Mendengarkan album terbaru The Rain ibarat membaca novel

Oleh : Dimas Anugerah Wicaksono - 15 August 2016 08:00 WIB

Butuh waktu tiga tahun untuk kelompok The Rain asal Yogyakarta mengerjakan bakal album keenam mereka. Penantian tersebut segera berakhir seiring bakal dirilisnya Jabat Erat. Sebuah album yang jika disimak dengan saksama ibarat membaca sebuah novel.

Pasalnya barisan lirik dari 11 lagu yang terdapat dalam album ini terdiri dari kata-kata lugas dan puitis yang saling berpadu. Menggelitik dan mengaduk emosi pada saat yang bersamaan.

"Untuknya aku rela menulis ulang mimpi-mimpiku," senandung Indra Prasta dalam salah satu lagu merupakan contoh.

Indra mengungkapkan bahwa alasan bandnya merilis album dengan konsep tersebut karena para penggemar mereka ternyata adalah penikmat kata-kata.

"Mereka suka dengan cerita. Jadi nanti kami akan membuat lagu seperti orang bertutur. Lagu yang bercerita agar lebih bisa dinikmati," ujar Indra.

Album Jabat Erat yang diambil dari perkataan vokalis dan gitaris Indra setiap menyudahi penampilan bandnya di hadapan penonton akan dirilis pada 10 September 2016.

Sebagai pemanasan, Indra, Iwan Tanda (gitaris), Ipul Bahri (bassis), dan Aang Anggoro (drummer) meluncurkan single terbaru bertajuk "Berkunjung ke Kotamu" sejak 10 Agustus 2016.

Perilisan lagu tunggal jagoan tersebut sekaligus penanda dibukanya pemesanan untuk album mereka yang dibanderol Rp. 59.000.

Dalam rilis persnya kepada Beritagar.id, kelompok yang pertama melejit lewat lagu "Dengar Bisikku" itu mengungkapkan bahwa kehadiran Jabat Erat yang dipasarkan secara independen merupakan salah satu cara terbaik untuk merayakan perjalanan 15 tahun karier mereka.

Selama tiga tahun pembuatan album, kuartet ini telah merilis trilogi single yang dirilis setiap 18 November dalam tiga tahun beruntun, mulai dari single "Terlatih Patah Hati" bersama kelompok asal Yogya lainnya, Endank Soekamti (2013), "Gagal Bersembunyi" (2014), dan "Penawar Letih" (2015).

Jika lirik lagu diibaratkan sebuah novel, departemen bebunyian tetap dengan ciri khasnya. Memang terdengar semakin matang, namun unsur spontan dan "mentah" yang telah menjadi sumber energi band ini sejak awal terbentuk tetap dipertahankan.

Contoh terbaik bisa disimak dalam lagu "Berkunjung ke Kotamu" yang dijadikan single terbaru. Band yang tidak pernah berganti personel ini memadukan nuansa musik era 60-an dan 90-an.

"Serasa mendengarkan Koes Bersaudara yang tanpa sengaja menemukan mesin waktu di belakang studio mereka pada tahun 1964, lalu meluncur menuju tahun 1995 dan jatuh cinta di sana," demikian band ini menganalogikan musik ramuan mereka.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :