Tak ada jaminan air yang kita konsumsi sehari-hari baik kualitasnya. Untuk itu, pastikan selalu cek kualitas air sebelum dikonsumsi agar terhindari dari bahayanya. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga. Namun, tak semua daerah memiliki kualitas air yang masih baik dan terjaga. Apalagi dengan semakin banyaknya pencemaran, memburuknya kualitas udara, dan semakin meluapnya tumpukan limbak di sekitar kita. Masihkah Anda yakin dengan air yang Anda konsumsi tanpa perlu cek kualitas airnya? Sudahkah Anda yakin air minum yang dikonsumsi memenuhi standar kualitas fisik, kimiawi, serta bakteriologi? Bila tak yakin, ini artinya Anda perlu segera cek kualitas air minum di rumah Anda.
Kenapa Perlu Mengecek Kualitas Air Minum?
Air yang berasal dari tanah seperti air sumur sudah pasti tercemar, baik itu secara kimiawi ataupun alami. Air juga dapat tercemar karena faktor manusia, misalnya melalui limbah dari septictank yang penempatannya kurang begitu diperhatikan. Risiko ini semakin besar bila melihat kota besar yang semakin padat bahkan sudah seperti tak berjarak dari satu rumah dan rumah lainnya. Pencemaran air akan semakin parah dengan adanya kandungan zat berbahaya seperti timbal, besi, kapur, hingga merkuri. Sayangnya, banyak yang tak menyadari bahaya ini dan merasa air yang dikonsumsi sudah bersih dan aman bagi tubuh. Padahal, risiko kesehatan yang ditimbulkan tak main-main karena bisa menyebabkan penyakit berat seperti diare, disentri, hepatitis, hingga polio. Alasan di atas sudah lebih dari cukup untuk segera cek kualitas air yang Anda konsumsi sehari-hari di rumah.
Apa Saja Ciri Air Bersih dan Higienis?
Standar kualitas air minum sebetulnya telah diatur pada Perturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990, diperbaharui dengan Standarad Kualitas Air Minum No. 907/MENKES/SK/VII/2001. Kemudian standar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menggunakan pedoman SNI 01-3553-2006, yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) sebagai panduan. Pada dasarnya, ciri air bersih dan higienis bisa dilihat secara kasat mata dengan melakukan analisis terhadap kondisi fisiknya. Misalnya, dilihat dari warna, kondisi air keruh atau tidak, dan dari aroma atau rasanya. Namun, ciri-ciri air bersih lainnya dapat Anda lihat dari faktor berikut ini:
- Air tak berasa
- Air tak berbau
- Air tak keruh
- Suhu air normal
- Jernih
- Rasanya tawar
- Kadar pH normal
- Bebas patogen
- Bebas endapan
- Bebas zat kimia
Apa Saja Bahaya Air yang Tak Bersih?
Dalam sebuah warta, memuat sebuah penelitian yang mengemukakan soal bahaya air tak bersih. Setidaknya ada empat zat yang memiliki kemungkinan tinggi untuk mengkontaminasi air yang kita konsumsi sehari-hari. Keempat zat kontaminan tersebut yaitu bakteri seperti salmonella dan E. Colli, pestisida, senyawa anorganik seperti timbal, dan unsur radioaktif seperti radon. Bahaya dari mengonsumsi zat kontaminan tersebut di antaranya:
- Gangguan pencernaan
- Masalah reproduksi
- Gangguan neurologis
- Melemahnya imun tubuh
- Tiroid
- Hingga kanker
Bagaimana Cara Cek Kualitas Air di Rumah?
Setidaknya ada tiga metode pengujian kualitas air yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah tanpa perlu bantuan tenaga ahli atau laboratorium. Cara cek kualitas air ini bisa digunakan salah satunya atau ketiganya sekaligus agar hasilnya lebih meyakinkan. Tiga metode pengujian kualitas air tersebut yaitu:
1. Metode Analisis Fisik
- Endus bau air apakah netral atau memiliki bau tertentu.
- Kecap rasa air apakah mengandung rasa tertentu atau tidak.
- Terawang kejernihan air dengan menggunakan gelas kaca bening.
- Periksa warna air dengan mengendapkan air selama beberapa saat.
- Cek apakah pipa korosif atau tidak. Bila korosif artinya air banyak mengandung mineral berbahaya.
2. Metode Analisis Kimiawi
- Manfaatkan air teh untuk mengecek kualitas air.
- Pertama, campurkan air dengan air teh dalam volume yang sama.
- Diamkan selama beberapa jam agar reaksinya muncul.
- Perhatikan apakah ada perubahan warna atau jadi berlendir.
- Perubahan semacam itu menandakan air tak jernih dan mengandung logam berat.
- Sebaliknya, bila tak ada perubahan artinya air aman dikonsumsi.
3. Metode Analisis Bakteriologis
- Pertama, masukkan air ke dalam sebuah gelas kemudian tutup rapat.
- Diamkan selama lima hari.
- Setelah itu, amati apakah terdapat perubahan pada warna dan bentuk airnya.
- Bila air berubah warna menjadi hitam, putih, atau hijau, artinya terdapat banyak bakteri di dalamnya dan air tak layak dikonsumsi.
- Bila selama 5 hari air disimpan tak berubah warna, artinya air bersih dan sehat dan layak dikonsumsi.
Bila ketiga metode pengujian kualitas air tersebut dirasa tak cukup meyakinkan, lebih baik langsung uji air di laboratorium yang kredibel.