Urban farming merupakan sebuah konsep bagi kota-kota besar yang padat penduduk untuk dapat “menyulap” lahan sempit menjadi area pertanian mini yang produktif. Metode yang banyak digunakan adalah hidroponik, yaitu sebuah sistem pertanian yang tidak menggunakan media tanah namun memanfaatkan air untuk memberi nutrisi pada tanaman.
Akuaponik
Namun, tentunya urban farming terus berkembang dan salah satu inovasinya adalah sistem metode pertanian akuaponik yang sebenarnya memadukan akuakultur (budidaya perairan) dengan hidroponik dalam sebuah simbiosis mutualisme.
Sistem kerja akuaponik sangat sederhana. Air beserta kotoran yang berasal dari budidaya ikan disalurkan kepada tanaman karena mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Lalu, tanaman akan menyerap nutrisi dari air dan kotoran ikan tadi.
Baca juga:
Kenali 10 Jenis Media Tanam Hidroponik Terbaik Ini
Kenali Ciri-ciri Tanaman Hidroponik yang Kekurangan Mineral
Hidroponik Rakit Apung Ternyata Menguntungkan
Sebagai gantinya, tanaman akan memberikan oksigen kepada ikan melalui sirkulasi air yang sudah tersaring oleh media tanam. Dalam akuakultur, limbah berupa urine, feses dan sisa pakan ikan yang menumpuk di dalam air dapat bersifat toksik bagi ikan. Namun bagi tanaman, limbah-limbah tersebut kaya nutrisi dan sangat bermanfaat untuk pertumbuhannya.
Hidroponik vs Akuaponik
Apabila hidroponik hanya dapat menanam dengan jenis tanaman terbatas, keuntungan ganda pada sistem akuaponik ini dapat menjadi salah satu metode pertanian hemat lahan dan air yang bisa dikombinasikan dengan beragam tanaman sayuran (kangkung, sawi, selada, bayam, tomat, cabai dan kemangi).
Hidroponik terkadang juga masih menggunakan bahan kimia dalam pupuk/nutrisi serta memproduksi tumbuhan non organik, sementara akuaponik pasti memproduksi tumbuhan organik karena memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk/nutrisi bagi tumbuhan.
Keunggulan Lebih Akuaponik
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan pembuatan sistem hidroponik yang lebih murah dan sederhana, pembuatan sistem akuaponik cenderung lebih kompleks dan mahal. Meskipun memang terdapat beberapa keuntungan mendasar dari sistem pertanian akuaponik ini, yaitu diantaranya:
-
Dapat diterapkan pada skala rumah tangga (vertiminaponik, wolkaponik) dan luas (industri pertanian terpadu);
-
Akuaponik memproduksi sayuran dan ikan sekaligus;
-
Efektif dalam pemakaian sumber daya air;
-
Hemat tenaga dan waktu, karena pemupukan dan penyiraman tidak dilakukan secara manual;
-
Tanaman tidak membutuhkan suplai nutrisi berbahan kimia;
-
Hasil sayurnya dianggap mempunyai tingkat organik yang lebih bagus ketimbang tanaman organik yang ditanam langsung menggunakan tanah atau hidroponik.