi permintaan maaf serta meminta doa restu.
Meskipun mitos ini belum tentu benar, tapi ternyata selain di Jawa ada juga lo daerah lain yang mempercayainya, seperti dalam adat Sunda danBatak. Kalau menurut Hipwee sih, semua mitos ini kembali keyakinan masing-masing saja. Nah, kalau menurut kamu sendiri bagaimana?