Berzellius mengusulkan penulisan rumus kimia zat menggunakan lambang unsur yang ditulis berdampingan. Misalnya, air dinyatakan sebagai HOH, yang lalu disingkat menjadi H2O. Usul Berzellius kemudian diterima oleh para ahli kimia dengan penyesuai penulisan, yaitu menjadi H2O.
RUMUS MOLEKUL (RM)
RM menyatakan jenis dan perbandingan atom-atom unsur dalam molekul unsur atau senyawa. Beberapa contoh penulisan rumus molekul :
Molekul |
Nama atom |
Jenis atom unsur |
Perbandingan atom2 unsur |
Rumus molekul |
Molekul unsur |
Hidrogen Fosfor Belerang |
H P S |
2 atom H 4 atom P 8 atom S |
H2 P4 S6 |
Molekul senyawa |
Amonia |
N, H |
1 atom N dan 3 atom H |
NH3 |
Glukosa |
C, H, O |
6 atom C, 12 atom H, 6 atom O |
C6H12O6 |
RUMUS EMPIRIS (RE)
RE digunakan untuk menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur dalam senyawa.
Senyawa Molekul |
RM = n(RE) |
Perbandingan atom-atom unsur |
Perbandingan terkecil atom-atom unsur |
RE |
|
Etana |
C2H6 |
C:H = 2:6 |
C:H = 1:3 |
CH3 |
|
Glukosa |
C6H12O6 |
C:H:O = 6:12:6 |
C:H:O = 1:2:1 |
CH2O |
|
Metana |
CH4 |
C:H = 1:4 |
C:H = 1:4 |
CH4 |
|
Propana |
C3H8 |
C:H = 3:8 |
C:H = 3:8 |
C3H8 |
|
Senyawa ion |
Jenis Kation |
Jenis Anion |
Perbandingan terkecil kation dan anion agar senyawa bersifat netral |
RE |
|
Natrium klorida |
Na+ |
Cl- |
1 ion Na+ dan 1 ion Cl- |
NaCl |
|
Magnesium florida |
Mg2+ |
F- |
1 ion Mg2+ dan 2 ion F- |
MgF2 |
|
Besi (II) oksida |
Fe2+ |
O2- |
1 ion Fe2+ dan ion O2- |
FeO |
|
Besi (III) oksida |
Fe3+ |
O2- |
2 ion Fe3+ dan 3 ion O2- |
Fe2O3 |
TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK
Senyawa Biner dari Logam dan Non Logam (Ionik)
Pada senyawa anoranik jenis ini, logam membentuk ion positif (kation) dan non logam membentuk ion negatif (anion). Tabel di bawah ini diberikan beberapa nama anion dan kation :
Kation Monovalen X+1 |
Kation Bivalen X+2 |
Kation Trivalen X+3 |
Kation Tetravalen X+4 |
Litium, Li+ | Magnesium, Mg2+ | Alumunium, Al3+ | Timah (IV), Sn4+ |
Natrium, Na+ | Kalsium, Ca2+ | Emas, Au3+ | Timbal (IV), Pb4+ |
Kalium, K+ | Barium, Ba2+ | Besi (III), Fe3+ | Platina, Pt4+ |
Perak, Ag+ | Timah (II), Sn2+ | Kromium, Cr3+ | |
Emas, Au+ | Timbal (II), Pb2+ | ||
Tembaga (I), Cu+ | Tembaga (II), Cu2+ | ||
Besi (II), Fe2+ | |||
Nikel, Ni2+ | |||
Platina, Pt2+ | |||
Seng, Zn+2 |
Anion Monovalen X- |
Anion Bivalen X2- |
Anion Trivalen X3- |
Anion Tetravalen X4- |
Hidrida, H- | Oksida, O2- | Nitrida, N3- | Silsilida, Si4- |
Klorida, Cl- | Sulfida, S2- | Arsenida, As3- | |
Bromida, Br- | Telurida, Te2- | Fosfida, P3- | |
Florida, F- | Selenida, Se2- | ||
Iodida, I- |
Tata nama senyawa biner dari logam dan non logam adalah sebagai berikut :
-
Penamaan dimulai dari namakation diikut nama anion, mis: AgCl (Perak klorida)
-
Untuk logam yang dapat membentuk beberapa kation dengan muatan berbeda, maka muatan kationnya dinyatakan dengan angka romawi, mis: Fe2O3 (Besi (III) oksida)
Senyawa Biner dari Unsur Non Logam dan Non Logam
Tata nama senyawa biner dari non logam dan non logam mengikuti aturan berikut :
- Penamaan senyawa mengikuti urutan berikut
B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh: HCl (nama H lalu nama Cl), ClF (nama Cl lalu nama F), PCl3 (nama P lalu nama Cl).
- Penamaan dimulai dari nama logam pertama diikuti nama non logam kedua yang diberi akhiran –ida.
Contoh : HCl (hidrogen klorida), ClF (klorin flourida).
- Tata nama IUPAC tidak perlu digunakan untuk senyawa yang memiliki nama trivial
Contoh : H2O (air), NH3 (amonia)
- Jika dua jenis non logam dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawanya maka digunakan awalan yang berasal dari bahasa latin sesuai angka indeks dalam rumus kimianya.
Contoh : CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), P4O10 (tetrafosforus dekaoksida)
1 |
= Mono |
6 |
= Heksa |
2 |
= Di |
7 |
= Hepta |
3 |
= Tri |
8 |
= Okta |
4 |
= Tetra |
9 |
= Nona |
5 |
= Penta |
10 |
= Deka |
Senyawa yang Mengandung Ion Poliatom
Poliatom Monovalen |
Poliatom Bivalen |
Poliatom Trivalen |
Amonium, NH4+
Hidroksida, OH- Asetat, CH3COO- Sianida, CN- Sianat, OCN- Tiosianat, SCN- Nitrit, NO2- Nitrat, NO3- Hipoklorit, ClO- Klorit, ClO2- Klorat, ClO3- Perklorat, ClO4- Hipobromit, BrO- Bromat, BrO3- Perbromat, BrO4- Hipoiodit, IO- Iodat, IO3- Periodat, IO4- Permanganat, MnO4- |
Karbonat, CO32-
Oksalat, C2O42- Sulfit, SO32- Sulfat, SO42- Tiosulfat, S2O32- Silikat, SiO2- Kromat, CrO42- Dikromat, Cr2O72- Manganat, MnO42- |
Arsenit, AsO33-
Arsenat, AsO43- Antimonit, SbO33- Antimonat, SbO43- Fosfit, PO33- Fosfat, PO43- |
Tata nama senyawa yang mengandung poliatom mengikuti aturan berikut :
- Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam/poliatom dan aniom mono/poliatom, maka penamaan dimulai dari nama kation diikuti nama anion
Contoh : NaOH (Natrium hidroksida), KCN (Kalium sianida), Al2(SO4)3 (Alumunium sulfat), NH4Cl (amonium klorida), (NH4)2SO4 (amonium sulfat).
Senyawa yang Bersifat Asam
Aturan yang berlaku untuk penamaaan senyawa asam adalah :
- Penamaan dimulai dengan kata “asam” diikuti nama sisa asamnya, yakni anion non logam (mono/poliatom).
Contoh : HCl (asam klorida), HCN (asam sianida), CH3COOH (asam asetat)