Saat mengajar di kelas seorang guru terkadang terpancing emosi nya oleh sikap siswa nya yang dianggap melewati batas kesabaran. Sayangnya batas kesabaran setiap orang itu berbeda, Jadi memang ada istilah guru yang emosional bagi guru yang mudah marah atau naik pitam. Sebaliknya ada juga guru yang sepertinya sabar serta ‘lunak’ di mata siswa, ia akan diam saja ketika siswa berbuat apa pun bahkan jika siswa nya ‘kurang ajar’
Sebenarnya bolehkah guru marah pada siswa? Serta dalam kondisi apa marah pada siswa itu boleh dan tidak diperbolehkan.
- Jawabannya boleh. Asal penyebabnya bukan karena harga diri guru. Guru boleh marah pada siswa karena sebagai guru ia peduli pada masa depan siswa nya.
- Silakan marah pada perilaku dan kinerja murid anda. Marah karena anda kesal atau tidak suka pada siswa anda secara pribadi atau karena faktor lain, sangat-sangat ter larang.
- Marah lah dengan melipat tangan anda ke belakang, ini untuk menghindari ‘tangan melayang’ dari guru kepada siswa nya
- atur napas dengan baik jika anda merasa sudah marah sekali
saran saya guru marah itu baik, karena berarti guru peduli namun banyak cara untuk membenahi perilaku siswa selain melalui ekspresi marah. Cara nya adalah ;
- Jika ada anak yang terus ber ulah dan membuat anda kesal, cari tahu latar belakang keluarga dan masalah yang dihadapi anak tersebut. Dijamin anda jadi punya wawasan baru tentang mengapa siswa tsb bersikap menyebalkan.
- Komunikasi dengan sesama guru untuk cari solusi dan kontak orang tua siswa sebagai cara meredakan masalah.
Sebagai guru kita semua adalah orang yang terpilih untuk bisa mengubah perilaku siswa. Betapa hasil menjadi tidak penting ketika kita bicara soal perilaku karena yang dipentingkan adalah usaha yang terencana, kerja sama semua pihak dan komunikasi yang sehat, maka tiada lagi yang namanya guru emosional yang ada adalah guru yang coba mengerti sambil perlahan membenahi siswa nya.