Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal. Dikatakan hipertensi bila tekanan darah melebihi 140/90 mmHg.
"Hipertensi menjadi pembunuh nomor satu di dunia sebab penyakit ini menjadi faktor risiko beberapa penyakit berbahaya," ujar dr.Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH saat ditemui dalam acara 'Fighting Hypertension At All Level of Care' di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Februari 2016.
Ia menambahkan hipertensi jika berkelanjutan dapat meningkat risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung. Risiko komplikasi akan meningkat dengan adanya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti kadar kolesterol dan diabetes. Berikut beberapa penyakit diakibatkan stroke yang perlu Anda ketahui.
1. Stroke
Stroke merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.
2. Gagal jantung
Gagal ginjal dapat terjadi akibat tekanan darah yang terlalu tinggi, memaksa otot jantung bekerja lebih berat, dan memompa darah. Akibatnya terjadi pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi.
"Penyakit jantung diakibatkan kegemukan, tingginya kadar lemak dalam tubuh, merokok, penyakit gula darah, serta hipertensi menduduki peringkat teratas," ujar dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), FIHA, pendiri Indonesian Society of Hypertension (InaSH).
3. Gagal ginjal
Tingginya tekanan darah mengakibatkan pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan mengakibatkan pembuluh rusak. Hipertensi menghambat proses penyaringan dalam ginjal dan mencegahnya bekerja dengan baik.
Kondisi ini dapat merusak ginjal karena menekan pembuluh darah kecil dalam organ tersebut. Akibatnya fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal.
"Gangguan fungsi ginjal akibat hipertensi bisa berupa penyakit ginjal akut, ginjal kronis, dan gagal ginjal. Hipertensi salaaah satu faktor risiko meningkatkan kematian pada pasien hemodialisis," tambah dr. Tunggul.