Human Immunodeficiency Virus(HIV) merupakan virus yang menyebabkan munculnya penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Jadi HIV/AIDS sebenarnya berbeda meski sering diidentikkan. Sepanjang tahun 2016, Kementerian Kesehatan RI menemukan lebih dari 40.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Kemudian tahun 2017 diketahui jumlah kematian di dunia yang disebabkan oleh HIV/AIDS sebanyak 940.000 kasus, di antaranya 830.000 orang dewasa dan sisanya anak-anak.
Tahun berikutnya, Indonesia menyumbang angka 620.000 dari total 5,2 juta jiwa di Asia Pasifik yang terjangkit HIV/AIDS. Pada Maret 2017 sudah tercatat lebih dari 10.000 laporan infeksi HIV dan tidak kurang dari 650 kasus AIDS di Indonesia. Data ini cenderung terus meningkat. Meski dianggap mengerikan karena memang HIV/AIDS ini mematikan, kerapkali kesalahan pikir atau karena ketakutan berlebihan muncul mitos-mitos yang tidak masuk akal mengenal HIV/AIDS.
Tahukah Anda, apa saja mitos yang menyesatkan terkait HIV/AIDS?
Tertular HIV berarti tinggal menunggu kematian.
Nyatanya HIV bisa diatasi dengan obat antiretroviral atau ARV membuat ODHIV tetap dapat menjalani aktivitas dan berkarya, dengan catatan bahwa, obat tersebut harus teratur diminum seumur hidup. HIV (ODHIV), memiliki harapan hidup yang sama dengan orang biasa jika rutin meminum obat dan hidup dengan baik. Maka mitos ini hanya mengecilkan hati penderita HIV.
Berciuman bisa menularkan HIV/AIDS.
Faktanya adalah penularan HIV/AIDS hanya bisa terjadi jika melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dan gaya hidup seks yang tidak sehat/liar. Selanjutnya penggunaan jarum suntik berjamaah, karena bisa menularkan penyakit. Penularannya lainnya adalah Ibu ke anak, saat kehamilan, persalinan atau menyusui. Dan tranfusi darah juga dapat menularkan HIV/AIDS. Jadi jika anda hanya bersentuhan bahkan berciuman dengan penderita HIV/AIDS tidak serta merta bisa menularkan penyakit tersebut kepada anda, termasuk kontak fisik lainnya seperti berbagi makanan dan fasilitas umum.
Gigitan nyamuk dapat menjadi perantara HIV.
Ini juga merupakan mitos yang menyesatkan, sebab nyamuk tak dapat mengantarkan penyakit HIV/AIDS dari seseorang kepada orang lain. Kenyataannya, nyamuk sama sekali tidak berkontribusi dalam penularan virus HIV. Sebab, nyamuk dan serangga lain, tidak menginjeksi darah yang sudah diisapnya dari orang lain.
HIV sama dengan AIDS.
Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa HIV tidak sama dengan AIDS. HIV atau human immunodeficiency adalah virus dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara itu, AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome, adalah fase terparah yang bisa dialami oleh penderita HIV. AIDS sendiri disebabkan oleh HIV. Namun dengan terapi ARV dan hidup sehat, orang yang terinfeksi HIV, bisa terhindar dari AIDS.
Orang yang tertular HIV akan terlihat dari fisik luarnya.
Nyatanya orang yang terinfeksi HIV sulit dikenali gejala fisiknya. Satu-satunya cara untuk mengetahui infeksi HIV adalah melalui tes darah. Oleh sebab itu, penting bagi untuk rutin menjalani pemeriksaan darah, dan mengetahui status HIV Anda. perubahan bentuk fisik mungkin hanya akan terlihat saat HIV/AIDS mencapai puncak akhir.
HIV dan AIDS merupakan infeksi kelompok pria homoseksual.
Kondisi real di lapangan, siapa saja bisa terinfeksi HIV/AIDS. Kelompok pria gay dan biseksual memang salah satu populasi kunci untuk HIV dan AIDS. Meski demikian, infeksi ini bisa menyerang semua kalangan, tanpa memandang orientasi seksual. Hingga tahun 2017 saja, kelompok ibu rumah tangga termasuk yang paling banyak menderita AIDS. Data ini diambil dari laporan perkembangan HIV di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan.