Perjalanan kimia sebagai salah satu ilmu pengetahuan alam yang paling penting dalam kehidupan manusia memang begitu kompleks. Kamu bahkan wajib mengetahui lambang unsur zaman alkimia untuk memahami jika dasar-dasar ilmu kimia sudah dikenali sejak ribuan tahun. Kendati berbeda dengan kimia modern, alkimia tetap memberikan sumbangsih besar pada sains masa kini.
Sebelum melangkah ke lambang unsur zaman alkimia, tahukah kamu kalau kata alkimia ini berasal dari bahasa Arab yakni al-kimiya atau al-khimiya yang mungkin dipengaruhi oleh kata khumeia dari bahasa Yunani. Khumeia bisa berarti mencetak bersama atau melebur. Namun ada juga yang mengaitkan dengan kata Al Kemi yang bermakna seni sihir Mesir kuno.
Dua tujuan besar alkimia adalah berusaha untuk menciptakan batu bertuah yang mengandung zat ajaib agar bisa mengubah logam biasa menjadi emas. Sementara tujuan lain adalah menciptakan panacea universal, obat yang dapat memperpanjang usia dan mengobati seluruh penyakit. Hal ini membuat alkimia sebagai bentuk protosains karena cuma melibatkan spekulasi.
Para ahli alkimia dianggap sebagai ahli pseudosains dan meyakini seluruh materi di alam semesta ini terdiri atas empat unsur. Untuk itulah lambang unsur zaman alkimia dibedakan menjadi tanah, udara, api dan air yang bersentuhan dengan mistisisme serta sihir. Pada masa itu, para ahli alkimia sepakat bahwa emas adalah upaya kesempuraan dalam hirearki tertinggi.
Ahli-ahli alkimia yakin bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan sempurna yang disimbolkan sebagai emas, zat paling sempurna. Sehingga mereka berusaha mengubah logam apapun menjadi emas untuk membantu alam semesta. Tak heran kalau akhirnya lambang unsur zaman alkimia untuk emas adalah lingkaran yang melambangkan kesempurnaan itu sendiri.
Keterkaitan alkimia dengan astrologi pun tak bisa dipisahkan karena mereka meyakini bahwa tujuh planet dalam Tata Surya melambangkan logam-logam tertentu. Sehingga lambang unsur zaman alkimia menyebutkan kalau matahari adalah perwakilan dari emas, bulan sebagai perak, mars adalah besi, venus menjadi tembaga dan merkurius merupakan raksa.
Ada alasan tersendiri kenapa para ahli alkimia menggunakan lambang unsur. Karena bentuk-bentuk gambar yang berbeda ini dianggap mempermudah cara penulisan dan penjelasan kepada orang lain. Tak heran kalau lambang unsur zaman alkimia yang dikenal sejak 2-7 Masehi dan berusia ribuan tahun merupakan hal penting yang wajib kamu tahu dalam kimia modern.
Jika alkimia barat lebih fokus untuk mengubah logam menjadi emas, alkimia justru berkembang jadi kimia modern lewat ilmuwan-ilmuwan Islam. Salah satunya Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Razi (Rhazes) yang menemukan teknik penyulingan hingga pencampuran asam nitrat dan asam klorida yang bisa melarutkan logam termulia, emas.
Adalah Gerbert of Aurillac atau Paus Silverster II yang menjadi salah satu alkimia Eropa zaman pertengahan yang membawa ilmu pengetahuan Islam ke dunia barat. Hanya saja perkembangan ini kemudian semakin bersifat asimilatif hingga pada akhir abad ke-13, alkimia berkembang menjadi sistem keyakinan yang hampir terstruktur sebelum akhirnya runtuh pada abad ke-18.
Keruntuhan alkimia ini pun membuat kimia modern muncul dan menjadikan lambang unsur zaman alkimia sebagai peninggalan peradaban kuno. Alkimia hanya dianggap sebagai takhayul karena lemah dan kalah dari fisika serta kimia yang mampu menjelaskan waktu alam semesta. Namun meskipun begitu, kamu harus tetap mempelajarinya agar tahu betapa kayanya ilmu kimia.