Idealnya, kita makan tiga hingga empat kali sehari, belum lagi ngemil di sela jadwal makan. Tapi selama Ramadan, siklus makan bakal berubah total. Cuma dua kali sehari dengan jeda hampir 13 jam tanpa makan dan minum sama sekali.
Inilah salah satu alasan kenapa banyak orang menganggap puasa sebagai salah satu cara efektif menurunkan angka timbangan. Niat diet yang cuma sekadar wacana karena bisa sembarangan comot makanan sana-sini, akhirnya bisa direm berkat puasa.
Berikut opini sejumlah orang di lingkungan kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tentang puasa bisa bikin kurus. Kira-kira benar gak sih puasa bikin kurus?
1. Benarkah puasa merupakan langkah diet efektif?
Mereka bercerita soal pengalaman pribadi masing-masing selama menjalani puasa sebulan penuh. Hasilnya, sebagian orang memang berhasil turun berat badan antara dua hingga tiga kilogram.
Ayu Fitri salah satunya. Ia mengaku bisa turun hingga dua kilogram selama berpuasa. "Menurutku fakta. Ya karena lebih ngurangin nafsu (makan) aja sih," ujarnya di kampus UNESA.
Serupa dengan Ayu, ada juga Amara Ridha yang kurusan hingga tiga kilo akibat berpuasa, walaupun setelahnya, angka timbangan kembali di angka semula.
2. Menurut pakar, semua itu cuma mitos
Meski demikian, pakar nutrisi dari University of Alabama, Amerika Serikat, Matthew Lantz Blaylock menegaskan puasa bikin berat badan turun hanyalah mitos. Mayoritas orang berpikiran bahwa puasa akan membuat kita gak makan dan minum, sehingga tubuh akan kehilangan kalori.
Faktanya, setelah buka, sebagian orang justru memasukkan kalori dalam jumlah lebih banyak. "Kalau orang puasa 13 jam sehari, tapi sisa waktu enam jam setelah buka mereka makan banyak dan tak terkontrol, itu malah bisa menyebabkan kegemukan," kata Matthew.
Pernyataan Matthew sejalan dengan pengakuan mayoritas peserta yang justru mengalami penambahan berat badan rata-rata 2-3 kilogram usai Ramadan. Salah satunya Luluk Hikmawati yang biasanya naik dua kilogram setelah puasa.
3. Gizi seimbang adalah kunci pola makan sehat selama puasa
Asupan nutrisi yang baik mengandung unsur empat sehat lima sempurna, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta, dan kalsium. Gizi seimbang akan memicu metabolisme yang seimbang pula, sehingga kebutuhan tubuh tetap terpenuhi, tapi tak berlebihan.
"Kalau mengikuti pola makan seperti itu dengan porsi yang tidak berlebihan, maka bisa menjaga berat badan atau menurunkannya," tutur Matthew.
Ia menambahkan perhitungan yang tepat adalah berdasarkan besar asupan kalori, bukan kuantitas berapa kali kita makan dalam sehari. Artinya tak masalah kalau makan sehari dua kali seperti saat puasa atau 3-4 kali seperti saat hari-hari normal, asalkan jumlah kalorinya tak berlebihan.
Rupanya kasus kenaikan berat badan yang dialami Luluk Hikmawati jadi masuk akal. Dara berusia 20 tahun itu mengaku pola makan yang selama ini dianut belum sepenuhnya sehat.
"Kalau di rumah tuh makannya banyak, pasti disediain sama orang tua," ucap Luluk. "Kalau di kost makannya pasti mie, kalau gak, ya gitu-gitu aja."
4. Manfaat baik puasa
Matthew menjelaskan secara medis, puasa memberi kesempatan untuk tubuh beristirahat, utamanya sistem pencernaan. Selain itu, proses pembuangan racun alias detoksifikasi juga terbantu karena puasa.
"Proses detoksifikasi itu agak rumit dan kompleks, puasa bisa membantu proses tersebut," ungkap Matthew.
Lebih jauh Matthew menerangkan puasa juga harus diimbangi dengan pola makan yang sehat. Dia menyarankan perbanyak konsumsi sayur dan buah, karena mengandung serat yang baik untuk detoksifikasi.
Ketika dijalankan dengan benar, puasa memang bisa menurunkan berat badan, meski hal tersebut bukanlah fungsi utama. Itulah kenapa banyak orang bilang puasa gak sekadar menahan haus dan lapar, tapi juga hawa nafsu.
Salah satunya keinginan untuk makan berlebihan atau balas dendam ketika waktu berbuka tiba, demi menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Karena sejatinya puasa merupakan kegiatan yang baik dan membawa manfaat bagi yang menjalankan.
Nah, kamu sendiri punya pengalaman naik atau turun berat badan selama puasa, nih? Bagikan di kolom komentar ya!