Beberapa hari terakhir, seluruh umat Muslim di muka bumi sedang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Kamu yang menjalankannya tentu sudah tak sabar menunggu momen-momen yang hanya ada di bulan Ramadan saja seperti beli takjil, sahur, dan buka bersama bareng keluarga.
Namun, bagaimana jika Ramadan tahun ini kamu harus melewatinya sendiri di kos? Walau jauh dari rumah, jangan malah membuat kamu kehilangan semangat dalam menjalankan ibadah puasa ya.
Buat pengalaman bulan puasamu sebagai anak kos menjadi lebih bermakna dengan mengikuti 6 tips berikut ini.
1. Jangan pernah melewatkan sahur
Ini nih kebiasaan buruk anak kos yang sering banget dilakukan, gak bangun pas makan sahur! Alasannya sih karena gak ada yang membangunkan saat sahur atau malah tahu waktu suhur datang, namun memilih gak makan karena kesepian.
Kamu yang lagi berjuang hidup sendirian di negeri orang, jangan sampai melewatkan sahur ya.
Sahur itu sama dengan makan pagi di hari biasa. Sangat bermanfaat untuk mencukupi nutrisimu di pagi hari dan menghindarkanmu dari yang namanya dehidrasi.
Kamu gak mau kan merasa lesu dan susah konsentrasi sepanjang hari saat kuliah atau bekerja karena melewatkan sahur begitu saja?
2. Cari takjil gratis di masjid sekitar kampus atau kos
Siapa sih yang gak suka dikasih makan gratis? Apalagi kalau dikasih ke anak kos yang notabene perlu hidup hemat di rantau orang.
Ketika bulan Ramadan, kamu pasti banyak menemukan masjid, musala, atau tempat lainnya yang menyediakan takjil dengan gratis.
Nah, manfaatkan kesempatan ini untuk mengganjal perutmu setelah puasa seharian. Uang yang tadinya diniatkan untuk membeli takjil pun bisa kamu sedekahkan atau disimpan untuk beli keperluan lain.
3. Ngabuburit dan buka puasa bareng teman biar gak kesepian
Tak ada tempat bersandar dan berkeluh kesah di rantau orang kecuali temanmu sendiri.
Daripada sendirian berbuka di kosan, mending kamu mengajak teman lain untuk buka bersama. Kalau perlu, kamu cari tempat makan yang menawarkan diskon untuk makanan berbuka puasa. Kamu pun tetap bisa merasakan suasana kekeluargaan, walau hanya ditemani oleh teman-temanmu saja.
Namun, tetap ingat untuk jangan kalap saat buka puasa ya. Tak hanya bakal jadi sumber pemborosan, berat badanmu pas Lebaran pun bakal meningkat dengan tajam.
4. Kangen dengan masakan daerah asal? Saatnya masak dan buka bersama dengan teman sedaerah di perantauan
Gak bisa dipungkiri, makanan yang sangat dirindukan saat puasa adalah makanan khas daerah, hasil tangan ibumu di rumah. Sebelum rasa rindu itu tertuntaskan, kamu bisa mengakalinya dengan cara masak bersama dengan teman-teman di perantauan yang berasal dari satu daerah yang sama denganmu.
Kebiasaan ini sih sering dilakukan oleh ikatan mahasiswa daerah di masing-masing kampus. Suguhkan suasana kampung halamanmu saat puasa di rantau orang dengan bercengkerama dengan teman sedaerah sambil makan makanan khas di tempat asal.
5. Tarawih jangan sampai ketinggalan ya!
Jangan cuma fokus ke makanan saja, ibadah merupakan hal paling penting saat Ramadan. Selain menjaga kebiasaan salat 5 waktu, biasakan diri untuk melakukan salat tarawih yang merupakan salat sunah yang hanya ada selama Ramadan.
Kalau di rumah ada orang tua yang mengingatkanmu untuk pergi ke masjid, di rantau kamu harus membiasakan diri untuk melakukannya sendirian.
Jangan sampai terlena nongkrong di tempat makan setelah selesai berbuka hingga kamu melewatkan salat tarawih begitu saja. Kalau perlu, ajak temanmu sekalian untuk tarawih di masjid atau musala terdekat.
6. Gak bisa ikut kajian langsung? Tonton di ponselmu aja!
Gak bisa ikut kajian karena waktumu di siang hari dihabiskan di kampus atau tempat kerja? Kamu masih bisa mengikuti kajian agama lewat ponsel pintarmu kok.
Sekarang, sudah banyak bertebaran video berisikan kajian agama yang bisa kamu dapatkan dengan mudah di dunia maya. Setidaknya 30 menit jelang berbuka, sempatkan untuk menonton kajian, agar ilmu agamamu semakin bertambah.
Melaksanakan puasa jauh dari orang tua dan keluarga, bukan alasan kamu jadi berleha-leha saat menjalankan ibadah puasa.
Walau tak ada orang tua yang mengontrol ibadah, asupan makan, serta kebiasaan saat Ramadan, kamu harus bisa mandiri dalam melakukannya. Jangan sampai karena tak bisa mengontrol pola makan, seusai Ramadan kamu malah jadi jatuh sakit. Siapa lagi yang bisa mengurus hidupmu di rantau orang, kalau bukan kamu sendiri, benar kan?