Pekerjaan guru dalam memotivasi siswa untuk belajar memanglah tidak mudah. Di dalam kelas dengan beragam tipe anak, juga harus membuat guru memahami bahwa satu metode yang diterapkan mungkin tidak bisa menjangkau seluruh anak. Namun, ketika guru sudah memahami konsep intrinsik dan ekstrinsik motivasi anak, maka pembicaraan atau materi dalam kelas akan menarik. Masih banyak perdebatan mengenai motivasi anak dalam kelas merupakan sesuatu yang ekstrinsik.
Hal ini memang terlihat bahwa motivasi anak dipengaruhi oleh sesuatu dari luar diri siswa seperti keinginan untuk mendapatkan nilai terbaik, agar tidak ditunjuk guru maju ke depan kelas, agar tidak dimarahi guru, ingin mendapatkan perguruan tinggi yang lebih baik dan lain-lain. Nah, hal ini yang sering dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan motivasi bagi anak. Motivasi ekstrinsik dibangun berdasarkan norma sosial di masyarakat atau lingkungan sekitar, seperti bila anak mendapatkan nilai yang buruk maka ia akan direndahkan dari lingkungannya atau keluarga, oleh karenanya sang anak akan berusaha keras agar tidak mendapatkan nilai yang buruk atau bila sang anak gagal mendapatkan perguruan tinggi negeri favorit maka sang anak mendapatkan tekanan yang sangat hebat dalam dirinya seperti perasaan malu, gengsi, sedih dan putus asa serta kemudian adanya pembebanan mental dari keluarga ataupun lingkungan sekitar. Berdasarkan contoh diatas merupakan salah satu dari ribuan contoh motivasi ekstrinsik yang tidak tepat diterapkan kepada siswa, bahwa siswa dimotivasi belajar berdasarkan adanya “ancaman”.
Sebaliknya, motivasi intrinsik dipacu berdasarkan kesenangan, minat, atau kenyamanan diri siswa. Siswa yang berhasil memotivasi dirinya untuk nyaman dalam belajar merupakan tipe karakteristik yang sulit ditemukan dalam sekolah. Siswa dengan karakteristik seperti ini merupakan siswa dewasa yang sudah memahami pentingnya belajar dan dapat membedakan dampak positif-negatif yang diterima dirinya dalam pergaulan sosial. Siswa dengan rasa keingintahuan yang besar inilah yang memiliki motivasi intrinsik yang sangat kuat. Namun, motivasi intrinsik pada siswa bukanlah sesuatu yang natural atau bakat anak saja. Hal ini dapat ditumbuhkan dalam diri siswa. Oleh karenanya, dalam artikel ini terdapat beberapa tips yang dapat guru lakukan dalam mengembangkan motivasi intrinsik siswanya untuk melejitkan potensi dan prestasi siswa baik dalam belajar maupun dalam kehidupan sosial.
Tips memancing motivasi intrinsik siswa dalam belajar adalah sebagai berikut :
Membagi pengalaman hidup anda dengan siswa anda.
Bekerjasama dengan siswa dalam pengalaman belajar
Memancing rasa penasaran siswa di setiap mata pelajaran.
Hindari penghargaan ekstrinsik seperti penghargaan karena dia ranking satu, tetapi memberi penghargaan karena dia berhasil bertanya atau menjawab apapun.
Membuat mata pelajaran unik yang bebas tanpa melihat siswa tersebut berada dalam kelas apa.
Tanyakan kepada siswa anda apa motivasinya belajar dan berilah kesempatan untuk melakukannya juga dalam kelas.
Menantang siswa untuk menemukan solusi baru.
Menyemangati siswa secara kreatif dalam menyelesaikan tugasnya.
Belajarlah dalam kelompok yang beragam.
Pujilah siswa anda dalam setiap perbuatannya.
Berikan latihan soal yang tepat dari apa yang anda ajarkan.
Berikan permainan-permainan menarik dalam setiap pembelajaran.
Temukan motivasi diri Anda dalam mengajar.
Temukan motivasi diri siswa Anda dalam belajar.
Memberikan waktu luang kepada siswa untuk menyelesaikan proses belajar.
Jelaskan, tunjukan dan praktikan materi pembelajaran Anda bersama dengan siswa.
Tambahkan energi di setiap apa yang Anda lakukan.
Tambahkan kreatifitas di setiap apa yang Anda lakukan.
Canangkanlah target yang sanggup dicapai oleh siswa Anda dan tunjukkan bagaimana cara meraihnya.
Berikan ruang terbuka untuk siswa membangun kemampuan non akademisnya.
Izinkan siswa untuk menilai dan mengukur proses belajarnya.
Timbulkan suasana kelas penuh kejujuran.
Timbulkan suasana kelas penuh dengan visi.
Bangunlah komunikasi efektif antara Anda dan siswa Anda.
Biarkan siswa yang memilih apa yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka lakukan dan bagaimana cara mereka memperoleh sumber datanya.
Bagikan cerita positif dengan siswa secara menyeluruh.
Bekerjasama dengan siswa apabila siswa memiliki masalah dalam belajar maupun kehidupan sosialnya.