Geothermal atau panas bumi merupakan salah satu sumber energy yang dapat diperbaharui (renewable) dan sustainable atau berkelanjutan. Sumber energy ini memiliki prospek menjanjikan untuk sumber energy terbarukan di masa depan. Panas bumi banyak ditemui di daerah yang memiliki banyak gunung berapi aktif, seperti Indonesia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Jepang, Filipina, Meksiko, dan Islandia.
Geothermal atau panas bumi berasal dari dalam permukaan bumi atau lebih tepatnya di bawah kerak bumi. Di bawah kerak bumi tersebut terdapat lapisan batuan yang meleleh dan sangat panas yang disebut magma. Panas tersebut terus menerus dihasilkan dan lelehan batuan panas terbentuk secara alami dari planet ini. Selain terbentuk secara alami, lelehan batuan panas tersebut juga berasal dari material radioaktif (radioactive decay) seperti uranium dan potassium. Disebutkan di paragraph pertama bahwa energy panas bumi sangat menjanjikan selain karena renewable dan sustaible, juga karena energy panas bumi memiliki kekuatan energy lebih besar dari pada minyak dan gas alam. Disebutkan bahwa jumlah panas pada permukaan bumi di kedalaman 10000 meter dapat menghasilkan energy 50000 kali lebih besar dari pada jumlah seluruh sumber minyak dan gas alam diseluruh dunia (ucsusa.org).
Data jumlah energy panas bumi dari ucsusa.org pada paragraph dua tersebut jika disinkronkan dengan jumlah penghasil panas bumi di Indonesia sungguh betapa luar biasanya bangsa Indonesia jika secara 100 % memanfaatkan energy panas bumi ini. Mengingat cadangan minyak dan gas alam semakin lama semakin menipis, maka alternative utama adalah harus segera mungkin memanfaatkan sumber daya panas bumi ini dengan sebaik mungkin.
Seharusnya dengan memanfaatkan energy panas bumi Indonesia bisa berhemat anggaran untuk sumber listrik secara besar-besar. Karena panas bumi ini tidak akan pernah habis, dia akan selalu memperbaharui dirinya sendiri. Berdasarkan data kementerian ESDM, potensi panas bumi di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik mencapai 113 Giga Watt (GW), dimana 40%-nya dimiliki oleh Indonesia, yaitu sebesar 28 GW (detik.com).
Proses Pembaharuan dan Pemanfaatan Panas Bumi Indonesia
Proses pembaharuan energy geothermal yang sering dilakukan yaitu dengan cara yang disebut "hydrothermal convection". Proses ini terjadi dengan cara air dingin sisa pemanfaatan energy geothermal, dimasukkan kembali ke dalam kerak bumi. Di kerak bumi air tersebut dipanaskan lagi secara alami yang selanjutnya akan menjadi uap. Uap atau steam ini kemudian naik kembali ke permukaan bumi (ucsusa.org). Proses yang sangat sederhana ini merupakan salah satu hal positif kenapa kita harus segera menggunakan energy geothermal ini digunakan pada pembangkit tenaga listrik.
Pemanfaatan energy geothermal dapat dibagi menjadi 3 menurut renewable-energyworld.com; yaitu, untuk menghasilkan energy listrik, penggunaan geothermal secara langsung, dan pemanfaatan geothermal untuk pompa panas. Dari 3 manfaat tersebut, kita akan fokuskan pemanfaatan energy geothermal untuk menghasilkan energy listrik pada pembahasan selanjutnya.
Pemanfaatan panas bumi Indonesia masih dibilang rendah, kenapa? Karena menurut data dari detik.com, sebagian besar listrik di Indonesia 88% lebih dipasok lewat pembangkit listrik berbahan bakar fosil, 42 % batubara, 23% BBM, dan 21% gas alam (geothermal). Sungguh miris melihat situasi ini dimana Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber energy geothermal yang sangat melimpah, yaitu sebesar 40% panas bumi di dunia. Potensi Indonesia dari panas bumi ini untuk pembangkit listrik hampir 30.000 megawatt (MW) atau 4 % saja yang masih dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia. Tidak tahu secara jelas kenapa Indonesia belum beralih secara 100% ke geothermal, padahal jelas-jelas anggaran belanja untuk listrik ini bisa dihemat secara besar-besaran.
Pemanfaatan geothermal untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan dengan cara melihat resource dari geothermal tersebut. Apabila suatu daerah yang memiliki panas bumi tersebut mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energy listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju condenser sehingga steam tersebut terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami. Kemudian apabila suatu daerah itu penghasil air panas (hot water), maka air panas tersebut harus di ubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini dialirkan menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air. Dari uap air (steam) ini proses selanjutnya sama dengan penjelasan sebelumnya.
Sekian dahulu penjelasan singkat tentang geothermal, semoga membuka wawasan kita semua. Dan semoga bangsa Indonesia segera menerapkan seoptimal mungkin energy geothermal yang sangat melimpah di negeri ini.