istimewa
Ilustrasi petani menyiramkan pupuk cair ke tanaman
Agar tanaman cepat tumbuh dan berbuah, kebun perlu disirami dengan pupuk yang membuat tanah bernutrisi.
Salah satunya dengan pupuk hayati yang menggunakan bahan-bahan organik dari alam sehingga baik untuk kesuburan tanah dan tumbuhan.
Pupuk ini menggunakan teknologi fermentasi dengan bakteri baik yang bersimbiosis dengan tanaman.
Bakteri baik ini memberikan unsur-unsur penting yang menyuburkan tanah dan mencegah kehadiran pathogen bakteri jahat.
Alhasil tanaman yang menggunakan pupuk hayati dapat cepat berbuah, banyak jumlahnya, dan hasilnya sehat untuk dikonsumsi.
Freddy, Co-Founder Pupuk Hayati Dinosaurus menyatakan berbeda dengan pupuk kimia yang hanya melengkapi unsur tanpa menyuburkan tanah.
"Akibatnya tanah menjadi rusak dalam penggunaan jangka panjang. Seringkali, tanaman yang hanya diberi pupuk kimia akan melambat produksi panenya setelah beberapa tahun,” ujar di Jakarta,
Pupuk hayati Dinonsaurus juga berbentuk cair sehingga sangat mudah penggunaannya.
Caranya, pupuk dicairkan bersama air dengan perbandingan 1:40, lalu semprot ke tanaman dan tanah di sekelilingnya.
Penggunaannya pun cukup 2-3 kali dalam sebulan.
Namun pada pertumbuhan awal tanaman yang masih muda, penggunaannya bisa lebih intensif, yaitu sekali seminggu dalam dua bulan.
“Jika sudah memiliki tanaman yang besar namun terlihat sakit dan sulit berbuah, pupuk hayati Dinonsaurus juga dapat memperbaikinya. Siramlah dengan intensif pada tanaman, yaitu tiga hari sekali dalam dua bulan,” kata Freddy.
Freddy menambahkan, selain untuk bertanam di rumah, pupuk Dinosaurus juga sudah diaplikasikan oleh berbagai pengusaha perkebunan, serta petani lokal.
Melalui pengembangan pupuk kearifan lokal yang didukung oleh penelitian, ilmu pengetahuan dan bioteknologi, pupuk Dinosaurus berusaha untuk mewujudnyatakan kemakmuran & kesejahteraan petani Indonesia.