Temuannya sempat tidak diakui hingga berpuluh tahun kemudian
Gregor Mendel merupakan ilmuwan asal Austria yang terkenal setelah percobaan tanaman kacangnya menjelaskan bagaimana pewarisan sifat diturunkan dari generasi ke generasi. Penemuannya sempat ditolak selama masa hidupnya, hingga beberapa dekade setelah kematiannya penemuan itu baru diakui sebagai pembawa perubahan. Berikut adalah fakta-fakta menarik tentang hidup dan pencapaian sang bapak genetika modern.
1. Menghabiskan masa kecil dengan bertani dan ternak lebah
Terlahir sebagai Johann Mendel pada 22 Juli 1822 di Heizendorf, Austria, Johann merupakan anak kedua dari tiga anak Antonand Rosine Mendel. Keluarga Mendel punya lahan perkebunan kecil selama ratusan tahun sebagai tempat tinggal dan mencari nafkah. Johann menghabiskan masa awal hidupnya di pedesaan. Dia bekerja sebagai petani dan belajar ternak lebah saat kanak-kanak. Seorang pastor di lingkungan tempat tinggalnya kagum atas kemampuan akademik Johann dan membujuk orangtuanya untuk mengirim Johann ke sekolah pada usia 11 tahun.
2. Menderita depresi saat kuliah
Setelah tamat sekolah menengah pada 1840, Johann melanjutkan pendidikan ke Fakultas Filsafat Universitas Olomouc, Republik Ceko. Keluarganya tidak sanggup untuk membiayai sehingga Johann harus memberi tutor kepada siswa sekolah untuk menyelesaikan pendidikannya. Dia menderita depresi berat dan harus pulang ke kampung halaman untuk menyembuhkannya. Padahal, studinya sangat cemerlang, khususnya pada fisika dan matematika. Oleh sebab depresinya tersebut, dia lulus kuliah setahun lebih lama, dari yang seharusnya hanya dua tahun pada 1843.
3. Memperoleh nama Gregor ketika jadi biarawan
Keluarga Mendel berharap dia bisa meneruskan perkebunan keluarga karena dia adalah anak laki-laki satu-satunya. Namun, Johann memutuskan untuk menjadi biarawan, alasannya karena memberinya jaminan hidup dan kesempatan melanjutkan pendidikannya tanpa harus membayar. Di Universitas Olomouc, Mendel merupakan mahasiswa favorit Friedrich Franz, seorang profesor fisika dan matematika terapan. Franz dan Mendel kemudian hari menjadi teman baik. Atas rekomendasi Franz, kemudian Mendel mendaftar sebagai biarawan ke Ordo Agustinian, Gereja St. Thomas di Brno, Moravia. Di sanalah dia diberi nama Gregor seperti yang kita kenal sekarang.
4. Dua kali gagal ujian sertifikasi guru
Sebagai bagian dari pendidikan menjadi biarawan, Mendel bekerja sebagai guru pengganti di sekolah menengah atas. Pada 1850, dia mengikuti ujian sertifikasi guru, tapi gagal. Tahun berikutnya, dia dikirim ke Universitas Wina. Di sana dia belajar dibawah bimbingan fisikawan Austria Christian Doppler, yang terkenal karena Efek Doppler. Mendel juga belajar fisiologi dan anatomi tumbuhan, dan cara menggunakan mikroskop dibawah bimbingan botanis Franz Unger. Pada 1853, Mendel kembali ke gereja di Brno dan mengajar lagi. Pada 1856, dia kembali ujian sertifikasi guru tapi gagal untuk kedua kali.
5. Terkenal setelah percobaannya pada kacang
Pada 1854, kepala biara Cyrill Napp mengizinkan Gregor melakukan percobaan terhadap pewarisan sifat tanaman di kebun gereja seluas 2 hektar. Atas alasan ketersediaan benih, kemudahan ditanam, dan pengendalian penyerbukan, Mendel memilih melakukan percobaannya dengan kacang ercis (Pisum sativum). Dia fokus pada tujuh perbedaan sifat pada kacang ini, misal tinggi tanaman, warna benih, dan penampakan halus atau keriput. Entah disebut intuisi atau keberuntungan, pada kacang tersebut muncul 'partikel pembawa sifat' pada tujuh pasang kromosom, padahal Mendel tidak pernah sadar akan hal tersebut.
6. Menemukan rasio 3:1
Mendel menyilangkan berbagai varietas kacang yang punya sifat berbeda, misal tanaman kacang berbatang tinggi disilangkan dengan berbatang pendek. Awalnya dia tidak menemukan sesuatu yang luar biasa, karena semua keturunan pertama persilangan kacang tersebut berbatang tinggi. Menurut pandangan Mendel, salah satu sifat kacang menang dan lainnya kalah. Lebih lanjut, saat Mendel menyilangkan lagi kacang keturunan pertama tersebut, satu sifat kacang berbatang pendek muncul berbanding dengan tiga sifat kacang berbatang tinggi. Penemuan rasio 3:1 ini yang kelak kita ketahui sebagai gen dominan dan resesif, kontribusi penting Mendel dalam sains.
7. Temuannya sempat tidak diakui
Gregor Mendel pertama kali mempublikasikan temuannya pada dua pertemuan The Natural History Society of Brno di Moravia pada awal 1865. Tulisannya yang berjudul Experiments on Plant Hybridization terbit di jurnal setahun kemudian. Saat itu penelitiannya tidak diakui oleh sekelompok ilmuwan. Begitu pentingnya penelitian Mendel tidak disadari hingga 1900 saat penemuannya dibuka kembali oleh Hugo de Vries dan Carl Correns, setelah kematian Mendel dan 35 tahun setelah tulisannya dipublikasikan.
8. Menjadi kepala biara pada 1868
Pada 1868, Mendel ditunjuk menjadi kepala biara. Penurunan penglihatan dan menumpuknya pekerjaan atas peran barunya menghalangi Mendel untuk melanjutkan penelitiannya. Dia juga terlibat konflik dengan pihak berwenang atas usaha pungutan pajak pada institusi keagamaan. Tahun-tahun terakhir hidupnya dijalani sambil menderita penyakit infeksi ginjal. Gregor Mendel meninggal pada 6 Januari 1884 di Brno pada usia 61 tahun.
9. Dikukuhkan sebagai bapak genetika modern
Setelah peninjauan kembali atas teorinya, reputasi Mendel terus melesat. Dikombinasikan dengan teori pewarisan kromosom Boveri-Sutton oleh Thomas Hunt Morgan yang menang Nobel pada 1915, teori Mendel menjadi inti ilmu genetika klasik. Perpaduan teori Mendel dan seleksi alam Darwin selama 1930-an hingga 1940-an menghasilkan sintesa modern dari revolusi biologi. Kini Gregor Mendel dikukuhkan sebagai peletak dasar ilmu genetika dan dianggap sebagai bapak genetika modern.