Sistem saraf manusia merupakan jaringan sel-sel saraf yang bertanggung jawab untuk mentransfer implus dari otak ke seluruh tubuh agar bisa menjalankan fungsi organ. Oleh karena itu, tak heran jika sistem saraf yang rusak bisa mempengaruhi fungsi tubuh. Kerusakan saraf ini bisa disebabkan oleh banyak alasan seperti cedera, penyakit autoimun, diabetes, stroke, ataupun efek samping obat.
Ciri-ciri yang menandakan Anda mengalami kerusakan saraf
1. Anda merasakan kebas atau mati rasa
Anda merasakan kebas seperti mati rasa, kesemutan, atau rasa terbakar yang menyebar di sekitar tangan dan kaki, terutama di bagian jari-jari. Jika Anda merasakan gejala tersebut ketika sedang tidur dan bersifat sementara, hal ini masih relatif wajar. Tetapi jika Anda merasakannya berulang dan jangka waktu yang lama, segera konsultasikan ke dokter.
2. Sulit untuk bergerak
Kerusakan saraf bisa menurunkan aliran darah ke bagian tubuh tertentu, oleh karenanya Anda akan merasakan kekakuan yang menyebabkan sulit bergerak. Menurut R. Glenn Smith, MD, PhD, seorang ahli saraf di Houston Methodist, jika kerusakan saraf terjadi di saraf motorik maka akan menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan. Gejala ini bisa juga memberikan sinyal jika ada masalah serius yang membutuhkan tindakan cepat, misalnya stroke.
3. Kaki terasa sangat nyeri
Jika Anda merasakan sakit yang teramat sangat secara terus menerus, rasa panas, atau kesemutan yang dimulai di punggung bagian bawah dan menjalar ke bagian kaki, bisa jadi Anda merasakan linu panggul. Hal ini menandakan jika saraf siatik Anda sedang tertekan atau rusak, entah akibat jatuh atau lelah pada tulang belakang.
4. Kehilangan keseimbangan
Anda sering merasa hilang keseimbangan? Seperti tiba-tiba tersandung atau bahkan jatuh? Hal ini menandakan jika ada kerusakan saraf akibat kurangnya koordinasi. Namun, kemungkinan bisa jadi ini merupakan tanda-tanda Parkinson, yaitu kerusakan yang terjadi pada sel-sel saraf di bagian otak.
5. Sering buang air kecil
Kerusakan saraf bisa juga sebagai sinyal jika kandung kemih Anda sedang mengalami kerusakan. Akibatnya, Anda jadi sering buang air kecil. Terlebih jika Anda melahirkan anak secara normal atau memiliki diabetes, maka Anda lebih berisiko mengalami kerusakan saraf.
6. Sering sakit kepala
Jika Anda mengalami sakit kepala yang terjadi secara berulang dan dalam waktu yang tidak sebentar, kemungkinan Anda terkena occipital neuralgia yaitu suatu kondisi yang bisa terjadi karena saraf di leher Anda terjepit. Segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisi saraf di bagian otak.
7. Mengeluarkan keringat berlebih
Jika Anda mengeluarkan keringat berlebih atau terlalu sedikit mengeluarkan keringat tanpa ada jelasan yang jelas, bisa jadi ini adalah sinyal informasi kalau saraf yang membawa informasi dari otak ke kelenjar keringat sedang terganggu.
8. Respon otak melambat
Saraf sensorik seharusnya memberi tahu otak Anda jika ada hal-hal yang berbahaya dan mengancam. Namun dalam hal ini, saraf sensorik justru tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Misalnya Anda mengalami luka bakar, sayatan, atau trauma karena tidak menyadari jika sudah menyentuh sesuatu yang panas, tajam, atau hal yang tidak membuat Anda nyaman.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami kerusakan saraf?
Jika Anda mengalami beberapa tanda-tanda yang sudah disebutkan diatas, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
1. Konsultasi ke dokter
Dokter adalah teman terbaik Anda untuk mengobati kerusakan saraf. Jadilah pasien yang kooperatif, caranya dengan menjawab semua pertanyaan umum yang diajukan dokter seperti bagaimana rasa nyeri yang dirasakan, seberapa lama merasakan rasa nyeri, dan seberapa berpengaruh terhadap aktivitas keseharian, Anda telah membantu dokter untuk menentukan penyebab rasa sakit dan bagaimana cara mengobatinya.
2. Obat-obatan bebas untuk nyeri saraf
Ada berbagai jenis obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas di pasaran. Obat ini sering digunakan sebagai obat pertama untuk mengurangi atau menghentikan nyeri saraf. Komponen dalam obat nyeri biasanya mengandung nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) atau acetaminophen. Beberapa obat pereda nyeri ini beragam bisa dalam bentuk krim, gel, salep, minyak, atau semprotan yang diterapkan pada kulit di atasnya daerah yang dirasakan sakit atau nyeri
3. Pengobatan alami untuk nyeri saraf
Beberapa orang dengan nyeri saraf melakukan pengobatan dengan cara lain, seperti melakukan pengobatan komplementer atau alami. Sebagai contoh, melakukan akupuntur yang bisa membantu penyembuhan nyeri saraf. Ada juga beberapa orang yang mengonsumsi suplemen makanan (seperti vitamin B-12). Namun, Anda dan dokter harus mendiskusikan penggunaan perawatan ini terlebih dahulu untuk memastikan jika cara alami ini tidak mengganggu terapi medis lain yang mungkin sedang Anda jalani.
4. Menerapkan gaya hidup sehat
Meskipun pengobatan dokter bisa mengurangi nyeri saraf, namun kebanyakan dokter setuju bahwa ketika pasien berkomitmen untuk menerapkan gaya hidup yang sehat seperti olahraga, diet yang benar, dan menjaga berat badan akan meningkatkan peluang untuk mengontrol rasa sakit lebih lanjut.