Dalam bahasa Indonesia, kata ini dan itu biasa digunakan sebagai kata penunjuk. Dalam pemakaian yang umum, ini menunjuk sesuatu yang dekat dengan pembicara, sedangkan itumenunjuk sesuatu yang jauh dari pembicara. Dalam bahasa tulis terdapat konvensi/ketentuan yang lazim diikuti. Kata ini digunakan untuk mengacu ke kalmia atau bagian yang akan disebutkan. Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan contoh berikut.
(1) Saya ingin belajar bahasa Indonesia lagi di Wisma Bahasa. Saya ingin memperdalam bahasa Indonesia saya. Saya ingin jawaban dari Wisma Bahasa atas beberapa pertanyaan saya ini. Pertama, bisakah saya mulai belajar pada hari Senin minggu depan? Kedua, berapakah harga per sesinya saat ini?
Pada contoh (1) di atas, kata ini mengacu pada dua kalimat atau pertanyaan yang disebutkan kemudian. Jika pertanyaan itu disebutkan terlebih dahulu, kata pengacu yang digunakan adalah itu. Sehingga susunannya seperti berikut ini.
(2) Saya ingin belajar bahasa Indonesia lagi di Wisma Bahasa. Bisakah saya mulai belajar pada hari Senin minggu depan? Berapakah harga per sesinya saat ini? Saya ingin jawaban dari Wisma Bahasa atas beberapa pertanyaan saya itu.
Pada contoh (2), kata itu mengacu pada kalimat yang telah disebutkan, yakni dua kalimat tanya di depannya.
Berikut ini contoh pemakaian kata ini dan itu secara bersama-sama.
(3) Karena guru Michael pada sesi pertama tidak bisa datang, dibatalkanlah sesi pertama. Selain alasan itu, ada pula alasan lain yang dapat disebutkan berikut ini. (a) Tidak ada guru lain yang bisa mengganti . (b) Dia sudah terlanjur kecewa.
Di samping kata ini dan itu, ada pula kata begini dan begitu yang mempunyai aturan pemakaian yang sama. Menurut asal-usulnya kata begini berasal dari bagai ini dan begitu berasal dari bagai itu. Kata begini mengacu ke bagian yang akan disebutkan, sedangkan begitu mengacu ke bagian yang telah disebutkan. Marilah kita perhatikan contoh berikut ini.
(4) Beginilah cara menggiring bola yang baik. Tendanglah bola sesuai dengan kecepatan berlari. Setiap kali bola ditendang, kaki satunya harus masih dapat menjangkaunya. Semakin cepat tendangan Anda, semakin cepat pula Anda harus berlari.
Pada contoh di atas, kata begini mengacu pada kalimat berikutnya yang menjelaskan cara menggiring bola. Kini kita perhatikan pemakaian kata begitu.
(5) Jika bola ditendang terlalu keras, sedangkan Anda tidak berlari dengan cepat, kemungkinan besar yang terjadi adalah kaki satunya tidak dapat menjangkau bola. Jika lawan Anda mengawal secara ketat, bola yang di luar jangkauan kaki Anda dapat direbutnya. Dengan begitu Anda akan kehilangan bola.
Pada contoh di atas, kata begitu mengacu pada kalimat atau pernyataan yang telah disebutkan, yakni hal lepasnya bola ke kaki lawan. Tentu saja, kata begitu yang dibicarakan di sini bukanlah yang semakna dengan demikian, seperti yang terdapat pada kalimat, Ia begitu berwibawa atau Begitu datang, ía marah-marah. (Sumber: Pusat Bahasa)