Sedari kecil kita selalu diajarin buat buang sampahpada tempatnya, entah sama guru atau orang tua. Bahkan sampai sering dijadikan pertanyaan di ulangan zaman SD. Kita juga dikasih tahu, dengan buang sampah di tempatnya, kita bisa terhindar dari banjir atau longsor yang bisa mengancam jiwa. Hal ini membuat orang jadi terbiasa setiap punya barang apapun yang kadaluarsa, habis masa pakainya, atau rusak, ya dibuangnya ke tong sampah. Padahal nyatanya nggak semua sampah bisa dibuang dan dicampur dengan sampah-sampah yang lain.
Banyak juga benda yang termasuk golongan limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) dan harus dibuang di tempat aman, bahkan kalau bisa jangan di tong sampah rumah tangga. Soalnya nggak ada yang pernah tahu dengan pasti kemana berakhirnya sampah-sampah yang berasal dari rumah kita. Bisa jadi ditimbun, dibakar, didaur ulang, atau bisa juga tercecer bahkan dibuang ke laut. Kalau udah gitu yang ada malah mencemari lingkungan ‘kan. Hipwee News & Feature sudah merangkum berbagai benda sehari-hari di sekitar kita yang seharusnya dibuang di lokasi khusus, bukan hanya di tempat sampah biasa. Simak yuk biar bisa ubah kebiasaan~
1. Baterai misalnya. Benda ini meski kecil tapi mematikan lho. Kalau kamu termasuk yang suka buang batere bekas ke tong sampah, segera ubah kebiasaanmu
Seandainya kamu buang baterai bekasmu ke tempat sampah yang nggak jelas muaranya, bisa aja baterai itu malah mencemari lingkungan. Ini karena baterai mengandung logam berat kayak merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel, dan lithium. Bayangin aja kalau ternyata sampah bateraimu malah berakhir di sungai, laut, atau tanah. Air bisa tercemar dan kalau terus berlangsung bukan nggak mungkin air kran di rumah kita malah jadi beracun!
2. Sama halnya kayak baterai, lampu neon bekas juga sebaiknya jangan dibuang begitu aja ke tempat pembuangan. Kandungan kimia di dalamnya bisa mencemari lingkungan juga
Memang sih nggak semua lampu mengandung senyawa berbahaya. Tapi yang pasti lampu neon atau TL ternyata bisa melepaskan merkuri lho kalau pecah. Jangan sampai cuma gara-gara kamu buang sembarangan, kandungan di dalamnya bisa mencemari tanah dan air, dimana kalau kamu konsumsi air yang mengandung merkuri, bisa berujung gagal ginjal, kerusakan hati, atau gangguan kesehatan lainnya.
3. Kamu pasti sering banget lihat oli yang dibuang ke jalan atau selokan begitu aja. Padahal oli bisa mencemari air sungai atau laut yang jelas berbahaya buat tubuh
Orang pasti akan berpikir kalau oli bekas itu ya harus dibuang. Kalau buangnya ke tempat aman sih nggak masalah. Tapi banyak orang yang masih menganggap buang oli di selokan atau di jalanan itu nggak bakal menimbulkan dampak buruk. Nyatanya malah oli bisa mencemari lingkungan sekitar lho. Dilansir dari livescience.com, 1 galon oli bisa merusak 1 juta galon air bersih! Kalau sering dilakukan, oli-oli akan berkumpul di sungai dan laut sehingga bisa merusak ekosistem di dalamnya. Kamu jelas nggak mau kan makan ikan yang tubuhnya teracuni oli?!
4. Nggak cuma oli, benda cair lain yang bahaya kalau dibuang di saluran air adalah cat. Hayo ngaku deh kalau masih sering buang sisa cat ke selokan??
Cat minyak, cat tembok, cat furnitur, cat pelapis, atau cat remover sama-sama berbahaya karena mengandung berbagai zat kimia. Kalau sisa cat dibuang begitu saja ke tong sampah depan rumah atau ke selokan, kandungan di dalamnya bisa berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan, soalnya bisa mencemari sungai atau sumber air.
5. Sebelum termometer digital banyak dipakai kayak sekarang, orang masih pakai termometer kaca yang ternyata di dalamnya terkandung merkuri
Di zaman modern kayak sekarang, banyak orang mulai beralih ke termometer digital, membuat termometer lama mereka berakhir di tempat sampah. Hati-hati lho, rata-rata dalam termometer kaca jadul itu mengandung setidaknya 500 miligram merkuri. Kalau itu dibuang ke tempat sampah dan pecah, merkuri akan mencemari lingkungan di sekitarmu.
6. Buat kamu khususnya pemilik salon, jangan sekali-kali membuang hairspray di tong sampah biasa atau bahkan di sungai ya!
Hairspray banyak digunakan wanita untuk menata rambut biar mudah dibentuk. Tapi hati-hati soalnya di dalamnya ada kandungan Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang digunakan untuk membuat aerosol. Kalau terlepas ke udara, CFC ini bisa memperparah pemanasan global dengan membentuk emisi CO2 lho.
7. Bahan-bahan pembersih rumah kayak deterjen atau pembersih lantai juga jangan dibuang sembarangan ya, banyak kandungan kimia di dalamnya yang bikin ngeri kalau mencemari lingkungan
Dalam deterjen terkandung bahan kimia surfaktan (15-25%), builder, fillerdan aditif yang bahaya buat kelangsungan hidup manusia dan lingkungan. Deterjen bisa mencemari lewat busa-busa yang dibuang di saluran air dan mengakibatkan banyak organisme di dalamnya mati. Pun dengan pembersih lantai, yang mengandung banyak bahan kimia berbahaya, salah satunya Sodium Laureth Sulfate (SLS).
8. Begitupun sama barang-barang elektronik kayak komputer, ponsel, atau kamera. Kelihatannya sepele, tapi benda-benda ini mengandung logam-logam berbahaya dan tergolong sampah B3
Susah-susah gampang sih bikin orang mau sadar, kalau dari pemerintah sendiri kurang sosialisasi. Apalagi di sini tuh nggak kayak di luar negeri, di sana banyak lembaga yang mengelola sampah-sampah berbahaya lho. Sebenarnya ada beberapa cara untuk menanggulangi masalah sampah berbahaya kayak di atas, demi lingkungan tetap sehat, seperti dilansir Time:
- Didaur ulang, misalnya jadi furnitur atau hiasan di rumah
- Dirombak jadi benda dengan fungsi baru, kayak remote atau monitor bayi
- Dijual lewat jual beli online
- Didonasikan
Di Indonesia sendiri sebenarnya ada beberapa pusat pembuangan sampah-sampah berbahaya kayak di atas. Tapi cuma berpusat di beberapa kota aja seperti Jakarta dan Bandung, belum tersebar merata. Ada juga tempat sampah khusus limbah B3, meskipun banyak yang sudah rusak, dicoret-coret, dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Padahal yang pakai benda-benda kayak di atas ya hampir semua orang dari Sabang sampai Merauke.
Semoga aja ya pemerintah segera menyediakan sarana dan prasarana yang memadai supaya orang-orang Indonesia bisa mulai membuang sampah benar-benar pada tempatnya– bukan hanya tempat sampah atau menumpuk di pembuangan akhir saja. Masyarakat juga harus mulai diedukasi bahwa membuang sampah pada tempat sampah saja seringkali tidak menyelesaikan masalah, sampah itu perlu dipilah.