Home » Kongkow » WOW » Wow! Demi Atasi Masalah Lingkungan, Mahasiswa Brawijaya Bikin Plastik Berbahan Kulit Pisang

Wow! Demi Atasi Masalah Lingkungan, Mahasiswa Brawijaya Bikin Plastik Berbahan Kulit Pisang

- Minggu, 24 Desember 2017 | 11:10 WIB
Wow! Demi Atasi Masalah Lingkungan, Mahasiswa Brawijaya Bikin Plastik Berbahan Kulit Pisang

Tahun-tahun terakhir ini, sampah plastik sudah jadi pembicaraan serius di level pemerintah dunia. Tumpukan plastik-plastik yang tidak bisa terurai hingga puluhan sampai ratusan tahun, semakin memenuhi permukaan bumi ini. Meski jelas-jelas buruk dampaknya terhadap lingkungan, gaya hidup kita sepertinya sangat sulit dipisahkan dari kenyamanan kantong plastik untuk belanjaan atau kemasan plastik untuk take away makanan. Berbagai himbauan sampai program plastik berbayar, sepertinya sudah tak lagi mempan.

Berangkat dari keresahan tersebut, sekelompok mahasiswa dari Universitas Brawajiya mungkin berpikir jika memang susah dikurangi, bahan plastik harus diganti agar bisa terurai. Anak-anak muda gemilang harapan bangsa ini berhasil membuat plastik ramah lingkungan dari olahan kulit pisang. Kulit pisang?! Kok bisa ya kepikiran begitu? Bagi yang penasaran, baca selengkapnya deh ulasan berikut ini!

Namanya BIOKUPING, plastik berbahan kulit pisang yang ramah lingkungan ini bisa terurai dalam waktu sebulan saja

Lima mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya membuat suatu penemuan yang cemerlang. Mereka berhasil menciptakan plastik ramah lingkungan yang bisa terurai dalam waktu sebulan saja. Kualitasnya atau kuatnya pun bisa bersaing dengan plastik yang selama ini ada di pasaran. Lima mahasiswa yaitu, Rizki Septian Candra K., Himawan Auladana, Neno Retnowati, Abis Rinaldi dan Sellyan Lorenza Orlanda Putri bahkan masih tergolong mahasiswa angkatan muda. Penemuan plastik ramah lingkungan itu mereka beri nama Bio Plastik Kulit Pisang (BIOKUPING).

Plastik ini dibuat dengan menghaluskan kulit pisang dengan campuran glycherol dan chitosan. Kandungan pati atau starch alami dalam kulit pisang yang cukup tinggi sekitar 27%-30%, memang membuatnya cocok untuk jadi bahan dasar plastik. Bakteri dan biotin juga ditambahkan supaya proses penguraian bisa berlangsung lebih cepat.

Penemuan BIOKUPING menjadi jawaban atas masalah sampah plastik yang merusak lingkungan, katanya cara bikinnya pun relatif sederhana nih

Seperti yang kita ketahui bersama, sampah plastik itu butuh bertahun-tahun sampai berabad-abad untuk terurai habis dan menyatu dengan tanah. Sebelum itu ya plastik-plastik ini hanya akan teronggok jadi sampah yang menanggu pemandangan dan jadi sarang penyakit. Faktor susah terurai itu juga-lah yang menyebabkan jumlah sampah plastik hanya akan bertambah dari tahun ke tahun. Kalaupun dibersihkan dan dikumpulkan, harus dibakar untuk hilang sepenuhnya. Hasil pembakaran itu juga jadi polusi. Maka dari itu inovasi plastik ramah lingkungan seperti kreasi mahasiswa-mahasiswa Brawijaya ini, sangat penting dan dibutuhkan bagi keberlangsungan lingkungan. Yang lebih menakjubkan ternyata proses pembuatannya cukup sederhana lho. Hanya dengan campuran kulit pisang dengan beberapa tambahan bahan lain yang cukup mudah didapat.

Selain proses pembuatannya yang cukup mudah, bahan bakunya juga berlimpah. Mahasiswa-mahasiswa ini sudah bekerjasama dengan perusahaan snack pisang untuk menjaga pasokan kulit pisangnya

Selain bisa terurai dengan cepat, penggunaan kulit pisang ini juga bentuk pemanfaatan limbah yang smart. Kulit pisang ternyata tidak cuma bisa dibuang tapi bisa dimanfaatkan lebih jauh untuk kemaslahatan bersama. Mahasiswa-mahasiwa Brawajiya bahkan sudah bekerjasama dengan pabrik pembuat snack pisang di Gondanglegi, Malang yang tiap harinya menghasilkan 100-200 kg limbah kulit pisang. Jadi ya nyari kulit-kulit pisangnya nggak perlu mengais tempat sampah juga sih…

Lihat saja bagaimana sampah kita sehari-hari sebenarnya sangat sulit diurai. Kita butuh lebih banyak inovasi cemerlang seperti BIOKUPING ini

Kehidupan modern memang penuh kenyamanan, tapi seringkali dengan mengorbankan lingkungan. Lihat saja gambar di atas yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk sampah kita sehari-hari terurai. Mulai sekarang kita harus bisa ikut mempertimbangkan faktor ini tiap kali dapat plastik dari minimarket, beli minuman take away di Starbucks, atau membuang botol air mineral. Ya pasti memang tidak mudah, tapi harus segera diupayakan.

Nah BIOKUPING ini sudah terbukti bisa terurai sebanyak 75% hanya dalam hitungan 22 hari. Itu pencapaian hebat lho. Penemuan mahasiswa Brawijaya ini juga sudah dipatenkan dan akan segera disebarluaskan. Bukan cuma pengganti atau plastik versi ramah lingkungan, kita butuh banyak inovasi untuk menggantikan berbagai barang yang merusak lingkungan tapi selalu dipakai sehari-hari.

Wah penemuan kakak-kakak Mahasiswa Universitas Brawijaya luar biasa banget! Semoga saja produksi plastik berbahan kulit pisang ini bisa berjalan dan disokong penuh oleh pemerintah deh. Mungkin kita ketinggalan jauh dengan teknologi negara lain karena pemerintah masih kurang serius merawat bakat-bakat brilian dan orang-orang hebat yang ada di negeri kita sendiri. Semoga ke depannya banyak penemuan penting dilakukan oleh generasi penerus ini deh….

Cari Artikel Lainnya